C H; 29

9.9K 1.4K 179
                                    


"Kau gugup?"

Jungkook terlonjak ringan saat telapak tangannya digenggam lembut oleh Taehyung yang tengah menyupir di sampingnya, otomatis ia pun mengangguk.

"Eum, gugup sekali sampai perutku rasanya tidak nyaman."

Sang dominan tersenyum simpul, mengusap perut Jungkook yang terbalut kemejanya itu dengan pelan meski kedua mata fokus pada jalanan di depan sana. Hari ini merupakan hari dimana Taehyung dan Jungkook memberikan jawaban atas perjanjian yang sudah ditetapkan sebelum menikah; dilanjutkan atau berhenti sampai sini.

Ingat jika mereka bisa menikah karena suatu program, kan?

"Tidak perlu gugup, sayang. Kita hanya perlu memberikan jawaban saja." ujar Taehyung, membawa telapak tangan Jungkook digenggaman untuk ia kecup jemarinya.

"Kau tidak akan menceraikanku, kan?"

Pria tampan itu menginjak rem saat lampu lalu lintas berubah menjadi merah, menatap sang submisif sembari terkekeh ringan. Raut Jungkook terlihat pucat dan sorot matanya yang juga redup, begitu ketara jika ia sedang ketakutan.

"Mana mungkin, sayangku." Taehyung menyahut, meletakkan tangan di atas permukaan perut Jungkook untuk ia usap lagi.

"Tidak lihat disini ada yang membutuhkan ayahnya, hm?"

"Jadi... kau tidak menceraikanku karena aku sedang hamil? Dan kalau aku sedang tidak hamil, kau akan menceraikanku?" suara Jungkook tercekat, hampir menangis.

Taehyung tentu saja panik saat merasa jawabannya membuat salah paham, menangkup sisi wajah sang submisif agar keduanya bertatapan.

"Tentu saja tidak, sayang. Mau bagaimana pun, aku tidak akan pernah menceraikanmu."

Kedua mata Jungkook memerah dan hampir menangis, rasa takut benar-benar sudah memenuhi pikiran. Memang, dulu ia sempat menolak akan pernikahan dan kehadiran sang suami, namun tidak untuk sekarang— sebab hatinya sudah dimiliki oleh Taehyung sepenuhnya.

"Janji tidak cerai, ya?"

"Iya, sayangku. Tidak akan."

Jungkook menggenggam erat sebelah tangan Taehyung yang bebas, bahkan sama sekali tidak melepaskan barang sebentar hingga keduanya sampai pada tempat tujuan.

"Masih ada 15 menit sebelum dimulai." gumam sang dominan sembari menatap jam yang melingkar di pergelangan tangan.

Pria tampan itu membawa Jungkook untuk duduk pada sebuah kursi, lalu menyentuh kedua pundaknya hingga mereka bertatapan.

"Tunggu di sini, ya? Hyung ke toilet sebentar." setelah mendapatkan anggukan, Taehyung pun melesat dari sana.

Jungkook hanya berdiam diri dan menunggu suaminya hingga tiba-tiba seseorang datang lalu duduk begitu saja di sampingnya. Mengerutkan kening kala menyadari sosok tersebut kini tengah menangis begitu pilu.

"Anda baik-baik saja?"

"Tidak, tentu saja." balas yang ditanya sembari terkekeh ringan, lalu menatap pada Jungkook yang memasang wajah kebingungan.

"Kesini untuk penentuan juga?" detik berikutnya, pria bergigi kelinci tersebut mengangguk.

"Iya, Anda sendiri?"

"Eum, baru saja." lagi-lagi Jungkook mengangguk sembari membulatkan bibir, lalu tersentak saat memproses ulang jawaban tersebut.

"Baru saja? Lalu, bagaimana keputusan kalian?"

"Aku meminta meneruskan, tentu saja."

"Tapi kenapa Anda menangis?" ujar Jungkook dengan wajah yang semakin kebingungan.

Miserable » Taekook [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang