10| Dua Tahun

146 11 2
                                    

Note: Sya sgd recommend lagu ini^ bagos bgt tw tyda


Ketika terbangun, Yamaguchi mendapati dirinya berada di rumah sakit. Klise, memang. Dia sendiri sudah terbiasa. Semuanya tampak putih dan berbau asing yang nyaman. 

Kemudian Yamaguchi mengingat alasan mengapa dia berakhir di rumah sakit. Dia ingat bahwa Tsukishima tertabrak, dan tidak tahu harus bereaksi seperti apa.

Suara pintu terbuka mengalihkan perhatiannya, Shimada melangkah masuk bersama Ishigami Byakuya dan keduanya sama-sama tampak sangat khawatir. 

Yang pertama kali bersuara adalah Shimada. "Yamaguchi-sama!"

Sang tuan muda mengerutkan dahinya. Bukankah sudah cukup lama sejak Shimada memanggilnya Yamaguchi, bukannya Tadashi? "Shimada-san?" Yamaguchi berkata dengan nada linglung.

Yamaguchi sudah menunggu amukan Shimada seperti biasanya, namun yang datang kali ini hanya tepukan pelan di atas kepala. Dengan ekspresi kebingungan, dia menatap Shimada. Ruangan itu hening sejenak.

"Ah, benar juga." Shimada memecah keheningan, merogoh tas yang dibawanya dan mengeluarkan beberapa lembar kertas putih. "Yamaguchi-sama, Tsukishima-sama berkata anda sudah menyetujui hal itu, jadi dia meminta Ishigami-san menandatanganinya. Semua sudah diurus, anda tinggal mengecek saja."

Yamaguchi memucat, merebut kasar berkas itu. "Apa...?"

Kejadian ini sangat familiar. Masih sangat membekas di kepalanya, seolah baru sehari sejak kejadian. Tetapi, kenyataannya kejadian ini terjadi dua tahun yang lalu.

"Shimada-san, tanggal berapa hari ini...?" Yamaguchi bertanya, masih sembari membaca berkas itu dengan seksama. 

Kendati bingung, Shimada dengan cepat menjawab, "19 Juli 2019." Dia mengamati perubahan ekspresi tuannya. "Ada apa, Yamaguchi-sama?"

Ishigami turut bersuara, "Apa ada yang salah?"

Ada. Yamaguchi hendak berkata, tetapi suaranya terputus. Yang dapat dikeluarkannya hanya suara serak putus-putus yang membuat ngilu telinga. Seharusnya ini sudah tahun 2021.

Apa yang terjadi?


*


Yamaguchi menemukan bahwa dia kembali ke dua tahun yang lalu, tepat ketika dia lulus SMP. Wah. Luar biasa. Siapapun yang membuatnya menjalani perjalanan menelusuri waktu ini patut diberi pukulan di kepala. Dasar sialan.

Dia masih terjebak di rumah sakit--bukan hal buruk, sebenarnya--dan tidak akan keluar dari sana setidaknya selama dua minggu. Itu semua berdasarkan ingatannya.

Seharusnya, Yamaguchi bereaksi lebih parah lagi terhadap berkas kontrak sponsor perusahaan keluarganya dengan si bangsat Tsukishima. Puh, dia bahkan tidak bisa kaget dua kali.

"Yamaguchi!" 

Si pemilik nama menoleh, menemukan kedua temannya sebagai suara. "Ah, Shoyo-kun, Kageyama-kun."

"Yamaguchi, kau baik-baik saja? Apa penyakitmu makin parah? Atau bagaimana?" Hinata segera mengguncang pelan tubuh temannya, seolah ingin memeriksa apakah ada luka di sana. "Duh! Sudah kubilang, jangan terlalu kelelahan! Lihat, apa akibatnya!"

"Maaf, maaf, Shoyo-kun." Yamaguchi tersenyum tipis. "Ah, lalu, bisakah kalian panggil aku Tadashi saja?" Permata jernih dengan seberkas warna hijau itu menatap dalam teman-temannya.

"Eh?" Hinata dan Kageyama bertatapan bingung. "Baiklah, kalau itu maumu."

"Oh, iya." Kageyama merogoh ransel biru dengan motif polkadot ungu di punggungnya. "Ini, buah tangan."

Not Your Friend || TsukiYamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang