chapter 6

9 4 0
                                    

                                        Happy reading
                                                       .
                                                       .
                                                       .
                                                       .
                                                       .

Pagi ini, Annisa sudah rapi untuk kesekolah. Tapi mamanya menyuruh ia makan bersama dulu. Kini, tidak ada yang berbicara kecuali bunyi sendok dan pernak-perniknya. Setelah selesai, ayahnya langsung membuka suara.

"Ayo, Annisa bareng ayah kesekolah," ajak ayahnya.

"Baik, yah," balas Annisa.

"Mama, Annisa pergi dulu, ya," ujarnya menyalami mamanya dan mencium pipi kanannya.

"Iya, sayang," kata mamanya sambil mencium kening Annisa.

Setelah itu, ia dan papanya langsung menancap gas kesekolah. Setelah sampai, ia menyalami ayahnya dan langsung memasuki pekarangan sekolah. Kini, ia tengah duduk di kelasnya yang masih terlihat sepi. Sahabatnya pun belum datang. Kalo ditanya, kenapa Amira tidak terlihat lagi? itu karena Amira sedang mengunjungi rumah neneknya dipadang. Seketika, ada sebuah suara yang masuk ke pendegerannya.

"Good morning, gaes, yuhuuy," ucap Adi yang terkenal akan humorisnya dan juga lebay.

Tetapi, naif, tidak ada yang menyahutinya. Ia merasa seperti nyamuk yang tidak ingin akan kehadirannya. Ia pun mengeluarkan suaranya yang dibuat-buat.

"Aduhh, Mimin ga ada yang open, hikss, kalian ja-at deh, sakitnya tuh disini. Ia menunjukkan pada dadanya sakit hati. Tetapi, seisi kelas hanya memutar bola mata malas kearahnya. Ada juga yang pura-pura ingin muntah.

"bukan temen gua," ujar Kiki teman sebangkunya adi.

"Tu anak kesasar munkin ya," ucap enteng bara.

Pertengkaran mulut pun terjadi. Dan pada akhirnya, hanya gelak tawa yang keluar bukan lagi cemohan. Mereka memang sungguh unik.

Sahabat Annisa pun sudah datang dan mereka mulai larut dalam hal perbincangan.

                                              ***

Bel pulang pun berbunyi. Mereka langsung bergegas menuju parkiran.

"Nis, pulang bareng, yok," ajak syifa.

"Yaudah, yok."

Mereka pun menaiki mobilnya dan langsung menyusuri jalanan yang tak terlalu ramai lagi. Kalau Aina memang tadi pagi datang bersama Syifa. Tentunya pulang juga dengannya.

"Gaes, mampir ke cafe dulu, yuk," ajak Syifa. Dan itu langsung diangguki oleh sahabatnya.

Sesampainya di  cafe , mereka pun memilih tempat duduk yang dekat dengan jendela.
Setelah itu, mereka menikmati keindahan cafe yang bernuasa hitam putih. Sungguh elegan dan terlihat mewah, menurut mereka.

"Pesan apa, kak," tanya seorang pelayan dengan ramah.

"Boba sama kentang goreng aja, " jawab Aina

"Samaiin aja, kak," ujar Annisa yang langsung diangguki Syifa.

Setelah selesai membincang-bincang. Pesanan mereka pun datang.

"Ini, kakak," ujar pelayan wanita tersebut.

"Oke, makasih, kak," kata mereka.

Mereka pun mulai memakan pesanan tadi dan juga tetap larut dalam pembicaraan. Setelah itu, mereka pun bergegas untuk pulang. Syifa mengantar Annisa karena lebih dekat lalu baru dengan Aina.

"Makasih, fa," ujar Annisa yang sudah sampai didepan gerbang rumahnya.

"Oke, nis," lalu ia berlalu meningalkan kompleks Annisa.

Annisa pun tiba didalam rumahnya. Dan melihat mamanya sedang menonton tv. anggota Rumahnya hanya Annisa dan kedua orangtuanya dan juga pembantu. Memang tidak ramai karena Annisa anak tunggal.

"Assalamualaikum, ma," ucap Annisa didekat mamanya.

"Wa'alaikumussalam, nak, eh, sama siapa pulang,?" Tanya mamanya melihat ke sekeliling ruangan.

"Sama temen, ma." Jawab Annisa.

"Nanty ayahmu jemput gimana, nak, telepon ayahmu dulu sana. Ujar Dinda.

"Tenang, ma, udah, kok, tadi," ucap Annisa.

"Oeh, baguslah," balas mamanya, lalu ia melihat diraut wajah anaknya yang tersangkut kelelahan.

"Mandi sana, nak," suruh mamanya yang langsung diangguki Annisa.

Kini, ia tengah menyegarkan badannya. Sangatlah segar. Setelah itu, ia keluar kemar dengan memakai piyama favoritnya. Setelah selesai semua. terdengar ketukan pintu dan terlihat mamanya yang tengah berjalan kearahnya.

"Kenapa, ma," tanya Annisa.

"mama cuma mau bilang aja, kalo nanti malam Adrian kesini buat makan malam sama kita. mama sama papa yang undang dia kesini. Ujar Dinda yang langsung mendapat keterkejutan oleh Annisa.

"Whatt!, Nanti malam kak Adrian kesini? " Tanya Annisa yang masih tak percaya. karena, ia merasa mamanya hanyalah bergurau.

"Iya, sayang," balas mamanya.

"Jadi, nanti malam, kamu harus berpakaian dan dandan yang cantik ya, nak" tambah mamanya lagi. Dan itu membuat Annisa bingung. Kalo berpakaian rapi okelah karena kita kedatangan tamu jadi harus memuliakannya dengan berpakaian rapi. Tapi, yang jadi pertanyaan. Kenapa harus dandan yang cantik? Inikan cuma makan malam biasa, bukan pergi kepesta atau hal semacamnya. pasti ujungnya, Ia juga akan menuruti.

"Nak, kenapa melamun?" Tanya mamanya yang masih berada dikamarnya.

"Eh, mama, ga kenapa-kenapa, kok, hehe," jawabnya dengan cengiran.

"Oiya, pakaiannya, udah mama siapkan juga," tambah mamanya lagi. Dan itu membuat Annisa tak paham.

"Buat apa, ma,? Tanyanya polos. Dan itu langsung membuat mamanya terkekeh.

"Kok, mama ketawa, sih?" Tanya Annisa yang mulai cemberut.

"Buat nanti makan malam, sayang, kamu ini ga paham aja dari tadi. Kata Dinda yang masih terkekeh.

"ma, Kan cuma makan malam, kenapa harus repot gitu, sih, ma?" Kata Annisa yang tak paham arah jalan pikiran mamanya padanya bagaimana. Atau, Annisa saja yang ga peka apa? Dahlah, ia males berdebat dengan mamanya.

"Harus, dong, sayang," ucap mamanya.

"Oke deh, seperti keinginan mama," ujar Annisa.

Mamanya pun berlalu meninggalkan Annisa dikamar. Dalam hatinya terasa campur aduk. Disisi lain ia males harus berdandan begitu. Tapi, ia juga senang karena bisa makan malam bersama Adrian. Sudahlah, Annisa Putri zahra jangan menambah pikiran lagi. Ujarnya dalam hati. Ia pun segera merilekskan diri dan langsung menuju meja belajar untuk membuka laptopnya dan mulai melakukan kebiasaannya.

.

.

.

Semoga syuka:)

Makasih, buat yang udah mau ngeluagin waktunya buat baca cerita Annisa. Luv u♡♡

Vote & coment

StruggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang