Epilog

778 87 12
                                    

Taehyung-ah, kau sudah melihat foto malaikat kecil kita? Kuharap kau sudah melihatnya.

Biar kutebak, saat ini, kau pasti sedang menangis terharu karena akan menjadi calon Appa untuk malaikat kecil kita. Benar, bukan? Aku juga begitu. Setiap hari, aku selalu memikirkan bagaimana kalau calon bayi kita ini saat besar nanti. Ah, pasti akan mirip sekali denganmu. Tampan dan memiliki senyum menawan. Kuharap, kita bisa menjadi orang tua yang baik baginya. Dan kuharap, kita bisa membesarkan malaikat kecil kita bersama-sama.

Seharusnya aku sudah memberitahukan hal ini padamu sejak lama. Namun, aku tahu saat itu kau sedang tidak baik-baik saja. Masa lalu pahit yang kau simpan rapi sejak lama, kembali menggoreskan bongkahan luka. Pasti sangat sulit rasanya berdamai dengan masa lalu tersebut. Aku mengerti itu, Taehyung-ah.

Karena itu aku ingin selalu berada disampingmu. Menjadi sandaran bagimu saat lelah menghampiri harimu. Ataupun saat pilu memberatkan dadamu. Tetapi itu semua tidak lebih dari sekedar angan-anganku. Tidak akan pernah terwujud karena kau telah menutup pintu hatimu. Rasanya sangat menyedihkan saat kau memilih untuk menjauhiku dan mengabaikanku. Bahkan kata 'berpisah' yang keluar dari celah bibirmu membuat sebilah pisau mengiris hatiku tanpa kenal waktu.

Bukan. Aku bukannya marah padamu, Taehyung-ah. Aku tahu, kau juga terluka seperti diriku. Luka dan kesedihan yang menyelimutimu itu mungkin akan berkurang jika kau mau berbagi denganku. Dengan begitu, aku bisa membantumu menyembuhkan luka itu. Sama seperti yang dulu kau lakukan kepadaku. Percayalah, aku akan selalu menunggumu sampai kau bisa berdamai kembali dengan masa lalu.

Pengharapanku hanya satu, tolong jangan meninggalkanku. Tolong kembalilah seperti Kim Taehyung yang memiliki sorot mata hangat dan senyum yang menenangkan seperti dulu. Semoga setelah membaca surat ini, kau tidak lagi menjauhi atau mengabaikanku, Taehyung-ah. Maaf kalau aku terlalu banyak menuntutmu. Dan maaf, kalau aku belum bisa menjadi pendamping yang sempurna bagi dirimu.

Tetapi bagiku, kau adalah lelaki sempurna yang pernah hadir mendampingiku. Bersumpah dan mengikat janji denganmu adalah keputusan terbaik dalam hidupku. Bahkan jika aku dapat memutar kembali waktu, aku akan tetap memilihmu tanpa ragu.

Hari ini, esok, dan esok seterusnya
Aku akan selalu mencintaimu.
Selamanya.

*
*
*

Rules of Love (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang