Semua orang terlihat sedih. Ada yang tertunduk, juga menangis tersedu. Siang itu, Ni-ki langsung dimakamkan dengan layak disamping kuburan mamanya.
Siapa yang akan menyangka jika dia pergi secepat itu?
Banyak sekali yang datang ke pemakaman Ni-ki. Guru-guru juga teman-temannya di sekolah beserta sanak saudara Ni-ki yang lainnya.
Ni-ki akhirnya menyusul keluarganya.
Aika tidak menangis. Air matanya seolah sudah kering. Tapi dadanya masih sesak, dia sangat kehilangan dengan kepergian Ni-ki.
Noya yang berada disamping Aika mengusap bahunya lembut. "Semoga Ni-ki tenang disana."
Taki tidak ingin melihat. Sedari tadi dia memunggungi, tidak ingin melihat peti Ni-ki yang sedang dimasukkan ke dalam tanah.
Aika mengangguk.
Dia selalu berharap untuk kebahagiaan Ni-ki.
Hari menjelang malam. Pintu rumah Aika diketuk, gadis itu dengan cepat membukanya sebelum Yuta yang membukanya terlebih dahulu.
Sosok lelaki yang ada di hadapannya membuat jantungnya berdebar lebih cepat. Wajah Aika berubah sumringah dengan senyuman lebar di wajah.
"Ni-ki?"
Sejak malam itu, Yuta selalu melihat jika Aika berbicara sendirian.
Hey, you're at the end of the story!
Terimakasih banyak yang sudah meluangkan waktu untuk membaca short story ini. Bet this story will stuck in your head for 1 hour straight :D. Dan kabar bahagia untuk para engene diluar sana, hari ini enhypen dapat 3rd win mereka ! sekian, dari asha. semoga sisa hari kalian menyenangkan ya :)Your Aurora,
Asha.
KAMU SEDANG MEMBACA
TELL MY MAMA ✓
FanfictionNi-ki pengen ngenalin pacarnya ke mama, tapi pacarnya gak pernah mau. 一ft. Riki, Nishimura. ©Aurorasha, 2021. filter © mochifiltrs 🎐.+°