chapter 8

5 2 0
                                    

                                     Happy reading
                                            
                                            💚💚💚

"Impianku dari dulu ingin kuliah di Turki, kak," lirih Annisa sambil mendudukkan kepalanya. Adrian membulatkan matanya mendengar itu. Karena, impian dia yang sungguh tinggi. "Munkin, kakak kaget denger ini, tapi aku bersungguh-sungguh ingin kuliah disana, kak. Dari kecil, aku pengen banget sekolah disana. Tapi, aku sadar sewaktu itu aku masih kecil dan ayah sama mama bakalan ga setuju. Jadi, aku memutuskan untuk sekolah disana tamat SMA. Atau lebih tepatnya kuliah disana. Tapi sekarang, rasanya harapan ku untuk kuliah disana tidak munkin deh, kak. Karena, kemungkinannya sangat kecil. Lalu, aku sadar kak, aku harus berjuang untuk ini. Aku gaboleh lemah dalam hal ini. Aku akan berjuang semampuku. Dan aku juga  sudah berjanji pada diri sendiri akan mencapainya, kak.

Seketika, ia sadar kalo ia banyak sekali bicara didepan Adrian. Adrian pun dari tadi hanya menjadi pendengar yang baik. Sekarang Adrian mengerti akan impian seseorang yang diluar dugaan kita.

"Maaf, aku jadi curhat panjang lebar sama kakak,"

"Gapapa, kok, aku yakin, nis, impian kamu bakalan terwujud."

"Aamiin,"

"Makasih, kak, udah mau denger,"

"Hehe, santai dek, kalo mau ngomong lagi, kakak siap denger kok."

Seulas senyuman hadir di sudut bibir Annisa. Ia sungguh merasa nyaman berada didekat Adrian.

"Semangat, Annisa, Allahu Akbar," ujarnya lagi dan itu langsung membuat Annisa ingin melayang didepan Adrian. Sungguh damai perkataannya.

"Kakak juga semangat, Allahu Akbar,"

"Yaudah, sekarang saya mau pulang dulu, ya," katanya sambil berdiri dari tempat duduknya.

"Oeh, iya kakak,"

"Tan-mama sama om dimana?"

"Didalam munkin, kak,"

Mereka pun berjalan beriringan menuju dalam rumah. Sesampainya, mereka langsung melihat Dinda dan Toni sedang menonton tivi. Segera ia berjalan ke arah mereka.

"Om, mama, Adrian pulang dulu, ya, dan terimakasih buat makan malamnya." Ujarnya sambil menyalami kedua orangtua Annisa.

"Nginep disini aja, Adrian," balas Dinda.

"Eh, gapapa, kok, jangan repot-repot, ma. Jawabnya.

"Ngak reportin, kok, nak, tapi kalo kamu mau pulang, yaudah mama ga paksa kamu," kata mamanya.

"Yaudah, ma, om, Adrian pulang dulu, Assalamualaikum," ucapnya.

" iya, nak, wa'alaikumussalam. Jawab Dinda dan Toni serempak.

Lalu, Annisa pun berjalan kedepan untuk menemani Adrian. sesampainya di depan mobil Adrian pamit pada Annisa.

"Makasih Annisa,"

"Buat?"

"Makasih aja."

"Hehe, aku yang harus berterima kasih kak,"

"Buat apa,"

"Karena udah mau dengerin ceritaku."

"Oeh, itu, santai aja, kamu,"

"Yaudah, hati-hati dijalan, kak,"

"Iya, saya pamit,"

"Iya, kak,"

Mobilnya pun berlaju meninggalkan pekarangan rumah Annisa. Setelah itu, Annisa pun langsung memasuki rumahnya dan langsung menaiki tangga.

Ia mulai memasuki kamar mandi dan mulai membersihkan tubuhnya agar merasakan kesegaran. setelah selesai, ia pun keluar mengunakan piyama krem bergambar bear. Lalu, segera ia tuju ke kasur empuknya. badannya mulai mencari tempat yang enak untuk tidur. Dan ia pun langsung memejamkan matanya dan ia mulai larut dalam tidur yang ditemani dengan bunga tidur.

                                           ☘️☘️☘️

Pagi ini ia sedang sarapan dengan orangtuanya. Setelah selesai ia pamit kesekolah. Ia diantar oleh supir rumahnya---pak Marto.

"Berangkat dulu, ma, yah." Ujarnya sambil menyalami keduanya.

"Iya, nak,"

"Assalamualaikum,"

"Wa'alaikumussalam,"

Sekarang ia sedang dalam perjalanan menuju kesekolah. Sesampainya, ia langsung menuruni mobil dan langsung berucap terimakasih kepada pak marto.

Ia mulai menyusuri koridor dengan santai yang mulai dipenuhi keramaian para murid SMA lentera bangsa. Sampai ada seseorang yang memegang bahunya dan langsung membuat ia memberhentikan langkahnya. Dilihatnya seseorang yang selalu menganggunya.

"Jangan pegang aku"

" Eh, sorii,"

"Apa,"

"Nanti pulang sekolah bareng gw mau," ucap Morgan. Cowok yang selalu ngejar-ngejar Annisa walaupun sekarang ia sudah punya pacar sendiri.

"Aku liat dulu nanti,"

"Kok nanti si, sekarang aja bilangnya,"

"Aku buru-buru mau masuk kelas,"

"Belum bel p--

Belum selesai ia berucap. Bel pun berbunyi. Dan itu membuat para murid mulai memasuki kelasnya satu persatu.

"Nah 'kan, udah bel, gw masuk kelas dulu ya," ujarnya lalu segera berlalu meninggalkan Morgan  yang tengah mengeraskan rahangnya dan memukul tembok dengan cepat. Memang kelas mereka berbeda, Annisa di MIPA4 sedangkan morgan di kelas ips3.

"Lagi-lagi Lo abaikan gw, nis,"

Sesampainya, Annisa dikelas ia langsung menyapa temannya dan langsung meletakkan tas dan menduduki kursinya. Dan mulai membuka buku paketnya. Hingga beberapa detik, Guru pun masuk dan seketika kelas menjadi hening.

"Pagi, semuanya." Ucap Bu Ratna selaku guru kimia.

"Pagi, bukkkkk,"

Mereka pun larut dalam pelajaran yang sedang berlangsung. Tapi, Ada juga yang tidak mendengarkan penjelasan materi tersebut.
Jam pelajaran tersebut pun berlalu dan dilajut dengan pelajaran kedua yaitu fisika. Setelah lama menguras energi otak mereka untuk berpikir. Akhirnya, bel istirahat pun berbunyi dan itu langsung membuat para murid lega karena bisa mengisi perut mereka yang dari tadi  meminta jatahnya.

.

.

.

Vote dan koment ya

Semoga syuka:))

Luv u all

♡♡♡♡




StruggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang