"Aku gak bisa liat mama kamu." lirih Aika dengan tatapan sendu pada Ni-ki.
Lelaki itu menggeleng, "Ai, bercandanya gak lucu."
Kedua mata Aika mulai berair, netranya memburam. Seolah siap untuk menumpahkan kesedihannya. Tangannya sudah memegang bahu Ni-ki. Berbisik pilu,
"Mama kamu udah nggak ada."
Kepala Ni-ki terasa sakit. Telinganya berdenging keras, eksistensi sang mama yang tadi ia lihat mulai menghilang perlahan. Aika tampak tidak jelas dimatanya. Semua yang ada di hadapannya terlihat tidak jelas. Seolah tidak ada pencahayaan, seketika dunia menjadi gelap.
Ni-ki berteriak. Rasanya sakit. Dadanya sesak ketika teriakan Aika menggema di telinga.
"SADAR, NI-KI! KAMU HALUSINASI!"
Langit-langit rumah berubah menjadi langit dengan gumpalan awan. Hari berganti seperti kedipan mata. Pagi ke siang, lalu ke malam secara berulang-ulang dengan cepat sampai kepala Ni-ki terasa semakin pening. Nafasnya memburu, saat ia sadar dia kembali pada ingatan masa lalunya.
Ni-ki kembali pada dirinya yang berumur 11 tahun.
Malam itu, Ni-ki marah pada mamanya. Dia kabur dari rumah, tidak peduli sang kakak berteriak memanggil namanya. Klakson mobil papanya yang baru saja pulang dari kantor tak ia dengar. Telinganya seolah tuli.
Ni-ki marah, kenapa yang ulangtahunnya dirayakan hanya kakaknya?!
Padahal ulangtahun mereka bersamaan. Ni-ki tidak suka ini. Kenapa kakaknya yang selalu diutamakan?
KAMU SEDANG MEMBACA
TELL MY MAMA ✓
FanfictionNi-ki pengen ngenalin pacarnya ke mama, tapi pacarnya gak pernah mau. 一ft. Riki, Nishimura. ©Aurorasha, 2021. filter © mochifiltrs 🎐.+°