Seketsa Takdir # Part 4

5.2K 515 3
                                    


Memasuki rumah, Malika langsung di sidang. Semua mata menatapnya tajam. Termasuk sikembar yang biasanya jail, ikut-ikutan horror.

"Kamu tau nggak sih Kak, kita semua disini menghawatirkanmu. Mama sampai nangis-nangis, sampai mau lapor polisi." Ujar sikembar Arshel.

"Papa juga dari tadi udah bolak-balik kayak setrikaan. Kakak kenapa sih, telephonenya nggak di angkat-angkat. Kami ini semua sayang sama kakak, bukan protektif. Siapa lagi yang peduli sama kakak, kalau bukan keluarga." Cecar Azrel marah.

"Maaf...tadi...aku..."

"Maaf kata kamu, setelah kami semua sibuk mengkhwatirkanmu dan kamu enak-enakan kencan diluar sampai malam. Sudah berapa lama kalian pacaran, sampai kami sekeluarga nggak tau." Itu suara tante Dinar yang tak kalah kejam menuduhnya.

"Siapa yang pacaran?" ujar Malika kesal.

"Ow...jadi kamu mau menggelak meskipun kepergok di antar pulang."

Hhhh...Malika menghembuskan nafasnya kuat-kuat. Dirinya sudah dua puluh tujuh tahun. Tapi kenapa, masih diperlakukan seperti anak SMP ketahuan Backstreet. Padahal dia pernah tinggal di Inggris untuk mengenyam pendidikan dan kerja juga di Amerika. Dia nggak pernah neko-neko tinggal jauh dari keluarga, namun pulang kesini semua orang memperlakukannya seperti Princess. Nggak boleh pulang malam, nggak boleh bawa cowok kalau nggak lolos seleksi, dan banyak banget peraturan lainnya.

"Biarkan Malika menjelaskan dulu." Perintah Paman Yuda yang dari tadi diam.

"Tadi aku ikut pengajian di rumah Mbak Fauziyah, selesainya aku mampir ke kafe ngobrol sama Aisyah hingga lupa waktu. Aku nggak tau kalau kalian telephone karena hapeku di silent, jam sepuluh kurang aku keluar dari kafe. Saat di tempat sepi mobilku mogok dan nggak bisa di stater, aku udah mau menghubungi kalian untuk minta bantuan, tapi hapeku lowbett dan lupa bawa power bank dan chargeran hape. Disaat aku sedang bingung ada mobil Pazero berhenti, dan ternyata itu Abyan teman kuliahku waktu di UI. Dia menawariku untuk menghubungi temannya yang punya bengkel, lalu menawariku pulang. Diantara kami tidak ada apa-apa. Lagian tadi juga aku duduk dibelakang. Kalau nggak percaya telepon aja mereka." Malika menceritakan kejadian yang dialaminya secara terperinci.

"Lain kali kalau kamu ketahuan pulang di anter cowok, Tante kawinin!" ancam Tante Dinar.

"Ya, nggak bisa gitu dong Tante." Protes Malika.

"Terus mau kamu gimana, kelayapan nggak jelas."

"Ya, kan aku keluar tadi alasannya jelas. Aku pulang pengajian, tapi karena mobil mogok jadi harus ketemu si Abyan."

"Lain kali kalau mau ikut pengajian harus di antar yang lain. Dan nggak ada ceritanya ikut pengajian malam-malam. Kecuali buat bapak-bapak."

"Aku siap mengantar kakak kemana aja." Ujar si kembar kompak.

"Apaan sih kalian? Ogah aku di kintilin brondong kemana-mana. Disangka orang malah ada apa-apanya sama kalian ini."

"Brondong-brondong juga kami ganteng dan jomblo high quality yang banyak peminatnya." Jawab Arsel sambil cengengesan.

Malika ingin saja menoyor kepala dua kembaran yang nyebelin itu, tapi takut dengan tatapan horror Tante Dinar.

@--@


Sketsa TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang