Dua hari berlalu, Tadashi menjalani hari-harinya dengan murung. Dia makan lebih sedikit dari biasanya, tersenyum lebih samar dari sebelumnya.
Tugas-tugasnya--baik dari perusahaan maupun sekolah--menumpuk, nyaris membuatnya stress jika saja tidak terlatih.
"Tuan muda, apakah anda sudah siap?" Seperti biasanya, Shimada menjulurkan kepalanya di balik pintu, beberapa berkas masih didekapnya erat.
Tadashi menoleh, bajunya sudah rapi--untung saja. Berhubung hari ini adalah kunjungan resmi, maka dia memakai setelan jas formal berwarna hitam yang sudah disiapkan pelayannya. Sponsor ini dilakukan atas nama Tadashi, bukan sang tuan besar, maka dialah yang harus turun tangan sendiri.
"Sudah, Shimada-san."
"Baiklah..., kalau begitu mari, mobil anda sudah menunggu." Shimada membuka pintu kamar Tadashi lebih lebar, kemudian mempersilahkan tuannya berjalan lebih dahulu.
Keduanya berjalan menyusuri koridor kediaman Yamaguchi hingga tiba di gerbangnya. Tadashi berhenti melangkah, matanya bergulir ke sekeliling taman di antara pintu rumah dan gerbang. "Shimada-san, apa pohonnya belum dipotong?" Dia bisa merasakan manajer pribadinya itu tersentak. "Jadwalnya hari ini, 'kan?"
Tersenyum gugup, Shimada berkata, "Ah..., mengenai hal itu, sepertinya pengurus kebun sedang lalai. Saya akan mengingatkan beliau melalui telepon pada perjalanan nanti. Mohon maafkan kelalaian kami."
Tadashi mengangguk-angguk, "Baiklah, tidak apa-apa." Dia tersenyum tipis. "Pastikan tamannya sudah rapi ketika aku pulang, oke?"
"Baik, Tuan Muda."
*
"Tuan Yamaguchi, anda akhirnya datang!" Seorang pria paruh baya menyambut mereka di area latihan, lebih tepatnya perbatasan antara asrama dan gedung latihan. Pakaiannya biasa, hanya jaket olahraga dengan bendera Jepang sebagai simbol dan celana training.
Tadashi sudah membaca panduan yang diberikan Shimada sehari yang lalu. Jika apa yang dibacanya benar, maka pria ini pastilah Fuuji D'Angelo, pelatih timnas junior Jepang yang berasal dari Italia.
Fuuji tidaklah tinggi atau gemuk seperti kebanyakan pelatih paruh baya lainnya. Pria itu cenderung ramping dan bahkan lebih pendek daripada Tadashi, rambutnya hitam dan beralih ke jingga pada ujungnya.
Apabila Tadashi tidak membaca data profesionalnya, maka dia pasti salah mengira pria paruh baya ini sebagai anak muda yang baru lulus kuliah. Wajahnya masih terlihat muda dan cerah, sama sekali tidak tampak seperti orang yang menjalani hidup berat.
Sebagai salam hormat, Fuuji membungkuk pada Tadashi, yang dibalasnya dengan tindakan yang serupa. Pria itu kemudian tersenyum ramah dan mengajak Tadashi, Shimada, dan dua orang pengawalnya masuk ke gedung untuk menyapa para atlet--dan barangkali si tuan muda tertarik dan bersedia menjadi sponsor mereka.
Ketika Tadashi melangkah masuk, para atlet berhenti sejenak dan berbaris, kemudian menunduk empat puluh lima derajat untuk menghormatinya. Kemudian, mereka kembali berlatih sesuai porsi masing-masing.
Kunjungan memang biasanya seperti ini, si sponsor hanya mendapat penghormatan kecil dan kemudian akan berkeliling bersama pelatih pemandu yang sudah terpilih untuk melihat dan menyeleksi apakah ada atlet yang menarik perhatiannya.
Perusahaan Yamaguchi sudah menjadi sponsor seorang atlet bola voli bernama Tsukishima, jadi Tadashi lebih dulu diarahkan ke bagian voli untuk mengamati perkembangan atlet yang dia dan perusahaannya sponsori.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Your Friend || TsukiYama
FanfictionBeberapa janji memang dibuat untuk dilanggar, tetapi sebagian lagi harus diselesaikan. Bagaimana dengan janji yang sudah dilupakan, kalau begitu...? Seperti-contohnya, janji jari kelingking antara Yamaguchi dan Tsukishima, janji mereka untuk menjad...