Seorang pemuda cantik berambut hijau sedang termenung di bangku terminal. Yamaguchi Tadashi, itu namanya, anak tunggal dari keluarga Yamaguchi, salah satu keluarga paling berpengaruh di Jepang. Tuan muda Yamaguchi yang terhormat, berbudi luhur, dan berparas di atas rata-rata.
Kulitnya putih, sehalus sutra. Rambutnya hijau tua, menyegarkan bagai daun pohon beringin yang setia melindungi orang terdekatnya. Matanya bulat, maniknya memiliki kilau permata yang membuat semua orang rela berkorban untuknya. Garis wajahnya lembut, kentara bahwa ia tidak pernah marah. Terakhir, daya pikatnya yang tidak bisa diabaikan, taburan freckles yang memperparah efek pesona dan kharismanya, nyaris tidak ada yang tidak jatuh ke dalam pribadinya.
Di bangku terminal, Tadashi tengah merengut dan kesal. Masalahnya, teman-teman kesayangannya, yang berkata akan pulang hari ini dengan kereta, sudah telat dua setengah jam dari perhentian kereta yang seharusnya.
"Tadashi!" Dua orang pemuda, yang satu pendek dengan rambut jeruk, yang satu lagi setinggi Tadashi, rambutnya biru tua.
"Shoyou! Tobio!" Tadashi menghela napas lega. Orang yang ditunggu-tunggunya datang juga. Dia dengan cepat mendekati mereka, memukul pelan kepala duo itu, kemudian berkata, "Kalian ini! Aku sudah khawatir sekali, kenapa baru datang jam segini? Sudah telat dua jam, tahu!"
Yang berambut biru tua, Kageyama Tobio, berusaha membela diri. "Bukan salahku! Si Hinata boke ini yang tersesat dan hilang, makanya harus kucari!"
Hinata Shoyou, pemuda berambut jeruk itu mendelik tidak terima, "Bohong! Yang ada kau yang hilang, Tobio! Dari dulu, yang tersesat selalu kau tahu! Mana tidak mau mengaku! Dasar Bakageyama!"
Kedua pemuda itu bertengkar, seperti biasanya, dan kepala Tadashi menjadi pusing. "Sudahlah, yang penting kalian berhasil sampai dengan selamat tanpa bantuan orang lain! Aku bangga, teman-temanku ternyata sudah bisa naik kereta sendiri dari Miyagi sampai Tokyo!" Dia tersenyum manis. "Omong-omong, kalian seharusnya jangan terlalu sering bertengkar, kalian kan sepasang kekasih! Seharusnya kalian saling membagi kasih sayang satu sama lain dong, kekasih masa malah berbagi ejekan."
Tobio dan Shoyou saling pandang, kemudian buang muka sembari cemberut. Tadashi tersenyum kecil, telinga mereka berdua memerah, ternyata Tadashi sudah tahu hubungan mereka. Padahal mereka merasa sudah menyembunyikannya dengan baik.
"Sudah, ayo kembali! Hari ini kalian menginap di rumahku saja ya! Aku kangen, tahu!" Tadashi mengapit kedua temannya, kemudian menyeret mereka keluar stasiun, ke tempat di mana supirnya menunggu.
*
"Tadashi! Tobio tidak mau main voli denganku lagi!" Shoyou merengek, air matanya turun dan memeluk Tadashi, bagai anak koala kepada induknya.
"Boke! Hinata boke! Mainnya tukang lapor!" Tobio mendekati Shoyou dan Tadashi, melepas paksa pelukan Shoyou kepada Tadashi, kemudian memarahinya.
"Teman-teman, jangan bertengkar!" Tadashi memegang bahu keduanya, "Shoyou, Tobio mungkin tidak maksud begitu. Lalu, Tobio, coba jangan terlalu tsundere! Sudah tahu Shoyou itu nggak peka, masih saja! Aku sudah pernah bilang padamu, kan?"
Ting!
Tadashi menoleh ke pintu keluar halaman, ada seorang pelayan di sana, anak konglomerat itu berkata sopan, "Oba-san, tolong pintu masuknya dibuka. Itu mungkin teman saya. Kalau benar, tolong langsung antar ke sini, ya. Terimakasih, Oba-san." Tadashi tersenyum manis.
"Baik, Tadashi-sama." Pelayan itu membungkuk, kemudian beranjak untuk melakukan permintaan tuan mudanya.
Tak lama, pelayan itu kembali dengan dua orang pemuda mengikutinya.
Shoyou langsung tersenyum dan menyambut salah satunya, yang berambut gradasi pirang dan cokelat. "Kenma! Lama tidak bertemu! Apa kabar?"
Orang yang dipanggil Kenma ikut tersenyum kecil, "Shoyou! Kau sudah kembali! Tadashi, kenapa tidak bilang dari kemarin kalau Shoyou akan pulang?" Mata redupnya langsung menyala ketika bertemu dengan Shoyou.
Tadashi tertawa kecil, "Dia baru datang hari ini, kemarin aku sudah bilang pada Tetsurou, kok."
Kenma ganti menatap tajam orang berambut jabrik di sebelahnya, "Kau, berani-beraninya nggak kasih tau aku?"
Si orang berambut jabrik, Tetsurou, tidak berani menatap teman masa kecil sekaligus kekasihnya, dia sok sibuk dengan rerumputan yang jadi tempat berpijaknya. Pelototan Kenma bertambah tajam, mau tak mau Tetsurou harus menjawab, "Eh, maksudku kan, itu...," Dia melirik takut-takut ke arah Kenma.
Tadashi merasa kasihan, tetapi tidak berniat membantu. "Kurasa dia hanya cemburu, Kenma."
Shoyou tidak bisa menahan tawa, dia akhirnya melepas tawa di balik penggung Tobio yang kebingungan, tidak mengerti situasinya. Kenma semakin murka, dia akhirnya menendang perut Tetsurou.
Tadashi, Shoyou, Tobio, dan Kenma akhirnya berpindah dari lapangan ke kamar sang pemilik rumah, meninggalkan Tetsurou dengan perutnya yang memar di belakang.
Kelimanya duduk melingkar tidak beraturan, dengan urutan duduk Tadashi, Tobio, Shoyou, Kenma, dan Tetsurou.
Shoyou dan Tobio fokus menonton televisi, yang sedang menyiarkan pertandingan voli antar klub nasional di Tokyo. Sementara, Tadashi, Kenma, dan Tetsurou berbincang santai, sambil pasang mata kepada duo aneh itu, berjaga-jaga seandainya mereka berdua mulai bergulat.
"Tadashi, apa malam ini aku bisa menginap? Aku ingin bersama Shoyou lebih lama lagi." Kenma menatap Tadashi penuh harap.
Melihat kekasihnya seperti itu, Tetsurou pun ikut-ikutan. "Aku juga mau! Kita bisa main voli sama-sama lagi setelah sekian lama!"
Kenam menatap Tetsurou sengit, "Apa kau mencoba merebut Shoyou dariku?"
"Hei, Shoyou itu milikku!" Tobio langsung memeluk Shoyou tidak terima, belum sadar betul apa yang dikatakannya.
Muka Shoyou memerah hebat, "Oi, Bakageyama! Kau sadar apa yang kau katakan?!"
Barulah Tobio sadar, wajahnya ikut memerah. Kenma, walaupun sudah tahu bahwa Shoyou dan Tobio adalah sepasang kekasih sedari lama, tetap merasa sedih karena Shoyou kesayangannya kini sudah tumbuh besar.
Di sisi lain, Tetsurou malah tersenyum jahil. "Oya oya, sejak kapan Chibi-chan sudah punya pacar? Sudah tumbuh besar rupanya."
Tadashi tergelak, membiarkan Shoyou dan Tobio diam tidak bergerak, wajahnya sudah sangat memerah.
Hendak mengganti topik, Kenma bertanya, "Hei, apa kalian tahu tentang Tsukishima Kei?"
_______________________________________________
Tbc or not?
Tolong vote dan comment kalau ingin dilanjut.
Halo, yuuto di sini bawa hutang baru. Updatenya tetap nggak menentu, dan ada kemungkinan discontinue kalau book ini nggak rame dan yuuto kehabisan ide.
Udah, segitu dulu.
Sayonara! *gaya Shinobu* B-)
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Your Friend || TsukiYama
FanfictionBeberapa janji memang dibuat untuk dilanggar, tetapi sebagian lagi harus diselesaikan. Bagaimana dengan janji yang sudah dilupakan, kalau begitu...? Seperti-contohnya, janji jari kelingking antara Yamaguchi dan Tsukishima, janji mereka untuk menjad...