Ruangan serba putih, banyak orang, dan gue sedang berdiri di atas panggung dengan pake jas hitam dengan celana yang senada. Ini hari yang paling bahagia dalam hidup gue. Yup, hari ini gue resmi jadi tunangannya Raya.
"Mari kita sambut Raya Aiko Putri Ganendra!" seru seorang MC laki-laki yang berdiri nggak jauh dari tempat gue, sambil nunjuk tangannya ke sebuah anak tangga.
Gue mendongak, ikut menatap ke arah anak tangga. Sebuah bayangan mulai menuruni anak tangga satu persatu. Saat Raya mendongak dan menatap ke arah gue, gue sempat tahan napas.
Sumpah demi apapun Raya cantik banget hari ini. Dengan gaun putih pendek sampai lutut dan berlengan pendek, rambut coklat gelombang dihiasi mahkota kecil, dan make up yang terlihat natural, Raya sukses buat gue tambah cinta sama dia. Beruntung gue bisa di jodohin sama Raya.
Kalo gini mah, gue juga mau langsung nikah aja. Biar langsung halal aja hahaha. Tapi gue juga sadar, gue masih kelas 11, dan Raya juga pasti masih mau lanjutin sekolahnya.
Raya udah nyampek di depan gue. Dan fix, gue cinta mati sama dia. Raya tersenyum manis pake banget ke arah gue, yang hanya gue bales senyum miring doang. Dan sekarang adalah proses pertukaran cincin
####
Gue menyematkan cincin sederhana itu ke jari manisnya. Dan setelah terpasang gue masih mandangin itu. Menurut gue, cincin itu emang pas banget di jarinya. Tangan kirinya Raya gue tarik pelan, kemudian gue cium lama. Gue tengok ke arah Raya, dia cuma senyum doang.
RAYA BOLEH GUE BAWA KABUR NGGAK SIH! GEMESIN BANGET PAS SENYUM.
Kalian tahu, Raya itu cewek paling manja, childish dan periang yang pernah gue temui. Meskipun sifatnya seperti itu, tapi gue tetep cinta dan terus bertambah setiap harinya. Thanks Tuhan, udah buat takdir gue menjadi sempurna.
Saat ini adalah waktunya penjamuan. Gue dan Raya masih ada di atas panggung. Bosen juga sih, pengen langsung dikelarin aja ini acara. Tiba-tiba Raya nyenggol lengan gue.
"Fafa, senyum dong. Dilihatin banyak orang loh ini," kata Raya sembari berbisik.
Gue nunduk, karena tinggi Raya cuma seleher gue. Gue emang nggak suka ngumbar senyum. Gue adalah cowok tipe coolboy dan kalem. Gue cuma ngangkat alis doang.
"Iya senyum. Gini nih, nih senyum namanya," katanya kemudian. Menarik kedua sudur bibirnya hingga gigi kelincinya terlihat.
Sadar nggak sih, kalo Raya senyum kek gitu, gue jadi tambah gemes. Pengen gue gigit tuh pipi. Wait, ini masih di pesta, jangan
sampai ada cowok lain yang tahu kalo Raya bisa semanis dan seimut ini kalo lagi senyum.Gue langsung nutup mulutnya dengan telapak tangan gue. Nggak rela gue woy, senyumannya dilihat cowok lain. Possesif? Biarin, orang gue tunangannya Raya.
"Nggak usah senyum," ujarku memperingatkan.
"Masa Yaya, harus kelihatan sedih? Kan ini hari spesial buat aku," ujarnya yang kelihatan lagi kesel. Nah kan tambah gue gemes.
"Biasa aja."
Terlihat Raya membulatkan kedua matanya. Kemudian menunduk terlihat sedih. Duh mulut, bisa ngerem nggak sih! Stop jiwa julid gue kalo ada Raya. Gue takut dia salah nangkep ucapan gue.
Raya masih nunduk dan cuma diem doang. Membuat gue merasa nggak enak hati.
"Em, mau minum? Entar gue ambilin," tanya gue memecahkan keheningan di antara kita berdua.
Raya mendongak kemudian tersenyum sangat lebar. Tapi kenapa gue ngerasa aneh ya.
"Susu kotak rasa coklat!" serunya girang.
![](https://img.wattpad.com/cover/268850253-288-k321616.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CIELO [TERBIT]
أدب المراهقين"Cinta tak selalu dilambangkan dengan bunga mawar, tetapi bisa juga dengan langit" CIELO diambil dari bahasa Italia yang berarti "langit". Memiliki banyak makna termasuk keabadian cinta didalamnya. Warnanya yang menenangkan ternyata berefek member...