Sketsa Takdir # Part 29

2.1K 309 10
                                    

Abyan menarik napas lega, ketika akhirnya Naya pulang dengan penuh kekecewaan. Rantang yang dibawanya pun, kembali dibawa pulang. Tak ada niat diberikan kepada para pekerja bangunan. Abyan bukan bermaksud menolak rezeki, tapi memang benar dirinya sedang berpuasa. Dan kalau ia menerima makanan yang diberikan oleh Naya, itu artinya Naya menganggap ia menyukainya, dan besok-besok gadis itu akan datang lagi.


Sedang Naya yang sudah ditolak sama Abyan, padahal dari pagi ia berkutat dengan penuh semangat di dapur, dan selama seminggu ini, ia rela belajar memasak agar bisa dilirik oleh Abyan, membuat dirinya sedih karena hasil masakannya ditolak. 


Tapi, ia nggak bakalan menyerah. Selama Abyan belum memiliki istri, ia wajib berikhtiar. Siapa tahu, memang Abyanlah jodohnya.


Abyan kembali memperhatikan Malika diam-diam. Dan ada sedikit rasa kesal, karena kedatangan Naya tidak mempengaruhi gadis itu.


Suara deheman, Faris membuyarkan lamunan Abyan.


"Sepertinya Pak Abyan dari tadi nggak fokus, pandangannya ke arah Bu Malika terus. Bapak suka sama dia, ya?"


Abyan gelagapan ketika ditodong oleh Faris dengan pertanyaan seperti itu.


"Dia orang yang saya sukai selama lima tahun ini," guman Abyan tanpa sadar.


"Wah, selama itu. Kalau kredit mobil itu sudah lunas, Pak. Kenapa nggak dilamar saja, Pak? Dan ehm…gini ya Pak, memandang perempuan yang belum halal itu kalau berulang-ulang bisa jadi dosa. Makanya, agama menyuruh kita untuk menundukan pandangan. Posisi Pak Abyan ini sudah mampu untuk menikah, jadi dari pada diam-diam suka, mending gaspol melamar."


Abyan beristighfar dalam hati, kalau hari ini ia sudah memandang Malika beberapa kali secara sengaja. Selain dosa, sedang berpuasa juga. Apakah puasanya akan jadi pahala, sementara ia memperhatikan lawan jenis yang belum halal. Ternyata niat berubah untuk jadi lebih baik itu nggak mudah juga. Bukan berarti kehidupan sebelumnya sangat bebas. Namun, ia hanya menjalankan agama sekedar ibadah ritual semata.


"Aku sudah melamarnya Faris, tapi dia meminta waktu untuk menjawabnya dalam waktu sebulan. Dan itu, menurutku sangat berat. Tapi, aku bisa apa, karena memaksa agar perasaanku diterima, itu hasilnya nggak baik juga kan?"


"Tikung di sepertiga malam aja sih, Pak. Apa sih yang nggak bisa kalau power of Allah sudah bertindak. Selebihnya kita serahkan hasilnya pada Allah. Jika tidak berjodoh, pastinya Allah sudah mempersiapkan jodoh terbaik buat kita."


"Faris, saya sepertinya harus banyak belajar agama lagi. Sudah setua ini, agama saya ya biasa-biasa saja. Saya menjalankan puasa sunah, baru beberapa bulan ini dilakukan. Ternyata masih banyak hal yang belum saya mengerti terkait agama saya sendiri. Secara dunia saya sukses, tapi secara ilmu yang akan menjadi bekal ke akhirat masih jomplang. Bagaimana saya nanti mau menjadi imam yang baik, kalau untuk membimbing diri sendiri saja, ilmunya belum cukup. Membangun pernikahan, kesuksesan financial saja tidak menjadi jaminan, rumah tangga bisa indah dan menenangkan."

Sketsa TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang