Tanggung jawabnya sebagai seorang CEO sudah sangat membuatnya jengah
terlebih lagi ia harus terjerumus pada suatu tanggung jawab yang baru dan yang dia tidak inginkan
di usianya yang baru menginjak 23 tahun ia harus mengikuti kemauan orang tuanya ya...
"Kali ini apa aku bisa menolak kemauan papah mamah?"
"Tidak bisa nak, perjanjian ini sudah disepakati oleh kedua belah pihak"
"orang yang sudah mati tidak akan tau kehidupan di dunia nyata!! Kali ini aku tidak akan mengikuti kemuan kalian lagi"
" ANAK KURANG AJAR!!" bentak seorang pria paruh baya dengan suara yang lantang
"Menjadi seorang CEO juga bukan kemuanku, sudah cukup papah menghancurkan kehidupanku" ucap seorang pria sambil hendak meninggalkan ruang keluarga.
Plak!
Pria paruhbaya itu menamparnya dengan begitu keras sambil berteriak "KAMU SEHARUSNYA BERTERIMAKASIH KARENA KEHIDUPANMU YANG MEWAH!!!"
"PAPAH KIRA AKU SENANG DENGAN KEHIDUPANKU YANG MEWAH?!!" Kedua orang tuanya diam sambil menatap anaknya
"bahkan aku tidak merasakan kebahagiaan sama sekali" Lanjutnya meninggalkan tempat itu
............
Ruangan ini sungguh membuatnya merasa sangat muak. Suara bising yang dihasilkan oleh musik dan sorak senang para pengunjung membuat dirinya sangat jengah, tempat ini ternyata tempat yang sangat kotor untuk dia jadikan sebagai tempat menenangkan diri.
Hanya cahaya remang yang menghiasi tempat ini, jangan lupa dengan lampu silver yang terus berputar menghantarkan kegembiraan dan melupakan beban pikiran. Tapi tidak dengan seorang pria tampan yang saat ini sedang duduk sambil meneguk wine yang diberikan bertender.
Semua orang dalam ruangan ini terfokus dengan aksi erotis para penari yang membuat tempat ini sangat ramai. Tapi ia lebih tertarik dengan terus meminum wine tanpa mempedulikan bahwa tenggorokannya seperti terbakar. Bahkan tidak peduli akan separah apa dia mabuk nanti, yang terpenting ia ingin melupakan masalah yang membuat kepalanya seperti ingin pecah.
"tuan sudah cukup, mari saya antarkan pulang" tetapi pria itu menolak dengan menepis lengan seorang yang mungkin bisa dibilang bawahannya
"diam atau kau akan ku pecat!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nama pria yang sedang mabuk sekarang ini namanya Seo Changbin seorang CEO muda di salah satu perusahaan ternama.
Changbin itu seorang pria yang luar biasa, pria yang memiliki wajah tampan, koreksi lagi sangat tampan dan memiliki kehidupan yang mapan dan mewah, dia menjadi CEO saat umurnya menginjak usia 21 Tahun ya itu merupakan paksaan dari papahnya
awalnya ia menolak dengan keras tapi akhirnya dia menerima setelah papahnya terjerumus kepada permainan judi dan perusahaan yang terbengkalai membuat changbin mau tidak mau melanjutkan perusahaan itu.
"Tcih" cangbin berdecih seraya masuk kedalam mobil untuk meninggalkan tempat itu
hari ini begitu melelahkan pasalnya perusahaan yang sedang ia jalani ini menghadapi kerugian yang terbilang cukup besar dikarenakan salah satu karyawannya melakukan korupsi dan ketika ia pulang kerumah keluarganya malah ingin menjodohkan dia dengan wanita yang ia tak kenal, changbin mengacak gusar rambutnya dan kemudian menanggalkan beberapa kancing kemejanya.
"Kim tolong besok adakan pertemuan dengan divisi keuangan, dan panggil orang yang berani mengkorupsi uang di perusahaan ku"
Ya, kim nama aslinya kim yunho tapi changbin lebih memilih memanggilnya dengan nama marganya yaitu kim, dia adalah orang kepercayaan changbin umurnya 2 tahun lebih muda dari changbin
changbin mengenal kim saat itu ia sedang pergi ke supermarket dan melihat Kim sedang dipukuli karena mencuri makanan
tidak.. kim tidak jahat, dia punya alasan kenapa ia mencuri, keluarganya sedang mengalami krisis keuangan dan ibunya sedang sakit, makanya dia memberanikan diri untuk mencuri
awalnya changbin bertanya kenapa dia tidak bekerja, jawaban yang mengejutkan dari Kim bahwa dia seperti di blacklist oleh semua perusahaan karena ayahnya adalah seorang penjudi dan sering membawa kabur uang perusahaan, ketika mendengar itu changbin langsung memberikan dia pekerjaan di perusahaannya sebagai OB tetapi dilihat dari pekerjaannya yang sangat rapih dan jangan lupa dia memiliki sopan santun yang tinggi, akhirnya changbin mempercayai kim sebagai sekretarisnya
"Baik tuan, tapi apa sebaiknya perusahaan memanggil polisi juga untuk langsung menangkap orang itu?" tanya kim sambil fokus menyetir.
"Tidak perlu, biar dia menghadap aku dan sisanya kau yang urus"
"Baik"
Malam ini changbin tidak akan pulang kerumahnya dulu, ia memilih untuk ke apartementnya yang lama, changbin memiliki apartment yang jarang ia gunakan, karena dia tidak suka berada diruangan sepi dalam kurun waktu yang cukup lama.
