Kita.

681 61 2
                                    

Dalam gegap gempitanya malam Jaemin tidak merasa pengap, tidak jua engap.

Padahal posisinya mengenakan selimut tebal pada malam musim panas.

"Its okay kalau kamu nginap tempat aku?"

Ditanya begitu, Jaemin mengangguk lucu. "Tentu" tambahnya.

"Jeno?"

"Kira kira tiga hari lagi sih pulang dari selandia, jadi gak papa"

"Oke" Mark mengangguk suka.

Kalau dilihat lihat sebutannya mereka ini apa ya? Antara kakak ipar dan adek ipar yang selalu menghabiskan malas panas bersama.

Ah selingkuh!

Tapi Jaemin jelas menolak mengakui hal tersebut, mereka hanya teman "main" tidak lebih dan tidak kurang. Saat Jeno pergi karena tugas kantor— Jaemin akan bosan dan lebih memilih jalan bersama Mark— sang kakak ipar merangkap teman dibandingkan sendirian dirumah besar.

"You okay?" Mark bertanya karena Jaemin menghembuskan nafas setiap lima menit sekali dengan berat.

"Jawab jujur atau bohongan?"

"Kalau bohong lebih menyenangkan untuk didengar, maka bohong saja" ucap Mark begitu malah membuat Jaemin tertawa dan mengatakan sejujurnya.

"Aku bosan"

"Karena?" Mark bertanya lagi, karena Jaemin tidak jelas mendeskripsi.

"Bukan karena kak, tapi dengan. Dengan Jeno aku bosan" Jaemin mengendikkan bahu, kemudian melesak masuk kedalam pelukan yang lebih tua.

"Aku belom mandi schatz"

"Tapi masih harum" makin mengerat pelukan itu, makin Jaemin menelungkupkan wajah.

Sofa di ruang tamu yang lenggang enak sekali dibuat tempat peluk pelukan.

"Jeno is doing great, right?"

"Tentu saja, adik kakak yang satu itu jelas tampan, mapan, dan rupawan— but he's to good for me" ucap Jaemin sedih. Di titik lain merasa bersalah karena selingkuh dari sang suami tapi juga tidak bisa lepas dari cinta yang Mark miliki.

"And then?"

"Aku ngerasa aja gitu gak pantes buat dia, he like meh— ketika lihat aku. Kakak tau kan ini problematic banget, coba saat dijodohkan itu kakak udah pulang dari Hungary"

"Waktu gak bisa diulang schatz..."

"Iknoo" Jaemin cemberut. Tapi tetap melanjutkan ceritanya.

"Jeno nunda punya anak— and its make me sad" sedih Jaemin, Membuat Mark hilang fokus dari pekerjaan.

Laptop itu ditaruh, Mark membawa Jaemin sepenuhnya pada pelukan hangat.

"Why?" Sambil terus dielus. Mark membuat Jaemin bercerita lebih lanjut.

"I don't know, apa aku kurang cantik?"

Mata sebening krystal milik Jaemin mencari kebenaran lewat tatapan ke mata karamel kepunyaan Mark.

"Kamu orang paling cantik yang ada didunia ini"

"Gombal banget—" Jaemin tertawa atas penuturan Mark, ketika bersama Jeno. Ia tidak pernah seperti ini.

"Kamu sendiri dikantor gimana?" Jaemin mengalihkan pembicaraan, bosan membicarakan rumah tangga carut marutnya sendiri.

"Aku—"

"Iya kakak gimana?" Jaemin memutar bola matanya malas, kalau Mark sudah nge bug.

"Lancar banget—"

CIRCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang