Jam menunjukkan pukul tujuh malam. Aika sudah bersiap dengan gaun berwarna biru yang panjangnya sepertengahan paha. Kado untuk ibu Ni-ki juga sudah bertengger manis di tangan kirinya sedang tas tangan ada di bagian kanan tangannya.
Wajahnya ia poles dengan sedikit make-up agar terlihat lebih segar. Karena lingkaran hitam di bawah matanya semakin memburuk tiap harinya.
Kau tahu, belakangan ini ketakutan Aika untuk tidur muncul lagi karena dia mendapat gambaran tentang apa yang akan terjadi pada hari ini.
Lebih tepatnya pada hari ulangtahun ibu Ni-ki.
Noya sudah datang dirumah Aika bersama Taki. Hanya mereka bertiga yang diundang untuk datang ke ulangtahun ibu Ni-ki. Rencananya Aika memang akan berangkat bersama mereka berdua.
Aika akhirnya mengalah.
Dia lelah menghindari permintaan Ni-ki bahwa dia harus bertemu ibunya. Jadi pada hari ini, dia memaksakan diri untuk bertemu meski sama sekali belum siap.
Siapapun yang melihat wajahnya akan langsung tahu jika Aika sedang gugup.
"Ika?" panggil Noya. Dia mengusap lembut bahu Aika.
"Everything will be okay," hiburnya.
Aika harap begitu.
Karena firasatnya sudah tidak enak sejak tadi.
Taki mengangguk setuju. "Nanti kita bakal pergi, ngasih waktu buat lo berdua sama Ni-ki."
Aika mengangguk. "Makasih. Tapi kalian jangan kemana-mana. We never know what's gonna happen to us."
Noya dan Taki bertatapan.
Ini saatnya.
"Disini!" Teriak Ni-ki sambil menggerakkan tangannya di udara. Dia membantu Taki dalam memarkir mobilnya dengan beberapa arahan.
Aika semakin gugup saat menatap wajah Ni-ki dari dalam kaca mobil.
"Kalian turun duluan, gue masih mau bawa hadiah." instruksi Ni-ki.
Noya segera membuka pintu, "Ayo turun, Ka."
Aika juga ikut membuka pintu. Dia turun dari mobil, dan ternyata Ni-ki sudah menantinya.
"Ai!" seru Ni-ki kegirangan. Dia tidak menyangka jika Aika ingin bertemu dengan ibunya.
Pasalnya, dia tahu betul Aika tidak ingin bertemu ibunya. Tapi lihatlah, sekarang dia bahkan datang dengan dandanan yang menurut Ni-ki,
Sangat cantik.
Aika ikut tersenyum, berusaha menyembunyikan ekspresi tidak enaknya agar Ni-ki tidak bertanya kenapa wajahnya bisa seperti itu.
"Hai. Kamu nyuruh dateng, jadi aku dateng."
"Aku kira kamu bakal nge-hindar kaya biasanya."
Tadinya mau begitu.
"Nggak lah, masa iya."
Wajah Ni-ki memancar kebahagiaan yang meletup-letup. Jujur saja, Aika tidak pernah melihat Ni-ki sebahagia ini.
"Jadi sekarang udah siap ketemu mama?"
Nggak.
"Iya."
"Ayo, masuk. Mama udah nungguin kamu daritadi."
Taki dan Noya masih berdiri dibelakang, membiarkan Ni-ki memiliki waktu berdua hanya dengan Aika.
Ni-ki sudah bersemangat untuk mengenalkan Aika pada mamanya. Mamanya pun sudah sering menanyakan sosok Aika yang tiap hari selalu anaknya bicarakan. Sang mama penasaran, seperti apa sosok Aika itu sampai Ni-ki bisa bercerita panjang lebar jika hal itu adalah tentang Aika.
Mungkin Ni-ki memang terkenal jahil dan sering membuat Aika kesal.
Tapi di depan mamanya, dia begitu memuja sosok Aika. Bagaimana senyuman manisnya dapat mewarnai hari-hari Ni-ki dan bagaimana Aika dapat menjadi penyemangat nya untuk sekadar pergi ke sekolah.
Di depan mama,
Aika itu segalanya bagi Ni-ki.
Ni-ki perlahan membuka pintu rumahnya. Sudah ada banyak sekali hiasan ulangtahun, juga kue utama yang sangat besar ditambah kue-kue kecil lainnya seperti cupcake dan macaron. Balon-balonnya berwarna putih, dibiarkan berada di atas langit-langit rumah untuk memperindah pesta ulangtahun tersebut.
Ni-ki menggandeng erat tangan Aika, membawa gadis itu ke hadapan mamanya.
"Ma, ini Aika. Yang Ni-ki ceritain ke mama."
Sang ibu tersenyum. Menatap gadis yang berdiri di sebelah anaknya penuh kasih.
"Kamu Aika? Salam kenal, saya mama Ni-ki."
Aika terdiam.
Tidak membalas.
Ni-ki menoleh ke arahnya. Berbisik, "Ai? Kok diem aja?"
Aika beralih menatap Ni-ki pula. Mereka beradu tatap untuk sepersekian detik sampai angin dingin menyentuh leher Aika.
"Aku gak bisa liat mama kamu."
Nikirangdans , how are u after seeing this photo ? :)
KAMU SEDANG MEMBACA
TELL MY MAMA ✓
FanfictionNi-ki pengen ngenalin pacarnya ke mama, tapi pacarnya gak pernah mau. 一ft. Riki, Nishimura. ©Aurorasha, 2021. filter © mochifiltrs 🎐.+°