10

2.7K 343 132
                                    

Sebuah kenangan
.
.
.

(Name) dan Kuroo pulang bersama setelah pentas drama yang gagal (name) lakukan. Kuroo meraih tangan (name) dan menggenggamnya erat.

"Hei (name), apa kau masih kesal?"

"Sedikit. Aku merasa lebih baik setelah bersamamu."

"Aku lega mendengarnya. Ingin makan sesuatu sebelum pulang?"

"Ramen?" (Name) berhenti sejenak dan menatap Kuroo.

"Boleh saja."

Mereka berdua kemudian menikmati ramen bersama. Selepas menyantap ramen, keduanya kembali berjalan pulang ke rumah.

"Hei (name)..."

"Hm?"

"Apa menurutmu kita akan baik-baik saja?"

"Kenapa bertanya begitu?"

"Aku hanya berpikir apabila suatu saat kita tidak bersama lagi,"

(Name) berhenti dan meraih wajah Kuroo, "Jangan membuat wajah sedih begitu."

Kuroo tersenyum, "Aku takut kehilanganmu."

(Name) menepuk kedua pipi Kuroo, "Dengar. Tidak peduli apa yang akan terjadi kedepannya, selama aku hidup, kita akan selalu bersama, mengerti?"

"Kau selalu berhasil membuat perasaan takut ini hilang, (name)." Kuroo memeluk (name) erat. Pelukan itu berlangsung cukup lama dengan perasaan hangat yang menyelimuti keduanya.

Malam itu, (name) meminta Kuroo berdansa bersamanya sebagai ganti dari pentas drama yang gagal dilakukannya. Musik indah dan kelembutan bulan malam itu menambah suasana romantis bagi keduanya.

"Aku berharap hal ini bisa berlangsung lebih lama. Bersama denganmu aku ingin bintang melihat kita berdua."

"Kenapa bintang?"

"Aku ingin bintang mengingat kita. Bila suatu saat kita terpisah, aku ingin kau melihat bintang dan mengingatku."

"Tetsurou, bicaramu aneh."

"Aku serius (name)."

"Iya..iya, aku mengerti. Lagi pula kau akan selalu di sisiku bukan?"

Keduanya berhenti menari ketika Kenma membuka jendela kamarnya, "Kalian masih juga berkencan di halaman rumah orang."

"Kenma?!"

"Apa kau begadang lagi?" Tanya Kuroo.

"Ya, aku bermain game."

"Kau mau bergabung?" Tawar Kuroo.

"Tidak. Di luar dingin. Sebaiknya kalian berdua kembali ke rumah." Biarpun kelihatan kesal, kenma sebenarnya peduli pada kedua tetangganya itu.

Kenma menutup jendelanya dan melanjutkan kegiatannya.

"Aku mencintaimu, (name)."

"Aku juga, Tetsurou."

* * *

"(Name), kau tidak masuk?" Tanya Kenma.

"Sebentar lagi."

"Kau sebaiknya masuk dan makan. Kau belum makan apapun sejak dari pemakaman bukan?"

"Hm..Aku tidak lapar,"

"Dengar, aku tau ini berat untukmu tapi kau tidak bisa terus terpuruk dan bersikap terlalu keras pada dirimu. Kuroo tidak akan menyukainya, dia akan mengomelimu. Kau tau itu bukan?"

"Ya, aku sangat tahu hal itu." (Name) meneteskan air matanya, "Aku tahu..." Tangis (name) pecah. Kenma kembali menenangkan (name). Kematian Kuroo masih terasa begitu sakit dan berat bagi (name).

Aku masih mengingat malam saat kita menari bersama. Aku rindu tingkah bodohmu. Aku rindu sifat licikmu dan sering membuatku kesal. Aku rindu saat kau membantuku dengan segala hal. Aku rindu semua kebersamaan kita. Aku merindukanmu, Tetsurou.

Aneh ya, padahal baru beberapa hari sejak kau pergi tapi aku sudah merindukanmu. Aku tidak kekanak-kanakan bukan? Tidak, kau yang sering merengek dan bersikap manja padaku. Kau yang kekanak-kanakan. Ahh..jika kuingat terus tidak akan ada habisnya. Setidaknya, aku merasa lebih baik sekarang.

Semuanya akan menjadi kenangan, baik senang maupun sedih, aku benar kan, Tetsurou?

(Name) membuka jendela kamarnya dan melihat ke arah langit. Melihat bintang yang bersinar, mengingakannya akan Kuroo Tetsurou, lelaki yang pernah mengisi hari dan hatinya.

Terima kasih, Tetsurou.

Untuk setiap kenangan yang pernah kau berikan, aku akan selalu menyimpannya.

-TAMAT-

Part ini yang buat authornya beda jadi ya begitulah-

Terima kasih banyak sudah mau mampir!

Kuroo as Boyfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang