Tidak ada yang berani membuka suaranya ketika sarapan berlangsung, bahkan jeni dan Jeno yang biasanya selalu aktif bertanya dan bercerita pun hanya menghabiskan makanannya dalam diam, Irene tak berani menatap sepasang mata elang Taehyung yang duduk berhadapan dengannya
Jujur Taehyung memang merasa sangat lapar karena sejak kemarin malam ia tidak makan apapun, ah memang sudah sejak lama pola makanannya jadi berantakan lantaran kesibukannya dikantor, ia juga memilih bungkam melahap makanan dihadapannya dalam diam
Rasanya tidak pernah berubah tetap enak seperti dulu, sesekali ia tersenyum singkat saat kembali memasukkan suapan nasi ke mulutnya sambil sesekali melirik Irene yang sedari tadi mencoba mengalihkan pandangannya, Taehyung sadar jika ini
memang situasi yang rumit dan sangat canggungJeni tidak suka Taehyung, entahlah tapi memang sebenarnya ia tidak terlalu suka dengan orang baru yang tiba-tiba memeluknya dan menciumi pipinya seperti ayahnya saja! Sedangkan Jeno ya kalian semua tau jika anak itu memang berhati sangat lembut, bisa di bilang ia terus saja melempar senyum kepadanya Taehyung tanpa beban, itulah alasan kenapa jeni selalu ingin menjaga adiknya ya itu semua karena Jeno itu terlalu baik dan mudah sekali percaya pada orang asing! Terlalu dungu! Ia sampai heran dari mana adiknya punya sifat seperti itu
Sarapan telah selesai dengan jeni dan Jeno yang membantu Irene meletakkan piring kotor di tempat cucian piring, hati Taehyung berdesir saat melihat interaksi ibu dan anak tersebut saat rasa bersalah kembali memukulnya telak, bahkan ia masih bisa merekam jelas gerakan lembut Irene yang sedang meningkat rambutnya hah! Dulu biasanya Taehyung pasti akan segera menghampiri nya untuk memeluknya
"Taehyung"
"Ah-nee?"
Panggilan lembut itu langsung menyadarkan nya yang langsung terlihat gugup karena sudah ketahuan memandangi tubuh Irene
"Kau tidak perlu menungguku disini, kau duluan saja"
"Baiklah aku tunggu diruang tamu"
Irene memberi anggukan sebagai jawaban saat perlahan tubuh Taehyung menjauh dan berakhir menghilang dibalik tembok, ia sengaja menyuruh Taehyung duluan karena ia sudah tak kuasa menahan tangisnya
5 tahun sudah ia mencoba bertahan hidup dan terus berusaha melupakan semua kenangan tentang Taehyung di hidupnya mencoba membangun tembok-tembok pembatas yang akan menahannya kembali ke masa lalu namun nyatanya, Taehyung telah kembali meruntuhkan tembok besar yang telah ia bangun dengan susah payah hanya karena kedatangan nya
"Terimakasih"
Taehyung mengucapkan terimakasih kepada Irene yang membawakan nya secangkir teh, Irene meminta jeni dan Jeno bermain di kamarnya dan meminta mereka untuk tidak keluar sebelum ia sendiri yang meminta mereka untuk keluar, ia sengaja melakukannya agar mereka tidak mendengar apapun yang akan mereka bicarakan
"Apakah sekarang aku sudah boleh bertanya alasanmu tiba-tiba datang kemari? Ku pikir itu bukan sebuah kebetulan, karena bagaimana bisa kau tahu jika aku disini"
1 dari sekian banyak hal yang Taehyung suka dari seorang Bae Irene, dia adalah perempuan yang cerdas dan mampu membaca keadaan dengan cukup baik, Ia bukan perempuan yang mudah dibohongi
Taehyung mengangguk singkat sebelum meminum teh hijau yang sudah Ia siapkan untuk nya membiarkan rasa hangat mengalir di tenggorokannya saat netralnya kembali melihat betapa cantiknya perempuan dihadapan nya ini, paras cantik yang telah membuatnya jatuh saat pertama kali melihat jika diingat dulu betapa dungunya seorang Kim Taehyung yang terlalu percaya dengan orang baru di hidupnya
"Aku ingin menemui anakku"
Irene meremas kuat ujung dress miliknya ketika melihat raut wajah Taehyung yang terlihat sendu penuh kekosongan
"Kau ataupun Jungkook bebas menemui mereka kapanpun tapi, kau harus ingat jika sejak awal mereka adalah anakku hanya aku"
Taehyung membasahi bibirnya ketika memorinya kembali saat mereka bertemu disebuah restoran 5 tahun lalu, sejak awal Taehyung memang enggan mengakuinya sebagai anak
"Mereka butuh seorang ayah"
"Lalu kau pikir setelah semua yang terjadi, kau masih bisa menjadi ayah dari mereka!? Mereka tidak butuh sosok ayah! Aku sudah cukup!"
Taehyung menggenggam tangannya dengan penuh kelembutan
"Sudah cukup ren, cukup Kita menyiksa diri kita sendiri jika seperti ini"
Pertahanan nya runtuh ia membiarkan dirinya menangis, ketika Taehyung membawanya kedalam pelukannya, ia terus membisikkan kata-kata maaf yang diangguki oleh Taehyung dengan air mata yang juga luruh disetiap kedipannya
Ketika tangisannya mulai reda, ia memberanikan dirinya untuk menyentuh dada Taehyung disana ia bisa merasakan detak jantung Taehyung yang tidak beraturan sama seperti nya, ingatan 5 tahun lalu dimana kakaknya hampir membunuh Taehyung kembali membuat nya merasa tidak pantas
"Tidak Tae aku tak akan pernah pantas unt-"
Taehyung tidak ingin mendengar kata-kata buruk lagi ketika ia mem bungkan bibir Irene dengan sebuah ciuman yang menuntut, ia ingin melampiaskan semuanya melalui ciuman tersebut, semua rasa sakit mereka dan kerinduan mereka! Karena nyatanya semenjak kepergian seorang Bae Irene dari hidupnya tidak mengubah apapun, Taehyung tak pernah merasa lebih baik setelah ketika bayangan Irene selalu dimana ia pergi,
Bayangan irene yang terus berlalu lalang di mansion nya, dengan bayangan Irene yang menggendong bayi selalu hadir dimimpikannya bagaikan mimpi buruk. Mereka sudah melewati banyak hal buruk yang akan menuntun mereka pada pilihan menerima atau berhenti tapi bagaimana caranya Taehyung bisa berhenti jika detak jantungnya saja hanya berdetak untuk satu nama dan itu adalah Bae Irene
KAMU SEDANG MEMBACA
Gone.-vrene
Fanfiction[END] Aku tidak apa-apa jika kau tidak memiliki cinta sebesar aku mencintaimu karena hati manusia memang dapat berubah-ubah seiring berjalannya waktu, dan jika pun kali ini kau menyakitiku aku pun juga akan tetap tidak apa-apa karena seperti itulah...