0.4

1.2K 348 10
                                    

"Ai," Ni-ki menepuk bahu Aika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ai," Ni-ki menepuk bahu Aika. Dia ikut duduk di kursi taman, tepatnya menempel pada Aika dan menjatuhkan kepalanya di bahu sang gadis.

Saat ini sudah malam. Ni-ki datang ke rumah Aika untuk mengantar boba pesanannya tapi ibu Aika mengatakan bahwa anaknya berada di taman perumahan. Jadilah Ni-ki kesini, dengan motornya juga kresek berisi boba di tangan kanan.

"Boba kamu nih,"

Aika tersenyum. "Makasih. Kan aku bilang gak dibeliin juga gak papa."

"Hm, sama-sama."

Ni-ki mengusak hidung mancungnya pada pundak Aika. "Ganti parfum ya?"

Aika mendelik. "Kok tau?"

"Wanginya beda."

Aika hanya menganggukkan kepala. Dia beralih mengambil satu minuman boba. Ni-ki memang bisa ia andalkan dalam membeli minuman. Dia tahu betul apa yang Aika suka.

"Kamu kenapa nempel gini? Sana, jauh-jauh. Bikin gerah aja."

Ni-ki mendongak. Menatap mata Aika penuh harap. Entah berharap untuk apa Aika juga tidak tahu.

"Apa?"

"Minggu ini ulangtahun mama. Dateng, ya?"

Aika menelan boba yang berada di mulutnya. Dalam hati ia berucap, gak mau. Gue gak mau ketemu sama mama lo.

Ada alasannya.

Ada alasan dibalik ketidak inginan Aika dalam bertemu mama Ni-ki.

Tapi Aika tidak bisa mengatakannya sekarang.

Sadar jawaban Aika sepertinya adalah penolakan, Ni-ki menggenggam tangannya. "Ai, mama mau ketemu sama kamu."

"Kapan ulangtahunnya?"

"Minggu ini."

"Oke."

"Mau dateng?!" Ni-ki bertanya dengan nada histeris yang membuat Aika tersentak. Otomatis kepala bagian belakangnya di pukul.

"Bikin kaget, tau."

"Jadi dateng? Beneran?"

"Gue beli hadiah dulu."

"Gak beli juga gak papa, mama cuma mau ketemu sama kamu."

Ni-ki bersorak senang. Sangat-sangat senang sampai senyum lebarnya terbingkai dengan indah di wajah.

Indah sekali.

Senyuman Ni-ki benar-benar tulus. Dia hanya ingin mengenalkan Aika pada sang mama. Terlihat jelas dari tatapan matanya yang teduh.






Tapi Ni-ki tidak akan mengerti.










Tentang mamanya sendiri.












TELL MY MAMA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang