Bunyi apa itu?
Jeongyeon merasa terganggu dengan suara keras yang mengusik tidur damainya. Ia segera meraih bantal disampingnya dan menutupi kepalanya untuk membuat bunyi itu tidak terdengar lagi. Tetapi itu tidak berhasil. Dengan mata setengah terpejam, Jeongyeon meraba-raba meja kecil disamping ranjangnya. Begitu tangannya yang terjulur menemukan ponselnya, bunyi itu sudah tidak terdengar lagi.
Jeongyeon akhirnya menarik napas lega karena sekarang ia dapat tertidur tenang. Oh, tidak jadi saat sebuah potongan kejadian semalam terlintas dibenaknya. Mata gadis itu terbuka lebar dan ia langsung duduk bersila di tempat tidur mengedarkan pandangan berkeliling.
Astaga, tidak mungkin. Kenapa ia terbangun bukan di kamar tidurnya? Jeongyeon menepuk pelan kedua pipinya memastikan kalau ia mungkin sedang bermimpi. Hasilnya ia memang tidak sedang bermimpi dan sekarang ia benar-benar terbangun di kamar...hotel?
Jeongyeon menendang-nendang selimut yang menutupi sebagian kakinya, melempar bantal-bantal ke sebarang arah, dan juga menarik-narik rambutnya dengan perasaan campur-aduk. Otaknya berputar cepat mengingat kejadian semalam. Ya Tuhan, apa yang sudah dilakukannya?
Gadis itu segera meraih ponselnya yang tergeletak diatas meja kecil. Sebuah note kecil yang ada di atas layar ponselnya membuat Jeongyeon mengernyitkan dahi. Ia kemudian membaca tulisan yang ada dalam note berwarna ungu tersebut.
'Terima kasih sudah menandatangani kontrak perjanjian denganku, nona Yoo. Dan, satu lagi, terima kasih atas malam yang tak terlupakan.'
Jeongyeon menarik note tersebut, meremuknya dengan segenap amarah yang menumpuk hingga ubun-ubun, lalu melemparnya asal. Kepalanya mendadak nyeri dan jantungnya berdegup keras.
Demi Tuhan. Terkutuklah kau, Kim Taehyung!
***
Yerin yang sedang menyusun cup-cup kue ke dalam etalase terkejut dengan bunyi pintu tokonya yang terbuka dengan kencang dan keras. Kemudian seorang gadis dengan penampilan tidak beraturan mendekatinya dan menatapnya tajam.
"Kenapa kau tidak melarang lelaki itu membawaku kemarin malam?!"
Beruntung sekali pengunjung toko kuenya siang itu sedang sepi dan pegawai yang bekerja di tokonya juga sedang istirahat. Sehingga ia tidak perlu malu oleh pelanggan toko dan pegawainya karena kedatangan seorang tamu yang merupakan teman baiknya berteriak tidak jelas.
"Jeongyeon-ah, ada apa? Berbicaralah dengan tenang karena aku tidak mengerti kalau kau berteriak tidak jelas," ujar Yerin seraya menuntun Jeongyeon untuk duduk di salah satu kursi terdekat. Gadis itu memberikan Jeongyeon segelas air dan memintanya untuk kembali menceritakan dengan pelan.
Jeongyeon menuruti perkataan Yerin. Ia menceritakan pada gadis itu semua kejadian kemarin malam yang samar-samar diingatannya.
"Mwo?! Kau dan dia... Ya Tuhan, aku sudah menduga kau akan memiliki hubungan yang lebih dari sekadar teman dengan pasangan kencan butamu itu, Jeongyeon-ah."
"Yak, Jung Yerin. Aku dan dia tidak melakukan hal menjijikkan seperti yang kau bayangkan itu. Aku hanya menandatangani kontrak perjanjian yang aku tidak tahu-"
Ah, sudahlah. Percuma saja ia menjelaskannya lagi pada Yerin karena ia sendiri juga tidak mengingat hal tersebut. Ia harus segera bertemu lelaki itu dan meminta penjelasan maksud dari note yang ditinggalkan untuknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/263032691-288-k496151.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rules of Love (TAMAT)
Fiksi PenggemarHidupnya sekarang tidak lebih dari sekedar omong kosong. Aturan sialan. Perjanjian konyol. Dan, pria brengsek. Haruskah ia menyalahkan takdir atau haruskah ia menertawakan nasib? *** START : 260321 END : 030621