[10] Pertarungan

3.1K 477 67
                                    

"Tujuan ku adalah 'menghancurkan Touman' tapi itu melelahkan. Jadi aku memutuskan untuk membiarkan Toman berkelahi dengan anggota nya sendiri. Ku rasa hasilnya oke karena dengan tanganku sendiri. Mikey yang tak terkalah..." Hanma menggantungkan ucapan nya, Berpuluh puluh anggota Moebius mendekati keempat anggota Toman dan Giandra.

"AKAN MATI!" Hanma, menampilkan ekspresi wajah yang gila. Merentangkan kedua tangan, senyum lebar namun agak menyeramkan terukir."100 ANGGOTA MOBIUS!"

"MELAWAN 4 ANGGOTA TOUMAN. KALIAN LEBIH BAIK JANGAN CUMA BERDIRI DISANA SEPERTI KEMARIN!!" Hanma menengok kearah anggota nya dengan senyuman gila.
"KARENA AKU TIDAK SELEMBUT OSANAI!"

"SIAP!!!" Seru seluruh anggota Moebius berdiri tegak.

"KALAU KALIAN KABUR. AKU AKAN MEMBUNUH DAN MENGHANTAM GIGI KALIAN SAMPAI LEPAS MENGERTI!!!?" Tambah Hanma mengancam masih dengan ekspresi sama.

"SIAP!!!" Seru para anggota Moebius lagi, mereka sudah melemaskan otot-otot nya bersiap untuk menghajar kelima orang yang diam disana.

"Kepung Mikey, Draken dan gadis itu. Dan bantai semuanya." Menyeringai ia menunjuk ketiga orang yang dimaksud.

Giandra diam, menatap datar Hanma. Ia melirik Takemichi, raut wajah kebingungan sekaligus panik terukir jelas disana. Ia mungkin bingung karena sejarah telah bergerak keluar jalur.

Tiba tiba suara deru motor terdengar, bukan satu atau dua melainkan berpuluh-puluh deru motor memecah malam.

"Jadi mereka kesini." Mitsuya tersenyum senang semi menyeringai.

"Huh?" Takemichi tidak mengerti maksudnya kebingungan.

"Ah, seperti nya beneran tawuran malam ini." Giandra menatap arah deru motor terdengar. Walaupun mungkin, gak separah di Indonesia yang tawuran bawa senjata entah itu batu, golok, sabit, sarung atau petasan. Disini paling tongkat baseball atau palang air besi. Paling nekat pisau atau senjata api.

Deru motor semakin jelas, cahaya lampu motor bersinar kian terang. Para anggota Toman dengan toppuku turun dari motor, berjalan mendekati kelima orang yang menatap gerombolan tersebut.

"Aku tidak tertarik dengan konflik internal." Kapten skuad kelima Mutou Yashiro berujar.

"TAPI JIKA ITU MELAWAN MOEBIUS KAMI TIDAK BISA BERDIAM DIRI!" Seru kapten skuad keempat Kawata Nahoya.

"Pada akhirnya ini adalah hari dimana kita melaksanakan pertarungan." Ucap kapten skuad pertama Baji Keisuke sambil menggigit karet rambut.

"Kalian..." Mikey tersenyum melihat para anggota nya yang antusias.

"Bodoh ini lah kekuatan penuh geng Tokyo Manji." Banji mengikat rambutnya.

"Jadi siapa yang mau mati duluan." Nahoya memperlihatkan implus anarkis yang ketara.

"Pe!!! Akan ku mulai darimu." Mutou berseru.

"Kuh!" Pe tanpa sadar melangkah mundur, namun kepalanya ditahan oleh Hanma. "Ini mulai menarik."

"Giandra lebih baik kau pergi dari sini." Ucap Mitsuya, bersiap untuk bertarung.

"Mitsu-kun, kau tahu kan tadi aku di targetkan. Mereka akan mengejar ku jadi percuma saja." Giandra mengetuk ngetuk ujung geta pada tanah, memeriksa sekaligus bersiap untuk bertempur. 'lagipula aku punya misi khusus untuk menyelamatkan Draken."

"Kalau begitu berhati-hati lah, aku akan ada di sekitar mu." Ujar Mitsuya berdiri di depan Giandra, menatap para anggota Mebius tajam.

"Terima kasih Mitsu-kun, jangan khawatir aku bisa jaga diri." Giandra melemaskan otot-otot nya.

"Battle Royal dihari festival..." Draken berdiri, walaupun masih sempoyongan membuat Takemichi terkejut. Ia mau bertarung dalam keadaan terluka begitu!?. "Bikin darah jadi bergejolak."

"Bukan kah itu benar Mikey?" Ucap Draken berdiri disamping ketua Touman tersebut.

"Haha."tertawa kecil. Para anggota Toman berlari, siap menghantam para anggota Moebius."AYO!!!"

"BANTAI MEREKA!!" seru Hanma, Moebius juga ikut maju siap menghantam Toman.

Mereka saling menyerang, dan pertempuran pun pecah. Saling adu pukul untuk menghancurkan lawan, menggila dimalam festival. Menggunakan gaya bertarung masing-masing, mulai dari memukul, menendang hingga membanting.

Giandra menendang dengan kuat salah satu anggota Moebius, ia benar-benar dikepung. Tapi dapat ia atasi dengan mudah. Hei, ini bukan apa-apa dibandingkan dengan pertarungan di Amerika dulu yang menggunakan senjata api. Sekali tembak kau akan mati.

'dimana Draken!?' Giandra melihat sekeliling, ia tak bisa menemukan pria tinggi bagai tiang listrik tersebut. Padahal tadi berada didekat nya.

Yang Giandra dengar dan lihat saat ini hanya umpatan, dan seruan Mikey pada Pe, ketua Touman itu mendekat pada orang terkait.

"DRAKEN! DRAKEN KUN!!!" Seruan Takemichi membuat perhatian Giandra teralih, tanda bahwa Kiyomasha berhasil melakukan aksinya. Segera menuju ke asal suara, ia menghajar siapapun yang menghalangi.

"TAKEMICHI!!!" Seru Mikey, Draken terbatuk tanda ia masih bisa diselamatkan walaupun batuk tersebut mengeluarkan darah.

"MIKEY KUN!! DIA MASIH HIDUP!!!" Seru Takemichi setidaknya ada sedikit harapan.

"JAGA KENCHIN!!!" Balas Mikey dari kejauhan, ia tak bisa ke sana terhalang gerombolan Moebius.

"TAKEMICHI!!!" Giandra berseru mendekat, memperhatikan luka Draken. Parah. Tusukan nya cukup dalam, terbukti dengan darah yang keluar.

Merobek lengan Yukata nya, ia mengikat robekan tersebut pada luka Draken. Setidaknya membantu sedikit agar luka tak lebih terinfeksi dan darah tidak semakin banyak keluar.

"Takemichi, kau gendong Draken aku akan membuka jalan." Ucap Giandra berdiri menendang seorang anggota Moebius dengan gerakan memutar dibelakangnya.

"Iya!" Takemichi kelihatan bersusah payah menggendong Draken. Sudah pasti karena perbandingan berat badan yang jelas.

Giandra membuka jalan, membawa Takemichi dan Draken ke tempat aman setidaknya untuk sementara, jauh dari pertempuran.

"DRAKEN KUN!?" Takemichi panik kala Draken kembali terbatuk darah. "KAU AKAN BAIK-BAIK SAJA!! AKAN KU BAWA KE RUMAH SAKIT. AKAN KU SELAMATKAN KAU BAGAIMANA PUN CARANYA!!!"

"TAKEMICHI!!!" seruan terdengar, Hinata dan Emma berlari mendekati mereka.

"HINA!! EMMA CHAN!!!" balas Takemichi.

"kami sudah memanggil ambulan!!" Seru Hinata.

"BAGAIMANA DRAKEN!?" Tanya Emma, jelas ia dimakan panik.

"DIA BAIK-BAIK SAJA DIA MASIH HIDUP." Menangis, Takemichi menurunkan Draken. Emma meletakkan kepala pria yang terluka tersebut ke atas pangkuan nya.

"Draken.." berucap lirih, melihat keadaan orang terkasih tengah diambang kematian.

"Hina berapa lama sampai ambulan nya datang kesini?" Tanya Takemichi.

"Aku tidak tau" Jawab Hinata. "Sepertinya jalanan macet karena festival dan hujan."

"Semoga cepat sampai." Ucap Giandra meringis melihat luka Draken.

Belum selesai sampai disana, siluet sekelompok orang berpakaian toppuku terlihat. Seharusnya mereka senang, karena itu adalah anggota Touman. Namun tidak, karena itu adalah kelompok Kiyomasha.

"Ck! Masalah lagi."

• ÷ • ÷ • ÷ • ÷ • ÷ • ÷ • ÷

Silahkan vote dan coment, maaf jika ada kesalahan mohon dikoreksi.

Thanks Reader

See you next chapter

Cʜᴀɴɢᴇ Tʜᴇ Fᴜᴛᴜʀᴇ { ᵗᵒᵏʸᵒ ʳᵉᵛᵉⁿᵍᵉʳˢ }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang