55. Yang Tidak Seharusnya

19.3K 2.4K 175
                                    

Baca sekarang!!!
Jangan sampe keburu imsak ntar :)

Jangan lupa VOOOTE!!! 😘

🥀🌹🥀

Sakha terkejut. Benar-benar tidak menduga Airin akan melakukannya.

Sejenak, Sakha hanya mematung, tidak membalas ciuman Airin karena mendadak respon tubuhnya membeku. Tapi itu tidak berlangsung lama, karena kelembutan dan kehangatan serta godaan-godaan yang diberikan Airin segera membakarnya.

Airin, jelas adalah seorang amatiran di awal. Juga nyaris kehilangan kepercayaan dirinya dalam ciuman itu ketika Sakha butuh beberapa detik lamanya untuk merespon. Namun ketika Sakha bergerak dengan tiba-tiba, berlutut di lantai dan mendorong Airin ke kursi; memperdalam ciuman mereka, Airin tidak butuh untuk tahu cara melakukannya dengan benar, karena Sakha adalah seorang pencium yang ulung, yang dalam sekejap langsung bisa membuat Airin melupakan banyak hal selain diri mereka berdua, di sana, bersama getaran-getaran yang menggoda setiap syaraf dalam tubuh.

Tangan Sakha tenggelam dalam helai rambut Airin yang hitam legam, menggenggamnya pelan dan menariknya dengan lembut ke belakang, memisahkan bibir mereka untuk sesaat.

Napas Airin memburu, Sakha tidak lebih baik. Dia menatap Airin dengan kabur gairah di matanya. Sementara yang ditatap sedikit pun tidak berani membuka mata.

"Kamu tidak seharusnya melakukan itu," bisik Sakha dengan suara berbisik rendah, menatap intens wajah Airin dan bibirnya yang membengkak. Helai rambut Airin di tangannya terasa menggelitik, dan sebelah tangan Sakha yang lain meremas pinggul ramping Airin.

Airin dibuat tercekat. "Aku—"

Sakha memotongnya dengan kecupan dan lumatan singkat di bibir. "Aku hanya memberikanmu sebuah cincin, dan kamu membalasnya dengan ini? Airin ... ini terlalu banyak. Kamu tahu aku tidak akan bisa berhenti." Sakha menggeram pendek saat mata Airin yang indah itu terbuka, menatapnya sayu.

"Kalau begitu, jangan," kata Airin, suaranya nyaris tidak terdengar.

Sakha tertegun. "Apa?"

"Jangan berhenti."

Sedetik setelahnya, bibir mereka kembali menyatu, saling memagut dengan intensitas tinggi. Sakha menggeram lagi saat Airin menolak untuk membuka mulutnya. Dia menggoda benda kenyal itu dengan sapuan lembut lidahnya, serta gigitan pelan yang berhasil membuat Airin merintih.

Gemas, Sakha pun mengangkat tubuh istrinya itu dan membawanya ke ranjang.

Airin yang terkesiap mencoba untuk mendorong Sakha, tapi suaminya itu menolak dan kembali menyatukan bibir mereka. Kali ini, Airin tidak punya pilihan lain selain menyerah dan membiarkan mulutnya diinvasi oleh godaan ciuman pria itu juga.

Dengan tangan yang sedikit bergetar karena menahan gairah, Sakha meraba kancing baju tidur Airin dan membukanya dengan tidak sabaran.

Airin mengerang saat tangan besar Sakha meremas buah dadanya. Tapi dengan itu sekaligus juga menyadarkan Airin, bahwa hal ini tidak seharusnya terjadi.

Jadi sebelum Airin sepenuhnya kehilangan kendali diri, dia mendorong suaminya menjauh, kali ini lebih kuat sehingga mereka berguling dan Sakha berada di bawahnya.

"Hentikan!" gumam Airin di ceruk leher Sakha, di bawah denyut kencang nadi suaminya.

Ada senyum kepasrahan yang lantas menghiasi wajah Sakha, dan mata yang terpejam karena frustrasi.

Airin benar, mereka tidak seharusnya melakukan ini. Ada waktu, satu hari lagi, yaitu besok. Jeda yang dia rencanakan akan habiskan bersama istri kecilnya ini.

ISTRI KEEMPATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang