CDLM 7

60 17 0
                                    

Happy reading preenn!!
Makasih yang sudah setia di sini, yang penting jangan setia sama yang nulis🤗

SMAI Sunan Giri sekarang sedang di hebohkan dengan rumor Raihan dan Marsha. Banyak yang menggosipkan bahwa Raihan sedang dekat dengan Marsha. Dengan adanya rumor tersebut, Marsha mengambil kesempatan untuk mendekati Raihan, seakan membenarkan gosip tersebut.


Raihan, Husain, Vino sedang berjalan menuju kantin untuk membeli makanan.

“Han, Sen, nitip gak?” tawar Vino.

Raihan dan Husain mengeluarkan selembar uang dan memberikan pada Vino.

“Samain aja.” Husain dan Raihan menduduki kursi di tempat biasanya mereka berkumpul.

“Oke, tunggu bentar!” Vino melangkah pergi dari mereka menuju keramaian stand penjual nasi goreng. Sedangkan Raihan sedang mendengarkan obrolan para cewek-cewek yang jaraknya tidak jauh dari tempat duduknya.

“Eh, bener gak, sih, yang kata anak-anak itu. Tentang Raihan sama Marsha,” tanya salah satu cewek.

“Iya, mereka kelihatan deket banget, 'kan, setelah ikut lomba akustik kemarin,” timpal cewek lainnya.

“Tapi, 'kan  Raihan bukannya murid yang paling disanjung sama guru, paling bagus soal keagamaan. Kok dia bisa pacaran, ya?” bisik cewek lainnya.

Raihan menoleh pada segerombolan cewek-cewek yang sedang bergosip. “Sorry, tapi gua engga pacaran sama Marsha,” jelas Raihan dengan muka kesal.

Cewek-cewek itu seketika terdiam.
“Udahlah Han, biarin saja, kayak gak tau cewek aja!” Husain mengelus-elus punggung Raihan.

Tak lama setelahnya, Vino datang dengan tangan yang dipenuhi makanan serta minuman yang ia bawa.

“Asek, dah dateng! Makan dulu, Han, gak usah dipikirin” Husain menyodorkan nasi goreng dah es teh kotak untuk Raihan.

Vino mengode Husain dengan menyipitkan matanya pada Raihan yang menandakan bertanya ada apakah dengan Raihan. Husain menyeret kursinya mendekat pada Vino. “Biasa lah, ada yang gosipin Raihan,” bisik Husain. Vino hanya mengangguk.

Dengan jarak tiga meja dari mereka, Zahwa sedari tadi hanya mengaduk-aduk minumnya. Pandangannya terfokuskan pada satu lelaki.

“Raihan!” teriakan tersebut sangat menggelegar hingga satu kantin terdengar.
Zahwa sadar akan lamunannya, mencari sumber suara tersebut.

“Emang udah jadian gak, sih, mereka?” decak Zahwa dengan muka yang ditekuk.

Kedua sahabatnya mengangkat bahunya, tanda tak mengerti. “Udah lah, ngapain, sih, kepoin mereka,” ucap Alda. Padahal dalam hatinya, ia juga merasa ingin tahu. Ia sering sekali melihat status WhatsApp milik Marsha yang memotret Raihan diam-diam. Entah itu memang disengaja Marsha untuk memanas-manasi Alda atau Marsha mempunyai alasan tersendiri.

°°°

“Turun, susul aku ke depan.” Alda kaget ketika tiba-tiba Raihan mengirim pesan tersebut. Sampai-sampai ia membaca nama kontak, apakah benar pesan ini dari Raihan. Sepertinya memang tidak salah lihat. Dengan tergesa ia menuruni tangga dan membuka pintu rumahnya. Namun, tak ada siapa-siapa di depan rumahnya. Ketika ia akan menutup kembali pintunya, ia tersadar, terdapat sebuah tote bag yang dikaitkan di gagang pintu sebelahnya. Terdapat tulisan namanya di sana. Gadis itu membuka tote bag tersebut di dalam kamarnya. Alda mengernyitkan kedua alisnya sekaligus senang. Ia mendapatkan boneka ubur-ubur berwarna merah jambu dengan raut wajah senang. Boneka tersebut jika dibalik akan berwarna biru dan memiliki raih wajah marah. Di dalam tote  bag tersebut tak hanya ada boneka, tapi terdapat sebuah kertas ucapan yang menuliskan ‘semoga suka, by R’.

Membaca surat itu, Alda pun segera mengirim pesan pada Raihan.

“Ini kamu yang kirim?”

“iya” jawabnya singkat.

“makasih!” Alda meletakkan boneka tersebut di sebelah bantalnya.

°°°

Selesai pelajaran olahraga, Alda dan Ara menuju kantin untuk membeli air mineral, sedangakn Zahwa langsung menuju kelas. Zahwa memang sengaja menyuruh mereka pergi ke kantin dan ia pergi ke kamar mandi, karena biasanya para siswa berebut kamar mandi untuk mengganti pakaian.

Selesai mereka berdua membeli minuman, mereka langsung pergi menyusul Zahwa. Namun, mereka terhenti dengan kedatangan Raihan dan dua sahabatnya.

“Suka?” tanya Raihan pada Alda.

Rasa kaget menyerang tiba-tiba pada tubuh Alda. Alda hanya menganggukkan kepalanya tanpa melihat wajah Raihan.

“Makasih,” balasnya. Raihan langsung berjalan melewati Alda dan Ara diikuti Vino juga Husain yang membututi dari belakang.

“Cie Raihan merah pipinya,” goda Husain menoel pipi Raihan. Raihan merasa geli dengan perlakuan Husain.

Ara yang sedari tadi disamping Alda hanya celingukan pada sikap saudara dan sahabatnya. “Ada apa, sih, Al?” tanya Ara penasaran.

“Raihan cuma kasih aku boneka,” jawabnya. Ara membulatkan matanya, tak menyangka saudaranya bisa seperti ini. 
Ara yang terkejut langsung menyenggol-nyenggol lengan Alda. “Tanda apa, tuh, Al?” goda Ara cengar-cengir.

“Apaan, sih,” Alda melangkah lebih cepat meninggalkan Ara.

Tiba-tiba, Marsha menghadang jalan Alda. “Ngapain lo sama Raihan?” tanyanya ketus.

“Gak usah ganjen, gak usah baper, dan Lo gak usah deket-deket Raihan! Raihan punya gue!” ucap Marsha penuh penekanan setiap kalimatnya. Marsha melewati Alda dengan lirikan tajam padanya. Ara yang melihat tersebut dari jauh, segara menghampiri Alda.

“Diapain kamu sama dia?” tanya Ara kesal melihat tingkah Marsha.

“Gak papa. Biasa lah, gak jelas,” ucap Alda tetap terlihat tenang.

“Eh, Sha, kamu pacaran gak, sih, sama Raihan?” tanya Amel, anak paling kepo di sekolahnya.

“Ya, gitu deh,” Marsha langsung melangkah pergi meninggalkan Amel.

“Jadi beneran?” tanya Amel histeris tak percaya.

Marsha tersenyum puas. “Walaupun begitu, banyak yang lebih percaya kalau gue sama Raihan pacaran. Gue berhasil,” batinnya bahagia.

Klik tombol bintang nya ya pren, aku maksa!
Btw jangan gedek Ama Marsha ya

CUKUP DI LAUHULMAHFUZ(SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang