10 : Lelah

222 19 6
                                    

.
.
.
.
.

Hari - hari mereka lalui bersama.

Kini Taufan dan Halilintar sedang duduk bersama disebuah bangku taman

Tentunya ada jarak dong!

:^

"Lily udah sarapan?" tanya Taufan. Halilintar mengangguk

"Tadi sih berusaha bikin sarapan. Untung Bunda sama adik-adikku yang lain lagi jalan-jalan."

"Jalan-jalan? Ah, keluargaku juga sedang jalan-jalan.." kata Taufan "Dan kita jelas ditinggal," sambung nya sambil tertawa

"Hehe... Jelas lah..." sahut Halilintar

Mereka terdiam sejenak

"Lily..."

"Hm?"

"Kalau misal Lily diusir dari rumah, apa yang Lily lakukan?" tanya Taufan tiba-tiba

Halilintar mengernyit, "Kenapa Fan tanya begitu?"

"Hm... Siapa tau kita diusir karena mereka udah terlalu muak sama kita," jawab Taufan seadanya

"Um... Entahlah..."

• alone •

Halilintar menatap luar rumahnya melewati jendela. Netra ruby nya menatap bintang-bintang berkilauan

"Aku ingin jadi seperti bintang... Bebas diangkasa tanpa beban," gumam Halilintar

"Kenapa hidupku selalu begini? Disiksa, dihina, bahkan hampir dibunuh. Lebih parahnya... Oleh orang-orang yang kusayang..."

"Bunda... Adik... Kenapa kalian sebegitu jahatnya pada Hali? Hali salah apa..? Bukankah Hali selalu melakukan yang terbaik buat kalian, tapi apa balasannya? Kalian nyiksa Hali, dan ngga pernah nganggap Hali..."

Ia terdiam sejenak, teringat ucapan Taufan tadi

"Kalau Hali pergi dari rumah, apa kalian akan bahagia...?"

Ia terdiam, lalu bibirnya mengukir senyuman tipis

"Kalau memang iya, ngga papa. Hali akan pergi dari sini.. Biarpun Hali sedih, yang penting kalian bahagia..."

"Tanpaku..."

Broomm... Broomm...

Suara mesin mobil terdengar. Halilintar menghapus air matanya lalu berjalan menuju ruang tamu.

Keluarganya baru saja pulang dari acara 'jalan-jalan'

Kriett...

"Selamst datang kembali..." sapa Halilintar berusaha tersenyum walaupun ia yakin tak dibalas

"Udah siapin makan malam?" tanya Allyn datar

"Udah. Di meja makan..."

"Hm..." Allyn mengangguk lalu pergi meninggalkan Halilintar

"Hali udah makan?" tanya Gempa saat ia berhenti di depan Halilintar, "Udah.."

"Ya udah, Abang masuk dulu ya,"

"Iya."

• alone •

Bruk!!

"Cepetan piket!"

Halilintar hampir terjatuh saat ia didorong oleh Alexa yang menyuruhnya piket.

Ck! Padahal ini hari Senin dan salah satu siswa yang piket di hari ini adalah Alexa, bukan dirinya

"Kan hari ini kau yang piket," ketus Halilintar

"Udah bisa ngebantah, hm? Mentang-mentang punya sahabat baru, sekarang jadi ikutan sok kuat," kata Alexa sinis

"Bukan masalah itu, Alexa. Tapi setiap siswa udah punya jadwal dan kewajiban untuk piket masing-masing.." jelas Halilintar

"Ngga usah ngatur-ngatur. Ingat! Mommy ku Kepsek di sekolah ini, dan Daddy ku pemilik perusahaan kaya dan terkenal. Kamu anak rendahan ngga usah ngatur-ngatur sama yang tinggi!"

"Huh..." Halilintar mendengus kesal melihat sikap Alexa yang terlalu membangga-banggakan kedudukannya

"Dah ah! Males aku ketemu anak rendahan kayak kamu! Pokoknya gantikan piketku!" seru Alexa meninggalkan Halilintar yang hanya pasrah saja

Halilintar pun akhirnya menyapu kelas yang masih sepi itu

"Pagi Lily! Eh, Lily kok nyapu? Hari ini bukan jadwal piketmu kan?" tanya Taufan saat ia baru memasuki kelas

"Ngga papa kok. Lagian ngga ada yang mau piket padahal kelas kotor seperti ini. Jadi aku yang piket aja, daripada ngga ada kerjaan." jawab Halilintar santai

"Ooh... Kalau gitu, aku juga mau bantu piket deh!" seru Taufan semangat. Mereka piket bersama hingga bel masuk berbunyi

• alone •





Bersambung...

Persiapan untuk chapter berikutnya, mweheheheheeee..... 😏😏😏 *evil laugh:v*

I'm (Not) Alone ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang