[3] Tak sesuai harapan

4.4K 676 14
                                    

"eh? Mereka kan yang di konbini." Giandra bergumam, memperhatikan kedua remaja pria tersebut. Merangkul Takemichi yang sepertinya ketakutan, mungkin sungkan karena status kedua remaja pria tersebut. "Takemichi ada hubungan apa dengan mereka?"

Hinata kelihatan menekuk wajah nya, tanda ia marah. Hinata berjalan maju, mendekati Takemichi dan dua remaja yang ada di samping sang pacar.

"Tunggu sebentar!" Seru Hinata, saat ketiga nya ingin pergi.

Giandra yang melihat itu punya firasat, bahwa hal yang mengejutkan akan segera terjadi. Jadi ia hanya diam, tak ada niatan menahan Hinata untuk melakukan apapun itu.

"Ah, maaf aku ada urusan hari ini." Takemichi meminta maaf, menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

Hinata sampai di samping Takemichi, tepat di hadapan pria bertubuh pendek. Telapak tangan hina terbuka, kemudian melayang di udara sedetik kemudian.

Plak!

Suara tamparan terdengar nyaring, sementara Hinata yang melakukan itu menampilkan wajah kesal lain dengan yang tertampar ia kelihatan terkejut. Takemichi keliatan ketakutan, anak-anak lain terkejut bukan main, remaja pria tinggi kesal bahkan terlihat urat wajah nya.

Giandra tersenyum miring, entah bodoh atau hebat sekaligus luar biasa. Hinata berani memukul salah satu anak geng Tokyo Manji, dan dari desas desus yang ia tangkap. Keduanya adalah ketua serta wakil ketua. Mikey serta Draken.

"Wow." Gumam Giandra, menonton pertunjukan dadakan di hadapannya, sebari bersandar dalam dinding.

Kalau Giandra perhatikan, Takemichi itu gentle terbukti karena saat ini ia tengah melindungi Hinata. Tak salah Hinata, memilih pacar sekaligus calon pendamping mungkin?.

Saat Mikey melayangkan tinju dan hampir mengenai Takemichi, sementara calon yang di tinju menutup mata rapat.

"Bercanda!" Mikey tersenyum watados, sementara Takemichi sudah ketakutan dengan air mata menggenang dan ingus yang keluar. "Takemichi bodoh sekali ya." Si pelaku menepuk-nepuk bahu Takemichi yang masih syok.

Kemudian Mikey berjalan keluar, saat beberapa langkah ia memutar kepalanya kebelakang tersenyum cerah ke arah Takemichi. "Aku tidak mungkin melayangkan tinju pada wanita."

Setelah kesalahpahaman yang berhasil di luruskan, Takemichi pergi bersama dua remaja tersebut sementara Hinata masuk kedalam sekolah kembali, setelah meminta maaf di luar.

"Hei, kau tadi hebat Hina-chan." Giandra yang sudah menunggu mengacungkan ibu jari nya, tersenyum mengejek sekaligus kagum.

"Sudahlah Dra-chan, aku malu saat mengingatnya." Hinata memegang kedua pipinya. "Ayo kita masuk kelas."

"Eh!?" Dan sekali lagi Giandra terseret oleh Hinata.

- - - - - - - - - - - -

Giandra menikmati angin malam, duduk di bangku pada rooftop apartemen, karena sebentar lagi kembang api di nyalakan. Sambil menikmati sekaleng kopi, ia tersenyum penuh damai.

Dia mengetahui beberapa fakta, setelah 2 hari berada di sini. Pertama gedung apartemen Hinata dan dia sama, hanya saja ia satu lantai lebih tinggi dari Hinata. Kedua Takemichi itu, rasanya ada yang janggal seperti orang dewasa perilakunya walaupun sifat kekanak-kanakan masih kentara. Dan ketiga geng Tokyo Manji sangat ditakuti disini, begitu terkenal.

Giandra penasaran, apa pendapat keempat teman nya yang lain. Kini mereka entah dimana, suatu tempat di Jepang. Mungkin saat ini mereka tengah bersenang-senang atau sekedar melamun.

Tak lama kembang api menghiasi langit malam, meledak menciptakan percikan cahaya indah kemudian menghilang meninggal asap tipis yang terbawa angin. Sungguh indah, Giandra sampai mengabadikan itu dengan foto. kebetulan ia bawa kamera.

"Indah sekali, begitu cantik." Giandra bergumam, tanpa sengaja ia melihat Takemichi berlari menuju tangga keliatan kebingungan. "Aneh."

- - - - - - - - - - - -

Takemichi terkejut mendapatkan kebenaran yang keluar dari mulut Akkun, padahal ia kira teman nya itu tak berubah sama sekali terkecuali penampilan. Tapi kenyataannya tidak, Akkun menderita ia ketakutan hingga harus mendorong teman nya jatuh dari peron, hampir tewas karena tertabrak kereta.

"Takemichi, Mikey berubah sejak kematian Draken." Ucap Akkun membelakangi Takemichi, menatap ke bawah gedung kabaret.

"Eh?! Draken mati?" Takemichi terkejut. Akkun sedikit berbalik, menatap sahabatnya itu tatapan nya tak bisa diartikan dengan kata-kata.

"Dia seharusnya tidak mati, Draken yang tidak seharusnya mati tetapi malah mati." Ujar Akkun, Takemichi menatap nya tidak percaya. "Dan aku mendapatkan uang dengan cara kotor."

Akkun naik ke atas pembatas gedung, cukup pendek hingga tak perlu ia gunakan tangga."aku selalu mengagumi nya, mengagumi sosok mu yang berjuang sambil menangis." Ia memasukan kedua tangan ke dalam kantung celana, menatap langit malam sebari tersenyum.

"Akkun." Ucap Takemichi, ia memiliki perasaan yang tidak enak.

"Yang ingin kau selamatkan dengan kembali ke masa lalu... Adalah dia?" Tanya Akkun menengok ke arah Takemichi

"Disitu berbahaya, turunlah." Perasaan Takemichi semakin tidak enak, kemungkinan terburuk apa yang akan dilakukan sahabatnya terlintas dalam benak.

"Cinta sejati ya?" Akkun terkikik. "Berjuanglah Takemichi."

"Hah?"

"Selamatkan lah mereka." Akkun tersenyum, menampakkan ekspresi putus asa di sertai air mata yang sudah di ujung.

"Akkun!"

"Berjuanglah pahlawan cengeng."

"Jangan, Akkun!" Seru Takemichi mencegah teman nya. Tapi terlambat, Akkun bunuh diri, melompat dari gedung tinggi tersebut membiarkan gravitasi memakan raga hingga menyebabkan jiwa terlepas. "Akkun!"

Tangan Takemichi terulur di udara, seketika ia merasakan kesedihan serta penyesalan mendalam. Mendekati pinggiran gedung, terpampang jelas tubuh tak bernyawa Akkun disertai darah yang merembes keluar.

Meraung putus asa disana, sementara sesosok laki-laki berkaca mata yang melihat itu hanya menampilkan ekspresi biasa.

Dan saat itu ia bertekad, menyelamatkan Hinata, Draken serta Akkun. Mengubah masa depan suram, menjadi lebih baik.

• ÷ • ÷ • ÷ • ÷ • ÷ • ÷

Silahkan Vote dan coment, jika ada kesalahan mohon maaf dan koreksi.

Pindah fandom jauh sekali, jadi belum terbiasa tolong arahan nya jika salah ya para reader.

See you next chapter

Cʜᴀɴɢᴇ Tʜᴇ Fᴜᴛᴜʀᴇ { ᵗᵒᵏʸᵒ ʳᵉᵛᵉⁿᵍᵉʳˢ }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang