6

26 6 0
                                    

Matahari menerobos masuk melalui celah jendela kamarku, aku tau ini sudah pagi, ralat mungkin sudah hampir siang
Tapi aku enggan untuk beranjak dari kasurku, sampai akhirnya ibu berteriak dari lantai bawah menyuruhku untuk sarapan

Aku melihat pantulan diriku di cermin dan melihat mataku yang masih membengkak
Kalian pasti tau aku semalaman menangis, ya tentang kejadian aku dibuang gitu saja oleh calon suamiku
Aku langsung menuruni tangga menuju meja makan, disana sudah ada ibu yang menungguku.

"Halo cantik" sapa ibuku sambil tersenyum

"Halo mah" balasku tak kalah dari ibu

Aku terus menunduk menyembunyikan mata sembabku di hadapan ibu, tapi ibu tidak bodoh pasti ia tahu aku sedang menyembunyikan sesuati

"Loh sayang kamu nangis?" Kata ibuku sambil melihat kearah mataku

"Iya bu"

"Kenapa? Kamu gasuka ya sama perjodohannya?" Tanya ibuku sambil memasang muka seperti menyesal, yang membuat aku tidak tega untuk melihat ekspresi itu

"Engga bu, yeri semalem marathon nonton film sedih, jadi sembab deh" alibi aku sudah benar kan? Tidak ada yang mencurigakan kan?

"Kamu itu ada ada saja"

........

"Jadi dia masih muda?"
Aku mengangguk menjawab pertanyaan sahabatku

"Ganteng?" Aku mengangkat kedua bahuku, aku bingung changbin itu tampan aku akui, tapi untuk apa jika sifatnya seperti itu

"Kapan pernikahan kalian berlangsung?"

"Setelah Ujian Akhir ini" nara menyemprotkan minumannya

"Gila itu sebentar lagi" aku hanya mengangguk lesu

"Aku takut" ucapku sambil menunduk
Nara mengusap punggungku dengan lembut

"Kau pasti bahagia yeri"

Sempat hening, sampai ada notif handphone yeri terdengar menandakan pesan yang masuk

+016xxxxx
Selesai kelas pergi kedepan gerbang, jangan lama!

Yeri mengeryitkan dahinya, 'pesan siapa ini' dan memutuskan untuk membalas pesan itu

Yeri
Siapa ya?

+016xxxxx
Seo changbin

Yeri
Baik

Setelah tau pesan itu dari changbin, ia langsung membalasnya, ada rasa takut yang hinggap ketika tau changbin akan menemuinya, tetapi pikiran itu dia tepis jauh, kemudia dia langsung menyimpan nomer itu dengan nama 'Seo Changbin'

"Siapa?" Tanya nara yang sedari tadi memperhatikanku

"Changbin" nara langsung menaikkan sebelah alisnya

"Selesai kelas ini dia menyuruhku untuk ke depan gerbang"

"Dia ingin menjemputmu" aku hanya mengangguk kecil, aku tidak yakin
Saat pertemuan keluarg saja dia menurunkan ku di pinggir jalan, kalo dia ingin menjemputku, lebih baik aku naik ojek online.

"Kamu punya fotonya changbin? Aku jadi penasaran"

"Tidak punyaa, kalau gitu nanti kamu temenin aku ke depan gerbang"

"Boleh"

............

"Kemana dia?"
Kenapa jadi nara yang paling menunggu kedatangan changbin

"Mungkin kena macet dijalan" ucapku asal

Sudah hampir 30 menit aku dan nara menunggu mobil changbin, sampai ada pikiran bahwa changbin hanya membohongiku

"Ini mungkin lama nara, kamu pulang aja deh"

"Gamau, aku penasaran changbin itu seperti apa orangnya, aku tidak mau sahabatku menikah dengan orang yang tidak baik"

Aku terdiam terpaku dengan perkataan yang baru dikatakan nara, itu benar adanya
Seo changbin , pria itu tidak menyukainya

Kemudian terlihat mobil hitam yang datang dan berhenti tepat di depan nara dan yeri

"Sepertinya itu dia" kataku berbisik pada nara

Kaca mobil depan turun sedikit hanya menampakkan bagian mata pria yang memakai kacamata hitam itu

Untuk apa changbin memakai kacamata hitam di cuaca yang teduh seperti ini, pikirku

"Cepat masuk" ucap changbin

"Kenapa dia tidak turun?" Tanya nara masih penasaran akan sosok calon suami sahabatnya

"Kau tuli?"

"Kenapa kau kasar sekali!!" Nara menaikkan nada bicaranya

"Bukan urusanmu" ucap changbin datar

"Aku sudah menunggu hampi satu jam untuk melihat seperti apa dia, tapi dia malah hanya menurunkan kaca mobilnya sedikit" gumam nara yang mungkin hanya bisa didengar oleh yeri

"Maaf, aku duluan ya"

"Tidak apa apa, hati-hati"

"Kau juga nara"

Akupun masuk ke bangku belakang sebelum dapat teguran dari changbin

"Didepan, aku bukan supirmu"
Tanpa menunggu ocehan datang lagi, aku bergegas pindah ke bagian kursi depan, dengan kaku aku memasang sabuk sambil menunduk

Dari awal perjalanan, aku dan changbin tidak berbicara satu kata pun, changbin yang fokus menyetir dan aku yang hanya menyenderkan kepalaku di kaca mobil.

Sebenarnya aku penasaran mau kemana ini? Aku ingin bertanya, sangat ingin, tapi aku takut, tetapi dalam hitungan detik selanjutnya aku memberanikan diri untuk bertanya dan memecahkan kesunyian didalam mobil ini

"Kita mau kemana?" Tanyaku pelan menengok kearah changbin tetapi tidak menatap matanya

Betul saja, changbin tidak menggubris pertanyaanku

"Maaf" aku meminta maaf kepadanya, tidak tahu tapi yang ada dipikiranku hanya memonta maaf

Suasana menjadi hening kembali dan aku hanya melihat kearah jalanan lagi dan lagi

"Fitting baju" aku terlonjak kaget mendengar suara changbin yang tiba tiba

"Mengagetkan saja" kataku sambil memegang dadaku karena masih kaget

"Apa? Aku hanya menjawab pertanyaan yang tadi" changbin berbicara tetap dalam pandangan yang fokus pada jalanan

"Bukannya acara kita masih sekitar 2 bulan lebih? Kenapa harus sekarang?"

"Dipercepaf jadi 2 minggu lagi"

"APA!!!"

"Kenapa ibuku tidak bilang?!!" Aku berbicara dengan suara yang tinggi

Pria itu hanya mengangkat bahunya dan tetap fokus pada kemudinya, kenapa dia bisa sesantai itu? Ini terlalu cepat

"Tega sekali ibu"

Tbc

Please Save Me || Seo Changbin (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang