[14] Save

2.5K 407 29
                                    

"DRAKEN KUN SAAT INI!!!"

"Aku sudah mendengar, dimana ruang tunggu nya?" Tanya Mikey tak ingin mendengar penjelasan Takemichi karena sudah tahu.

"Mikeeey." Lirih Emma menatap Mikey dengan air mata yang turun.

"Mikey!!" Mitsuya berseru.

"MIKEY!! AKU!!..." Ucap Peyan.

"Semuanya diam ini rumah sakit, jadi harus tenang." Ujar Mikey membuat Takemichi terdiam, begitu pun Mitsuya dan Peyan yang ingin mendekat jadi berhenti mengurungkan niat.

Duduk pada salah satu bangku disana Mikey menunduk, kemudian mendongkak menatap lampu tanda operasi yang menyala."... Kenchin adalah orang yang selalu memegang kata-katanya."

Takemichi terdiam menatap Mikey. "Dia tidak akan mati disini dia tidak akan melakukan sesuatu yang hina." Ujar Mikey.

"Karena dia berjanji untuk menguasai seluruh negara ini dengan ku." Ucap Mikey dengan senyum lebar yang ia tunjukkan, menguatkan serta meyakinkan yang lainnya."jadi Emma, Mitsuya, Takemicchi, Peyan. Percayalah pada kenchin."

Mikey memasang wajah tegar berhasil menguatkan yang lain nya. Sementara hujan masih mengguyur di luar sana, di tengah kekhawatiran Hinata dan Emma duduk pada salah satu bangku dengan Emma yang berusaha menenangkan diri. Mitsuya bersandar pada dinding melipat kedua tangan disampingnya ada Peyan yang berdiri sambil menunduk. Teman-teman Takemichi mengobrol guna mengikis kekhawatiran.

Salah satu dokter yang menangani Draken keluar, namun lampu operasi masih menyala."apa disini ada yang bergolongan darah O? Pasien sedang kritis dan membutuhkan donor darah karena kehilangan banyak darah"

Pernyataan dokter tersebut membuat kekhawatiran mereka yang sudah terkikis kini semakin menjadi."kami kekurangan stok darah O harus orang yang sehat dan tidak sedang terluka yang dapat mendonorkan nya."

"A-aku" semua orang langsung menaruh atensi nya pada seorang laki-laki asing yang berada disana."go-golongan darah ku O aku juga sehat dan tidak sedang terluka."

"Apa kau mau mendonorkan darah mu pada pasien? Saat ini pasien sedang kritis dan membutuhkan donor darah." Pinta Dokter tersebut, semua yang berada disana menatap laki-laki asing itu penuh harap. Mereka siap memohon jikalau lelaki asing itu tak mau mendonorkan darah nya.

Laki-laki itu menunduk, menimang sejenak kemudian menatap Giandra yang ikut menatapnya."apa pasien itu teman mu Gandra san?"

Giandra diam sejenak, kemudian menampilkan senyum teduh."iya Draken adalah teman ku Vans."

Vans tersenyum cerah sebagai balasan, menatap dokter senyum tak luntur dari wajah imut semi polos."aku bersedia."

"Baiklah kalau begitu silahkan ikuti saya." Vans mengikuti dokter tersebut untuk mengambil darah nya. Yang lain menghela napas, lega lantaran mendapatkan donor darah untuk Draken yang saat ini sedang kritis.

"Apa dia teman mu Dra-chan?" Tanya Emma pada Giandra yang bersandar pada dinding disampingnya."iya dia Vans, tadi aku kesini bareng dia."

"Syukurlah, kita mendapatkan donor darah untuk Draken." Emma kembali menangis, dan ditenangkan oleh Hinata."iya syukurlah."

Tak lama Dokter tadi kembali masuk, membawa kotak yang kelihatan sekali bahwa itu kantung darah. Operasi masih terus berjalan saat dokter tersebut masuk, dan mereka kembali menunggu.

Tak lama lampu operasi mati, jantung mereka yang menunggu berdetak tak karuan. Was-was karena takut akan mendapatkan berita buruk. Pintu terbuka, para dokter keluar dari ruang operasi.

"Dia lolos dari Kematian" ucap salah satu dokter membuat Takemichi bingung, karena belum konek. Efek hujan-hujanan, berantem, laper dan mungkin lelah. "Operasinya sukses."

Cʜᴀɴɢᴇ Tʜᴇ Fᴜᴛᴜʀᴇ { ᵗᵒᵏʸᵒ ʳᵉᵛᵉⁿᵍᵉʳˢ }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang