4. Bekal bibi Luna

655 178 34
                                        

D I S C L A I M E R
Sugarpouu || 2021

Karakter dan sifat tokoh dalam cerita ini hanyalah fiktif, yang artinya semua adengan dan karakterisasi murni imajinasi!

⛄Happy reading ⛄

"Semua perempuan itu cantik. Bagaimanapun bentuknya."

Setelah mengabari Hyejin jika Juan sudah ketemu, mereka segera kembali ke rumah. Ternyata rumah mereka saat ini tidak jauh berbeda dengan keadaan rumah gadis barusan. Ya, Juan membuatnya berantakan dengan maianan dan alat-alat tulisnya karena bosan menunggu sang Ayah pulang.

"Kau habis berperang dengan siapa?" tanya Taehyung yang berusaha mengambil mainan Juan yang berceceran di lantai setelah ia meletakkan kruknya. Dengan menahan tubuh dengan satu kaki saja, Taehyung benar-benar harus mengeluarkan tenaganya untuk ini.

"Aku berperang dengan kebosanan, Ayah." Juan ikut membantu sang Ayah untuk membereskan kekacauan yang ia ciptakan. "Ayah duduk saja, biar aku yang mengemasi ini. Kaki Ayah pasti sakit."

Taehyung berhenti dan tersenyum tipis. Perhatian kecil dari sang anak membuatnya merasa sangat bersyukur. Baginya, menjadi Ayah diumur yang masih muda dengan kondisi kehidupan mereka yang seperti ini, banyak susah dan senang yang sudah ia lalui, membuat Taehyung banyak belajar dan menghargai kehidupan.

Jika saja tidak ada Juan di dalam hidupnya, mungkin Taehyung masih menjadi berandalan yang tidak meghargai kehidupan. Taehyung memang benar-benar menikmati kehidupan jalanan dengan balapan liar semasa ia remaja. Meskipun ia masih tahu diri untuk tidak pernah menjadi beban kedua orangtua untuk kesenangannya.

Dulu ia bahkan tidak pernah berpikir apakah nyawanya akan berakhir di jalanan saat balapan. Sekarang, jangankan untuk kehilangan nyawa, sakit saja Taehyung tidak mau. Karena ada anak kecil yang akan khawatir dengan keadaannya.

Sebagai seorang anak, Taehyung sangat tahu bagaimana rasanya ketika melihat salah satu orangtuanya sakit. Itu membuatnya sedih dan khawatir akan kehilangan. Maka dari itu Taehyung tidak mau membuat Juan merasakan hal itu. Tapi hidup memang tak selalu bisa dikendalikan. Dan yang namanya musibah tidak bisa dihindari oleh manusia. Seperti kecelakaan kerja yang ia alami tadi siang.

"Mungkin kaki Ayah sudah membaik jika kau memberikan satu senyuman. Jika kau cemberut dan terus khawatir, nanti kaki Ayah sembuhnya lama."

"Baiklah. Satu senyuman untuk Ayah," kata Juan sembari tersenyum dan berlari memeluk pinggang Taehyung.

"Anak pintar."

Mereka kembali membereskan ruangan ini. Setelah semuanya rapi mereka merebahkan diri di atas sofa.

"Ayo, sudah waktunya tidur," Ajak Taehyung memberitahu karena ini sudah waktunya bagi sang anak untuk tidur.

"Ayah, apakah ibuku juga secantik bibi Luna?"

Alih-alih mengiyakan ajakan sang Ayah, Im Juan malah mengutarakan pertanyaan yang membuat Taehyung membeku. Juan memang terkadang bertanya tentang Ibunya. Tapi kali ini anaknya itu malah menanyakannya dengan memuji perempuan lain yang baru saja ia temui.

"Entahlah, Ayah lupa bagaimana wajahnya," jawab Taehyung sekenanya.

Taehyung tidak lagi ingin mengingat masa lalu. Yang lalu biarlah berlalu. Meskipun kenangannya pasti akan membekas sampai kapanpun dalam ingatannya. Ia sungguh tidak pernah melupakan bagaimana wajah perempuan yang menjadi istri sekaligus ibu dari anaknya. Taehyung tidak pernah sekalipun melupakan senyumannya hingga detik ini.

FADE TO WINTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang