Chapter sebelumnya ...
"Karena dia tukang fitnah!" seru Taufan mendorong Alex yang terdiam
"Ck! Awas aja lu nanti!" seru Alex lalu keluar dari gudang
Taufan menghela napas sambil meraup wajahnya
"Why me ... ?"
• alone •
Taufan mengayuh sepedanya menuju sebuah tempat. Tempat ia bekerja untuk mencari uang"Hai, Taufan!" sapa seseorang sambil mendekati Taufan
"Hai, kak Kaizo!" balas Taufan ceria. Ia mendekati lelaki bernama Kaizo itu. Taufan memanggilnya 'kak' karena Kaizo berumur 19 tahun
"Sudah siap bekerja?" tanya Kaizo, "Tentu!" jawab Taufan semangat
"Kak Kaizo, Taufan, ada yang minta servis ban mobil tuh!" kata seseorang. Kaizo dan Taufan segera membenarkan ban mobil dengan baik agar hasilnya memuaskan
Ya.
Bisa ditebak bahwa Taufan bekerja di sebuah bengkel yang lumayan terkenal.
Pemilik bengkel itu adalah Kaizo sendiri. Kaizo adalah kakak kandung Fang
"Bagaimana sikap Fang? Apa masih sama seperti dulu?" tanya Kaizo sambil memperbaiki ban mobil itu bersama Taufan
"Yaa... Masih sama. Masih suka menghina bahkan membully." jawab Taufan datar. Ia paling malas dan tak suka mengingat memori tentang dirinya yang selalu viral
Viral untuk dihina dan dibicarakan banyak orang.
"Ya, maafkan aku karena tak bisa menegur Fang yang selalu berbuat seperti itu. Kau tau, Fang itu keras kepala. Sama seperti gadis yang pernah ku jumpai." Jelas Kaizo
"Gadis?"
"Ya. Seorang gadis." jawab Kaizo
"Seorang gadis bermata merah pernah datang kesini untuk mendaftarkan diri bekerja disini. Ku tolak dengan lembut karena pekerja disini sudah cukup.
Tapi dia keras kepala dan terus memaksa ingin bekerja disini. Ku tolak lagi dengan alasan yang sama." sambung Kaizo
"Kenapa dia ditolak hanya karena pekerja disini sudah cukup? Kan dia bisa jadi cadangan?" tanya Taufan penasaran
"Ngga cuma karena pekerja. Kulihat wajahnya pucat dan ada beberapa luka ditubuhnya. Aku cuma takut dia tiba-tiba pingsan saat bekerja. Apalagi ia perempuan."
"Terus?"
"Yaa akhirnya dia ngalah. Terus pergi. Dia itu sebaya sama kamu loh, Fan." jawab Kaizo
"Sebayaku?"
"Ya, sebayamu. Ok, mobilnya sudah siap." kata Kaizo lalu mendekati pemilik mobil dan berbincang sebentar
Sementara Taufan hanya terdiam memikirkan cerita singkat dari Kaizo
"Hmm... Gadis ya? Mungkin dia sama sepertiku..."
• alone •
Taufan memarkirkan sepedanya di bagasi rumah. Sudah ada mobil putih milik ayahnya yang berarti ayahnya sudah pulang.
Taufan melangkahkan kakinya menuju pintu depan dan berhenti sejenak.
Ia yakin kepulangannya tak disambut. Kalau iya pun sambutannya berupa sindiran.
Taufan mendorong pintu bercat putih itu dan melangkahkan kakinya menuju ruang tengah
Alangkah iri dan sedihnya ia melihat keluarganya berkumpul menonton TV sambil disertai canda dan tawa.
Ia selalu berharap, suatu saat nanti ia bisa duduk bersama disana..
"Baru pulang, hm?" tanya salah satu adiknya yang berkacamata itu, "Hm..." jawab Taufan singkat
"Kenapa kamu kesini? Ini kan bukan rumahmu." sindir seorang wanita yang merupakan ibu dari Taufan. Clara namanya.
Taufan hanya mendiamkan diri saja sambil berjalan menuju kamarnya yang berada di dekat dapur
Krieett...
Sebuah kamar rapi bernuansa biru. Cukup sederhana tapi Taufan tak mempermasalahkannya.
Yang penting ia masih bisa beristirahat di kamar kecil itu
Taufan mengembalikan buku-buku pelajaran yang ada ditasnya ke rak buku. Lalu ia merebahkan diri diatas kasur sambil menatap langit-langit kamar
« Taufan POV »
Hufft... Entah kenapa setiap hari hidupku hanya itu itu terus. Sekolah, kerja, pulang. Besoknya sekolah lagi, kerja lagi, pulang lagi.
Aku selalu saja jadi bahan omongan. Dan kadang juga diremehkan. Seperti Fang teman sekelasku yang selalu menganggapku rendah. Cih!
Terkadang juga aku selalu merasa kesepian
Sendirian
Walaupun salah satu adikku masih berbaik hati peduli padaku
Tapi tetap saja , ada kurang bagiku
Tok... Tok...
"Abang. Ini Ice.."
"Masuk.."
Aku menoleh saat salah satu adikku masuk dan mendekatiku
Itulah Ice. Adikku yang pendiam tapi ia peduli padaku. Tidak seperti adikku yang lain - Ups!
"Ada apa?" tanyaku mendudukkan diriku dan menatap Ice yang duduk sambil memeluk boneka paus kesayangannya
"Ngga papa." jawab Ice sementara aku memutar bola mataku
"Maaf atas omongan Mama tadi.." kata Ice
"Hmm..." aku hanya menganggukkan kepala saja.
Dia adalah Mama ku. Mama udah bersusah payah melahirkanku ke dunia ini dan aku harus berbakti padanya walaupun Mama tak pernah menganggapku ada
"Gimana kerja abang?"
"Ya lumayan. Hari ini aku dapat bonus dari Kak Kaizo karena katanya aku pekerja paling rajin, hehe..." jawabku senang
"Alhamdulillah... Ice juga ikut senang. Oh iya, ini bang..." Ice memberikanku sebuah amplop. Aku mengernyit
"Amplop apa ini?"
"Uang dari Papa.." jawaban Ice membuatku mengangguk.
Papa juga sama seperti Ice. Peduli padaku. Walaupun kadang aku tak berjumpa dengannya karena Papa sibuk bekerja.
Papa jugalah yang suka menasihati Mama saat Mama menyiksaku. Yaa walaupun Mama tak mau mengalah
« Taufan POV off »
"Makasih..." kata Taufan menerima amplop itu
"Sama-sama. Oh iya, abang udah makan?" tanya Ice. Taufan menggeleng
"Yaudah, Ice turun dulu. Sekalian ambil makan malam buat abang." kata Ice sambil berjalan ke arah pintu
"Ok..." balas Taufan. Ice pun pergi setelah menutup pintu
Taufan terdiam menatap amplop itu. Senyuman ceria yang selalu ia pakai luntur secara perlahan
'Andai Mama seperti Papa ...'
• alone •
![](https://img.wattpad.com/cover/268772328-288-k276020.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm (Not) Alone ✓
ФэнтезиAlone ? Ya, itulah yang kami rasakan. Banyak penyiksaan yang kami hadapi, Banyak hinaan yang kami dapati, Tapi akhirnya, Kami tau ... Kami Selalu Bersama dan Kami Tak Sendirian "I Know I'm Not Alone!" --- 📍 [ Taufan & Fem!Halilintar ] 📍 BoBoiBoy m...