Bab 13

90 14 5
                                    

Haloo pren, habis ini end nih 🙂
Tombol bintang ya jangan lupa pencet

Ara bersiap-siap untuk pergi ke rumah Marsha. Dia pun sudah membeli sebuah vitamin untuk diberikan ke Marsha. Terakhir, Ara  mengenakan sepatu hitam dengan gambar bintang di bagian mata kaki. Ara memesan ojek online untuk berangkat ke rumah Marsha. Kurang lebih 3 kali, Ara mengetok pintu rumah tersebut, akhirnya dibukakan oleh Melisa.


“Ada apa, ya?” tanyanya ketus.

“Ini Tante, kita bawa vitamin titipan dari ummanya Raihan,” jelas Ara.

“Masuk,” titah Melisa mulai ramah.

“Saya boleh langsung ke kamar Marsha gak, Tante?” izin Ara.

“Naik aja,” tuturnya mempersilahkan Ara masuk.

“Assalamualaikum, Sha,” sapa Ara ramah.

“Eh, ngapain ke sini? Sama siapa?” tanya Marsha cuek.

“Ini aku Cuma mau kasih titipan dari umma Raihan. Tadi aku kesini sendiri,” jawab Ara mencoba seramah mungkin.

“Sha, aku turut prihatin, ya, dengan kondisi kamu. Aku gak tahu kalau sepupu aku kayak gitu. Kamu terus minum vitamin, ya.” Ara memeluk Marsha dan mengelus-elus punggung Marsha. Sedangkan mata Ara celingukan mencari keberadaan ponsel milik Marsha.

“Yaudah, lo tunggu sini ya, gue buat minum dulu.” Ara hanya membalas dengan senyuman.

Setelah Marsha benar-benar turun, Ara langsung mengotak-atik gawai milik Marsha yang sengaja di tinggalkan di atas kasurnya. Dengan cepat, gadis ini menyalin semua file milik Marsha ke handphone miliknya. Bertepatan Marsha memasuki kamarnya, untung saja semua rencananya berjalan mulus. Setelah cukup lama berbincang, Ara pun berpamitan untuk pulang.

°°°

Pulang dai rumah Marsha, Ara pun langsung menuju rumah Vino untuk menunjukkan file tersebut. Banyak beberapa foto mesra  Marsha dengan lelaki yang disematkan kontaknya oleh Marsha.

“Coba kita cari akun facebooknya,” usul Husain pada teman-temannya.

“Pinter lo, Sen.” Husain langsung mencari nama yang tertulis di kontak tersebut pada laptopnya.

“Tapi kita pakai akun utama? Engga pakai akun palsu aja?” tanya Ara meyakinkan.

“Jadi, kita pakai akun palsu, gitu? Namanya siapa? Fotonya siapa?” tanya Husain sekaligus.

“Ya iyalah, kita pake nama cewe aja terus fotonya pakai foto kakaknya Raihan aja,” ujar Ara sambil mencari foto kakak sepupunya.

“Hmm, oke deh,” jawab Husain.

Setelah mereka berhasil registrasi, mereka pun mulai mencari akun lelaki Marsha tersebut. Muncul beberapa nama yang sesuai, ia mengecek satu persatu akun tersebut. Setelah cukup lama mencari akun facebook milik lelaki Marsha, mereka pun menemukan salah satu akun yang mereka duga itu adalah akun milik lelaki Marsha.

“Apa ini ya akunnya?” tanya Husain pada semua temannya.

“Coba lihat foto-foto nya,” ujar Ara sambil mengamati akun tersebut.

Setelah mereka melihat-lihat isi akun facebook tersebut, mereka akhirnya yakin bahwa itu adalah akun lelaki Marsha yang diduga pelakunya.
“Eh, ini ada foto Marsha,” ucap Husain.

“Berarti bener ini akunnya, Sen” jawab Ara terlihat girang.

“Coba kita chat, siapa tau direspon,” ucap Vino memberikan saran.

“Hmm, oke deh,” jawab Husain sambil mencoba mengirim pesan pada lelaki itu.

Setelah sekian lama menunggu balasan dari lelaki tersebut, akhirnya dibalas oleh lelaki tersebut.

“Hai, salam kenal namaku Barra,” balasnya terlihat ramah.

“Halo, salam kenal juga namaku Nasya,” Husain kembali membalas

“Eh, kamu sekolah apa Uda lulus?”

“Aku masih sekolah, sih, kalau kamu?”

“Aku udah lulus sekolah,sekarang kuliah."

“Ohh iya, kamu tinggal di mana?”

“Aku tinggal di Jl. Bunga matahari no. 64 ngekost sih aku,kapan-kapan main dongg ke kost an aku."

“Boleh, kapan-kapan ya.”

Setelah itu mereka melanjutkan melihat-lihat satu persatu foto dan video Marsha yang telah disalin Ara.

“Dengan ini kita punya bukti yang kuat,” ucap Ara.

“Tapi kenapa Raihan yang dituduh menghamili Marsha?” tanya Vino.

“Katanya Marsha sendiri yang bilang kalau Raihan lah yang melakukannya,” jawab Husain.

“Hmm, apa gara-gara Marsha sedang deket sama Raihan? Atau Marsha gabisa jawab sejujurnya?” tanya Vino.

“Waduh pertanyaanmu kemana-mana Vin,” jawab Husain.

“Hehehe,” tawa Vino.

“Marsha kok mau, ya, temenan sama anak yang udah kuliah?” tanya Ara.

“Ya, mungkin karena sesuatu hal gitu yang bisa bikin mereka saling kenal,” jawab Husain.

°°°

Husain dan Vino berangkat untuk mencari lokasi kost an baru Barra. Setelah berkeliling cukup jauh, mereka menemukan titik tempat tersebut. Ia bertanya-tanya pada pemilik kost.

“Bu, di sini apa ada yang bernama Barra?” tanya Vino.

“Gak ada sih.”
Kedua lelaki tersebut mengernyit, Vino menunjukkan foto Barra pada ibu kost.

“Ini Bu orangnya,” jawab mereka sambil menunjukan sebuah foto.

“Oh, Bagas, ini ada,” ujar ibu kos tersebut.

“Yaudah, Bu, terimakasih.” Vino dan Husain berpamitan pulang.

“Berati emang bener, Vin. Cuma, dia ngubah nama aslinya,” kata Husain.

CUKUP DI LAUHULMAHFUZ(SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang