7

2.7K 417 85
                                    

Dia suka sarapan bersamamu di akhir pekan
.

.

.

(Name) masih terlelap di bawah selimut nyaman di kamarnya saat pagi buta di akhir pekan sampai seseorang mengetuk jendela kamarnya beberapa kali. Mungkin orang iseng, pikirnya. Namun suara ketukan itu kembali mengusiknya. (Name) memutuskan untuk melihat siapa pelaku yang mengetuk jendela kamarnya.

"Tetsurou..?" (Name) mengusap matanya beberapa kali.

"Selamat pagi putri tidur. Kau terlihat manis pagi ini."

"Apa-apaan, aku masih berantakan dan belum mandi."

"Hei, jangan menyangkal pernyataanku."

"Jadi, ada apa?"

"Karena kau sudah bangun, ayo kita lari pagi."

"Ini masih pagi buta Tetsurou. Aku lebih memilih untuk kembali tidur."

"Ayolah, kau lebih memilih berkencan dengan kasurmu daripada aku?"

"Hm.."

Kuroo menatap (name) penuh harap. Dia membuat raut wajah memelas seperti kucing yang meminta dimanja.

"Iya. Aku memilih berkencan dengan kasur." (Name) menutup jendela kamarnya.

"Hei (name)!"

(Name) kembali membuka jendela kamarnya, "Bercanda. Tunggu sebentar. Aku akan bersiap."

"Itulah gadisku." Kuroo tersenyum puas.

Selesai bersiap, (name) berlari bersama Kuroo. Kuroo memang sering lari pagi seperti ini berhubung dia mengikuti klub olahraga voli yang membutuhkan stamina dan ketahanan tubuh yang bagus.

"Kau lelah?"

"Be..lum."

"Kau yakin dengan itu? Kau terlihat hampir kehabisan napas."

Kuroo menghadang (name) dan merentangkan tangannya. Dia menghentikan (name) dari larinya. "Sudah cukup, kita istirahat."

Setelah beberapa menit beristirahat, kalian berjalan santai santai sambil mengobrol. Bukan Kuroo Tetsurou jika tidak menggombal dan menggoda (name).

"Aku membaca berita pagi ini, seseorang di luar sana menemukan warna baru pelangi."

"Memangnya pelangi punya warna baru?"

"Tentu saja. Me ji ku hi by I need you."

"Tetsurou..kau ini,"

"Apa? Kau tidak suka? Haruskah aku memanggilmu honey?"

"A-Ah."

"Sweetheart?" Kuroo menjepit dagunya dengan telunjuk dan ibu jarinya, dia memikirkan sesuatu.

"Tidak, lebih baik kupanggil sayangku."

"Eh.."

"Oh, aku tahu satu yang menarik."

"Menarik apanya?"

Kuroo memiringkan tubuhnya dan menatap (name), "Chibi-chan." Kuroo menyeringai.

Seringai itu! Seringai itu selalu membuat (name) lemah. (Name) menutup wajahnya dengan kedua tangannya karena malu. Cukup dengan panggilan yang Kuroo berikan padanya.

"Hei (name), kenapa menutupi wajahmu?"

"Tidak papa, agak panas di sini."

"Panas? Aku merasa dingin."

"Tetsurou, kau tidak mengerti." (Name) berjalan lebih dulu meninggalkan Kuroo.

"Hei (name). Apa kau marah padaku?"

Aku tidak marah. Aku malu Tetsurou!!

"Hei..Hei..Maaf jika aku membuatmu kesal." Kuroo mencekal tangan (name).

"Tidak."

Kuroo menggelitiki (name). Berhasil membuat (name) tertawa lepas. Kuroo menangkap (name). Memeluknya dan menatap lekat pada kedua mata (name).

"Lihat dirimu. Cantik. Di mataku, di hatiku, bagiku, selalu."

(Name) tersenyum dan mengeratkan pelukannya pada Kuroo.

* * *

Kuroo mengajakmu sarapan di rumahnya pagi ini.

"Oh (name)-chan, selamat pagi."

"Selamat pagi Obaa-san."

"Aku senang kau datang kemari. Apa Tetsu membuatmu kerepotan?"

"Ah, tidak. Dia banyak membantuku."

"Begitu, baguslah. Jika dia membuatmu repot, bilang saja padaku."

"Obaa-san, aku tidak begitu pada (name)." Kuroo memegang kedua pundak neneknya, mengajaknya keluar dari dapur.

"Kami akan keluar, (name)-chan, tolong jaga Tetsurou kami ya." Ucap Kakek Kuroo yang sudah bersiap untuk pergi bersama istrinya.

"Iya, aku akan menjaganya dengan baik."

"Aku bukan anak lima tahun yang harus dijaga." Sahut Kuroo yang mulai sibuk memasak sarapan untuk kalian.

Hanya ada kau dan Kuroo sekarang ini. Ayah Kuroo sudah pergi bekerja sejak tadi.

"Tetsu, ada yang perlu kubantu?"

"Hm? Tentu. Duduklah di sana. Aku akan segera selesai." Kuroo tersenyum lebar.

"Hei, biarkan aku membantumu."

"Tidak. Kau akan mengacaukannya."

"Hei. Aku tidak seburuk itu dalam memasak."

"Sudahlah, cepat duduk sana."

"Aku akan menyiapkan jus untuk kita."

"Benar, kau bisa membantuku dengan itu."

Kau pun sarapan bersama Kuroo. Jujur saja, Kuroo memasak dengan lebih baik daripada dirimu sendiri. Kuroo menatapmu yang makan dengan lahap.

"Bagaimana rasanya?"

"Enak."

"Baguslah. Kalau begitu, kita akan sarapan bersama setiap akhir pekan. Bagaimana?"

"Hm!"

Begitulah awal mula Kuroo selalu sarapan bersamamu di akhir pekan. Dia menyukainya.

"Kau makan dengan lahap (name). Aku bangga."

"Huh? Kenapa kau bangga? Memangnya aku ini anakmu?"

"Tidak, kau Ibu untuk anak-anak kita nanti."

Kau tersedak. Kuroo memberimu air dan memintamu makan dengan perlahan. "Tetsurou.."

"Apa?"

Kuroo as Boyfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang