3 : Penyiksaan

418 36 15
                                    

Chapter sebelumnya ...

"Ok..." balas Taufan. Ice pun pergi setelah menutup pintu

Taufan terdiam menatap amplop itu. Senyuman ceria yang selalu ia pakai luntur secara perlahan

'Andai Mama seperti Papa ...'

.

.

.

Taufan bangun dari tidurnya. Ia melirik ke arah jam dinding di kamarnya, Pukul 4 pagi.

Ia berjalan menuju kamar mandi. Setelah selesai mandi dan shalat, Taufan pergi mengambil sapu lalu mulai membersihkan kamarnya

Hal itu selalu ia lakukan sejak kecil

.

Taufan melangkahkan kakinya menuju lantai 1. Seperti tadi, ia membersihkan ruang tamu, ruang tengah dan dapur.

Hingga pukul 5.30, semua keluarganya sudah mulai bangun dan beraktivitas.

'Hah... aku harus mulai Masak! kalau nggak aku bakal dimarahin habis-habisan sama mama!' seru Taufan dalam hati. Ia segera pergi ke dapur untuk memasak.

Ia Teringat saat dirinya dimarahi Clara karena tidak memasak makanan untuk keluarganya

Flashback

Taufan berada di dalam kamarnya. Ia baru saja selesai membersihkan kamar Dan kini ia sedang menyiapkan buku pelajaran

Dok! Dok! Dok!

Tiba-tiba pintunya digedor-gedor keras. Taufan langsung melangkahkan kaki dan membuka pintu kamar. Terlihat Clara sedang menatapnya dengan tajam

"A-ada apa, Ma..?"

"Pura-pura ngga tau, hm?! Ini udah waktunya tapi kamu belum masak sarapan!" seru Clara

"T-tapi Taufan ngga tau, Ma. Biasanya kan Mama yang mas-"

"Ngga usah alasan! Kamu itu pembantu dirumah ini. Jadi kamu yang harusnya masak! Kamu ngga kasihan sama anak-anak saya hah?!"

"M-maaf, Ma... T-Taufan akan masak sekarang..." lirih Taufan

"Ngga usah. Aku mau makan diluar aja bareng anak-anakku! Pergi sana dan jangan panggil aku Mama!" seru Clara lalu pergi meninggalkan Taufan

Flashback*off

"Pagi, Mama!"

"Pagi, Ma..."

"Morning, Mama!"

3 suara bersahutan terdengar. Itulah ketiga adik Taufan yaitu Ice, Solar, dan Thorn

"Pagi juga, Sayang..." suara Clara juga terdengar membalas ucapan ketiga adiknya

Terkadang Taufan iri.

Iri pada adik-adiknya yang selalu disayang mamanya. Tapi Taufan tahu, ia bukan bagian dari keluarganya..

"Iya, aku bukan siapa-siapa..." setetes air mata membasahi pipinya namun ia tak peduli

" Taufan udah belum masaknya?!" tanya Clara sambil meneriaki Taufan

"Iya, udah..." jawab Taufan menaruh sarapan di meja makan.

Mereka kini berkumpul di meja makan dan Mulai mengambil makanan.

Baru saja Taufan akan mengambil nasi saat tiba-tiba Clara melempar sendok tepat di wajah Taufan

I'm (Not) Alone ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang