Peradaban tertinggi seorang muslim, bukan dilihat dari seberapa hebat mereka melahirkan karya, atau membangun gedung-gedung tinggi yang megah--yang nantinya akan jadi peninggalan sejarah. Tapi peradaban tinggi seorang muslim, yaitu ditandai dengan adanya keimanan yang tingi kepada Rabb-Nya. Tanpa adanya keimanan, peradaban itu akan terasa kering dan hampa. Karena pada hakikatnya keimanan yang tinggi inilah yang membuat generasi Islam di masa lalu menjadi umat yang terbaik, bisa menguasai dua pertiga dunia, dan melahirkan banyak ilmuwan hebat, baik ilmu di bidang agama, maupun di bidang sains, yang mampu memberi kemaslahatan buat umat.
Dan terciptanya peradaban yang tinggi harus didukung oleh keimanan, itu tidak langsung sekali jadi. Tapi ada peran pendidikan yang berkualitas dan guru-guru hebat yang memiliki ketakwaan tinggi. Sehingg pendidikan tidak menciptakan manusia cerdas secara parsial, tapi menyeluruh. Antara keimanan dan ilmu saling beriringan. Pendidikan dalam islam, bertujuan untuk mencetak pribadi muslim yang memiliki kepribadian Islam, sehingga pola pikir dan pola sikap mereka sangat sesuai dengan Islam. Maka, generasi inilah yang menjadikan peradaban sejarah menkadi bersinar.
Jika peradaban Islam saat ini terpuruk, bisa jadi karena umat sudah jauh dari ajaran-Nya. Kurikulum pendidikan sudah jauh dari Islam, aturan kehidupan juga bukan aturan Allah yang diterapkan. Generasi umat ini akan baik, jika seluruh kehidupannya berjalan sesuai aturan agama-Nya. Tidak parsial, tapi komprehensif.
Isi halaqoh kemarin, yang di jelaskan oleh Mbak Fauziyah isinya sangat mendalam, cukup melecutkan semangat Malika untuk menjadi lebih baik di hadapan Allah. Dan lebih baik lagi dalam menghasilkan karya arsitekturnya. Dia termotivasi untuk menjadi umat terbaik sebagaimana halnya yang dijelaskan dalam surat Al-Imran ayat 110. Yang artinya:
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik"
Arsitektur muslim dalam membangun peradabannya, pemikiran mereka bersumber dari Al-Qur,an dan hadist. Setiap karya mereka yang dirancang dan dibangun, senantiasa memiliki tujuan agar penghuninya semakin dekat pada Allah swt.
Berbeda dengan bangunan-bangunan yang dibangun pada zaman kapitalis saat ini, yang mereka kejar adalah keuntungan semata, dan terkadang mengorbankan alam. Infrastruktur tidak dibangun dengan baik. Dan ketika membangun tidak dengan hati nurani, mengesampingkan nilai-nilai Islam, maka dikemudian hari akan mendatangkan bencana.
Rancangannya yang Kak Malika bikin sangat bagus, aku suka. Ini kalau sudah jadi pasti keren," puji Arsel yang tiba-tiba sudah ada didekat Malika.
Malika menatap Arshel sepupunya. Dia sangat beda dengan Azriel. Arshell lebih tenang, dan kelihatan alim satu tahun terakhir ini. Tak jarang Malika, berdiskusi dengan Arshell. Selain membahas arsitektur, mereka juga sering bahas peran pemuda untuk agama dan negaranya. Karena kontribusi pemuda itu, paling diharapkan untuk majunya sebuah peradaban yang cemerlang.
"Bagaimana kabar Mas Abyan, Kak?" Arsell mengalihkan percakapan.
Malika mengedikan bahunya. Ia sudah meminta pada Abyan untuk jaga jarak. Boleh menghubunginya jika menyangkut pekerjaan, itu pun dalam group yang ada paman Yuda, dan Kakaknya. Malika bukan jual mahal, tapi ingin menjaga hati dari virus yang bisa merusak niat hijrahnya. Beda halnya, kalau Abyan sudah jadi suami. Laki-laki itu mau menghubunginya tiap detik, atau mau mengungkapkan cinta sejuta kali sehari, tidak masalah, toh sudah berada dalam ikatan halal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sketsa Takdir
Chick-LitCerita ini sudah tamat di KBM. Menjadi arsitek Islam kelas dunia adalah mimpi Malika. Gadis cerdas itu, sudah lama mengagumi arsitek kebanggaan Islam, Mimar Sinan yang hidup dimasa puncak kejayaan Islam Turki Usmani, saat dipimpim oleh Sulaeman Al-Q...