0.6

1.2K 329 7
                                    

"AI INI AKU! NISHIMURA RIKI! BUKAN MALING!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"AI INI AKU! NISHIMURA RIKI! BUKAN MALING!"

Aika menghentikan pukulannya begitu teriakan Ni-ki sampai menggema di ruang kamarnya.

Bagaimana tidak? Pukulan baseball bat Aika yang sangat kencang tersebut mengenai pelipis Ni-ki. Darah segar mulai mengalir dari sana, hingga bau amis menyeruak, Aika baru sadar jika dia membuat pacarnya sendiri terluka.

"NI-KI?! YA LAGIAN NAKUTIN." Aika segera menarik masuk Ni-ki ke dalam kamarnya. Dia menuntun Ni-ki untuk duduk di kasurnya yang dilapisi seprai berwarna hijau muda.

Matanya menatap khawatir ada pelipis Ni-ki yang terlihat sedikit menyeramkan, beruntung kepala Ni-ki tidak sampai bocor karena ulahnya barusan.

"Maaf一 gak bermaksud. Aku kira tadi ada maling."

Ni-ki masih meringis untuk menahan rasa sakitnya. "It's fine. Salah aku juga masuk lewat jendela. Niatnya mau kaya film-film. Bedanya di film si cewek gak gebukin pacarnya sendiri sampe luka kaya gini."

Aika tersenyum masam. Apaan coba, sudah jelas tiap rumah memiliki pintu. Kenapa dia repot-repot memanjat dan memilih untuk masuk lewat jendela? Ke dalam kamarnya pula. Kalau dia ingin macam-macam, Aika tidak tanggung untuk memukulinya lagi nanti.

"Bentar, ambil kotak P3K dulu."

Aika berjalan mendekati lemari pakaiannya. Disamping lemari tergantung kotak P3K, jaga-jaga saja kalau dia membutuhkan walau sang ibu sudah memilikinya.

Dia kembali untuk duduk di samping kanan Ni-ki, dengan telaten membersihkan lukanya dan memberi obat merah lalu kassa.

Ni-ki memang tidak mengaduh sakit, tapi tangannya sudah mencengkram erat bahu Aika.

"Sakit banget?"

"Kata siapa? Nggak sakit tuh."

"Ini一 kamu sampe nyakar bahu aku tau."

Ni-ki menurunkan tangannya. Malas meladeni Aika yang mulai menampakkan wajah jahilnya. Dia tahu, pasti Aika akan berucap, "Muka doang tengil, diobatin aja sampe nyakar-nyakar."

"Sini, mukanya jangan kemana-mana." sela Aika saat Ni-ki memalingkan wajah. Dia memegang rahang Ni-ki agar lelaki itu menatapnya seperti tadi, agar dia lebih mudah juga dalam mengobati luka di pelipisnya.

"Lain kali jangan begini lagi, kalo masuk lewat pintu aja. Nggak ada yang tau kalo kamu jatoh gara-gara kepleset pas manjat terus meninggal, gimana?"

"Ya elah Ai jatoh doang, masa ampe meninggal. Lagi juga Nishimura Riki udah biasa manjat tembok belakang sekolah."

"Awas kalo jatoh, aku gak mau nolongin."

Pf, malu sekali rasanya jadi Ni-ki. Saat terluka karena tangannya tergores pisau saja minta tolongnya ke Aika.

"Nih, aku bawa seblak." Ni-ki mengangkat tangan kirinya yang sedari tadi memegang plastik berisi seblak. Bahkan Aika tidak sadar jika dia membawa makanan itu karena terlalu fokus mengobati luka Ni-ki.

TELL MY MAMA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang