1.0

1.3K 303 36
                                    

/tulisan yang dicetak miring adalah isi pesan suara dari Ni-ki untuk Aika/

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

/tulisan yang dicetak miring adalah isi pesan suara dari Ni-ki untuk Aika/


















Esok harinya, pagi-pagi sekali Aika sudah terbangun dan berlari menuju rumah Ni-ki. Rumahnya sudah bukan yang dulu lagi, tapi jaraknya tetap dekat dari rumah Aika.

Otaknya memutar isi pesan suara dari Ni-ki yang terkirim pada tengah malam. Aika masih bisa mengingatnya, benaknya menolak lupa.

A-Aika,

Aika menggeleng keras. Dia sudah sampai di rumah Ni-ki, membuka pintunya yang tidak dikunci dan berteriak dengan air matanya yang mengalir.

"NI-KI, KELUAR!"

Tidak ada balasan.

Firasat Aika mengatakan jika Ni-ki masih ada di kuburan dari semalam. Dia kembali berlari, kaki-kakinya tanpa sadar menginjak kubangan air bekas hujan hingga pergelangan kakinya basah.

Ini Ni-ki.

"Nik, jangan bercanda." lirih Aika. Kakinya melemas, matanya sudah dibanjiri air mata.

Aku mau pergi , ikut sama mama.

Aika mengusap air matanya. Nafasnya tidak beraturan karena tangis yang keras. Suasana bahkan masih berkabut karena ini masih jam lima pagi. Sedikit menghalangi pandangan Aika tapi ia berlari tanpa henti.

Harus bahagia, ya. Aku suka ngeliat kamu senyum.

Nafas Ni-ki yang berat dan tersendat terdengar sangat jelas di pesan suara tersebut. Aika tahu, pasti asmanya kambuh. Tebakannya tidak akan pernah salah.

Sakit, Ai.

"Aku tau, tapi bertahan Ni-ki."

Aika akhirnya sampai di palang pemakaman umum. Tidak ada orang yang berlalu lalang. Sepi dan senyap, Aika merasa hanya ada dia sendirian disana.

Aku pergi, ya.

"Nggak, nggak boleh!" Aika terus saja meracau sembari mencari letak kuburan mama Ni-ki.

Sama seperti Ni-ki, dia sangat mengingat letak kuburannya karena selama ini Aika yang menjenguk kuburan itu disaat Ni-ki masih menganggap jika mamanya ada.

Langkah kaki Aika berhenti ketika ia sampai di depan kuburan mama Ni-ki.

Di samping kuburan itu,

Ada Ni-ki yang sudah terkapar dengan tubuh membiru. Nafasnya sudah berhenti. Dengan bibir memucat dan tangan yang memegang nisan mamanya.

Tidak mungkin.

Mimpi buruknya benar terjadi.

"NI-KI!"

Aika jatuh tersungkur. Dia membalik tubuh Ni-ki dengan tangisan yang semakin terdengar memilukan. "Jangan, jangan pergi! Ni-ki!"

Tubuh itu sudah tidak bernyawa. Ni-ki sudah tidak merespon berbagai raungan yang lolos dari bibir Aika.

"Jangan pergi..." lirih Aika. Air matanya menetes, membasahi kemeja Ni-ki yang lembab akibat terkena guyuran hujan semalaman.

Gadis itu memeluk jasad Ni-ki dengan erat. Menyalurkan kehangatan yang ia punya agar tubuh dingin Ni-ki tahu jika ia sangat menyayangi lelaki itu sampai kapanpun.




















Aku sayang kamu, Aika.






















Aku sayang kamu, Aika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











TELL MY MAMA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang