[BONUS CHAPTER]
Terlihat sosok gadis cantik dengan surai berwarna Putih perak kebiruaan sedang tertidur dengan tenang dan nyaman.
Benar, Sosok itu tidak lain adalah Teressa.
Saat ini Teressa masih tertidur, dan ia tidak tahu jika Demon yang ada disisinya sudah tidak ada.
Beberapa saat kemudian.
Tiba-tiba datang segerombol Holy knight yang terlihat panik.
Tentu kedatangan mereka membuat kebisingan, sehingga itu akhirnya membangunkan Teressa dari tidurnya.
"Tuan putri! anda baik-baik saja kan?!"
"Nona! Apa nona tidak apa apa?!"
"Putri!"
"Nona!"
....
...."Uahhh berisik! Ada apa sih?" Teressa tampak kesal.
"Nona! Syukurlah anda tidak apa apa."
"... Kenapa kalian sekawatir itu? Toh aku cuman tidur di sisi demon itu seperti biasanya." Katanya.
"Nona, Apa anda tidak lihat?"
"Apa?--- Eh?! Dimana dia?!" Teressa terkejut melihat Demon itu sudah tidak ada di tempat itu.
"Dimana Demon itu?!"
"Ahh, tadi dia pergi keluar."
"Kemana?!"
"Mohon maaf tuan putri, aku tidak tahu lagi dia pergi kemana."
Teressa langsung bangkit, dan berlari meninggalkan ruangan ritual bermaksud untuk mengejar Demon itu.
"Nona! Tunggu kami!"
_Teressa POV_
Sial!
Kemana perginya demon itu!
...
Kemungkinan besar dia masih ada di sekitar sini, kalaupun Demon itu kabur. pasti akan kesulitan karena di seluruh Tempat ini terpasang Barrier anti Iblis tingkat tinggi.
Atau jika dia bisa menghancurkan Barriernya pun tetap saja itu akan membutuhkan waktu yang lama.
Tapi, setelah ku cek, tidak ada sedikit pun kerusakan dari barriernya, itu artinya dia tidak berusaha untuk kabur, mungkin?
Dan, aku merasakan ada aura iblis yang sangat besar dari arah Colloseum.
Demon itu berada di Colloseum!
Tapi, dia sedang apa ya... di tempat itu?
Akan ku pastikan sendiri!
Setelah aku menginjakan kaki di depan Colloseum.
Tiba tiba Terasa Aura yang sangat mengerikan, lebih dari yang sebelumnya.
Aura itu membuatku gemetaran, disusul kedua tangan dan kakiku mati rasa.
*--*
"Siapa serangga ini, beraninya menghalangi jalanku."
Tiba tiba Demon dengan aura yang sangat besar itu, berada tepat di depanku.
Dia memandangku dengan tatapan yang sangat merendahkan diriku.
Apa aku akan mati disini? Dengan merasakan auranya saja sudah tahu, dia bisa membunuhku semudah Bernapas.
Tapi, dia tidak membunuhku, dan hanya menatapku seperti itu terus."Hey." Panggilnya dingin.
Aku tidak bisa menjawabnya karena tekanan auranya yang membuatku kesulitan dalam menggerakkan bibirku.
"O-oi Luz, hentikan, dia bisa mati." Ucap seseorang. Dan ternyata orang itu adalah Demon yang aku panggil.
"Baik, master."
Master katanya?!
Padahal Demon itu jelas lebih kuat dari Demon yang telah ku panggil.
Siapa sebenarnya Demon yang kupanggil itu?
_
"Hei, kamu apa kamu tidak apa-apa?" Demon itu mengulurkan tangannya padaku.
Berbeda dengan Demon yang satunya, ia menatapku dengan tatapan jijik.
Itu membuatku merinding."Master, bolehkan saya menanyakan sesuatu?" Katanya.
"Tentu saja."
"Siapakah manusia ini? Kenapa anda sampai rela mengulurkan tangan anda demi manusia rendah dan kotor ini?"
Uhh, kata katanya membuatku sakit hati.
"Hah, asal kau tahu ya. Dia ini adalah orang yang memanggilku kesini." Katanya.
"Jadi begitu master, lalu mohon maaf atas kelancangan saya." Tiba tiba dia sopan padaku.
"Ternyata anda yang memanggil master ke dunia ini, saya menghormati anda."
Uhh sikapnya jadi berubah! Yang tadinya mengganggap ku sampah, sekarang langsung seperti ini?!
Apa-apaan demon ini... Apa semua demon aneh seperti ini?
"O-oi Luz tarik aura demon mu, itu membuatku sedikit tidak nyaman."
"Baiklah, master."
Aura Demon yang sangat kuat itu kemudian hilang dalam sekejap.
"H-hebat." Kagumku.
"Baiklah, aku akan bicara serius padamu cewek dada besar!"
D-dada besar...
"A-apa itu?"
"Tch."
Demon itu mendecik lalu memalingkan wajahnya.
Kenapa dia?
"K-kau, d-diperbolehkan m-menjadi majik--- ATASANKU SEMENTARA!"
huh?
Ehh...
Eh?!
"Uahhh benarkah?!" Aku senang.
"Tentu! T-tapi aku akan menjadi bawahanmu sampai k-kau berhasil mengalahkan raja iblis! Mengerti?!"
"Baik!"
"Tapi, ada tiga syarat." Katanya Dengan Serius
Aku seketika terdiam melihat wajah seriusnya itu, wajahnya itu menandakan bahwa syaratnya tersebut bukanlah sesuatu yang diremehkan.
"A-apa syaratnya?" Tanyaku gugup.
"Kau akan tahu." Demon itu menyeringai.
"Kemarilah." Panggilnya.
Dia kemudian membisikkan persyaratannya.
Syaratnya adalah...
_/\_to be Continued_/\_
KAMU SEDANG MEMBACA
Demon Hero, but not a Hero (Hiatus)
ActionKarasu Setsuna dan teman sekelasnya terpanggil ke dunia lain menjadi pahlawan yang ditugaskan untuk mengalahkan raja iblis. akan tetapi, Karasu bukan jadi pahlawan, melainkan jadi iblis yang harus di bantai oleh pahlawan?!