🐣Nakal🐣 (Revisi)

65K 6.4K 282
                                    

"Abang... huwa abang"rengek pemuda mungil tersebut menggoyangkan tangan pemuda lainnya

Sedangkan si pemilik tangan yang di goyangkan sejak tadi diam, hanya menatap tajam pemuda mungil tersebut.

"Abang... ya ya... gak papa kok... gak bakal kaya yang terakhir kali"ucap pemuda mungil itu membujuk

"Saka goblok"umpat pemuda tersebut dengan dingin

"Lah... kok gue"ucap saka menunjuk dirinya sendiri dengan bingung

"Gara gara lo... lo yang bilang"ucap bagas dengan dingin

Ya yang sejak tadi diam menatap datar tersebut tak lain tak bukan adalah bagas, sedangkan yang diam menonton sejak tadi adalah saka. Dan yang sedang merengek tak tentu sejak tadi siapa lagi kalau bukan Andra. Mereka saat ini sedang bolos mata pelajaran pak cuak, alias mata pelajaran matematika. Pak didit adalah salah satu guru mata pelajaran tersebut di sekolah ini, giginya yang mancung membuat beberapa muridnya menamainya pak cuak.

Mereka bolos di rooftop sekolah, bersantai di temani ciki ciki dan minuman soda. Tidak ada yang namanya rokok dan alkohol. Karena mereka bertiga tersebut memiliki prinsip "nakal boleh tapi goblok jangan".

"Abang... ayolah... ya ya..."ucap Andra memohon

"Gak"singkat Bagas tegas dan dingin

Saka hanya bisa tertawa tanpa suara, saat Andra melihat saka hatinya panas membara.

"Abang bagas ma gitu... lumayan loh uangnya"ucap Andra membujuk

Andra bukannya tidak memiliki uang, namun ya lumayan untuk membeli ciki ciki di rumah tanpa mengeluarkan uang yang berada di rekeningnya.

"Lo itu gak miskin... uang lo ada... atau kurang... gue bakal transfer"ucap Bagas dingin

"Mau balapan huwaaaaa"rengek Andra berguling guling di lantai rooftop.

"Atau Abang laporin ke pak Raka?"ucap Bagas

"Ja-jangan donk"ucap Andra cemberut

Bisa gawat kalau Bagas melaporkannya ke pak Raka. Pak Raka adalah tangan kanan setia papanya dulu, sekarang pak Raka atau Andra panggil uncel Raka adalah orang yang memegang hak asuh Andra.

Bisa di bilang uncel Raka adalah papa pengganti setelah mama dan papanya meninggal 6 tahun yang lalu. Uncel Raka selain setia adalah orang yang tegas, bahkan Andra tak segan segan ia rantai bila tak mendengar omongannya.

"Abang hiks hiks"suara isakan tangis mulai terdengar

Andra tak habis pikir, semua bujuk rayunya sejak tadi tidak ada yang mempan. Frustasi, Andra frustasi makannya dia nangis.

"Abang jahat hiks hiks"tangis Andra tersendat sendat

"Gas... jangan terlalu keras... demam tu bocah nanti"ucap saka khawatir mengingatkan Bagas kalau anak yang sedang berbaring di lantai rooftop tersebut memiliki imun yang lemah

"Hufh... gak tetap engga..."ucap Bagas mengangkat tubuh mungil tersebut ke gendongan koalanya

Andra adalah anak yang paling kecil dari segi umur di persahabatan mereka, di kelas dan di angkatan mereka. Andra baru berumur 16 tahun di kelas 11, sedangkan Bagas dan Saka serta para teman angkatan mereka berumur 17 bahkan ada yang berumur 19 tahun.

Andra dulu cepat sekolah, mungkin karena otaknya yang encer jadi sekolah mau menerima. Namun sekarang otak encer Andra di tutupi oleh kenakalannya yang tidak bisa di katakan biasa.

"Lepas..."ucap Andra ketus sambil memberontak

Tatapan tajam Bagas tidak Andra hiraukan, Andra terus berontak. Namun apalah daya selisih tubuh mereka yang terbilang jauh, Andra yang mungil dan Bagas yang tinggi kekar.

"Le-pas hiks hiks... hah.. hah"ucapan Andra terbata bata tersebut membuat Bagas dan Saka menatap khawatir

"Asmanya kambuh"gumam Saka

Sontak Saka dan Bagas berlari ke bawah, menuju ruang kesehatan lebih tepatnya. Sesampai di sana, dokter yang berjaga langsung memberikan pertolongan pertama.

"Ada apa dengan anak itu bima"ucap pria bermata tajam tersebut

"Dia memiliki riwayat asma tuan"ucap bima di seberang telepon

"Lalu?"

"Imunnya juga berbeda dengan anak lain... lebih lemah... dia juga lahir secara prematur tuan"ucap bima di seberang sana

Pria yang sudah memasuki umur 40 tahunan tersebut saat ini sedang berada di ruangannya di sekolah tersebut. Namun semua kelakuan dan apa yang ketiga pemuda itu bicarakan ia lihat dan ia dengar lewat CCTV.

"Memiliki imun yang berbeda... namun dengan kekeh untuk balapan"ucap pria dewasa tersebut dengan geram

"Bima... carikan semua informasi yang di miliki anak tersebut... dari yang tidak penting hingga yang paling penting"perintah pria tersebut kemudian menutup telepon

Sedangkan di ruang kesehatan, nafas pemuda mungil itu sudah lebih teratur dari beberapa menit yang lalu. Matanya sejak tadi mengerjab ngerjab polos, mulut dan hidungnya tertutupi oleh masker oksigen.

"Gue mau beli minum..."ucap Saka berjalan keluar setelah mendapatkan anggukan dari Bagas

"Eh kelupaan..."gumam Bagas berjalan keluar ruangan mengejar Saka yang sudah agak jauh

"Kesempatan"gumam Andra lalu melepas cepat masker oksigen lalu berlari kencang menuju belakang sekolah

"Liciknya"gumam pria yang sejak tadi menonton tanpa di ketahui oleh siapapun.

Andra memanjat cepat tembok tinggi tersebut, lalu terjun dengan mulus sampai ke tanah.

"Ingatkan aku untuk merenovasi tembok tersebut... menambahkan aliran listrik di puncaknya"ucap pria tersebut

"Gue bebas"pekik Andra lalu pergi ke warung Bude Usy mengambil sepeda motornya

"Kemana ya?"ucap Andra berbicara sendiri setelah menghidupkan motornya

Suara smartphonenya mengganggu acara berpikirnya, saat di lihat. Ternyata teman satu gengnya yang menghubungi langsunglah Andra angkat.

"Apa?"

"....."

"Ayok... gue juga bosan nih... pengen mukul orang"

"....."

"OTW... kita nunggu waktunya di bascam aja..."

"....."

Andra menutup teleponnya dengan wajah sumringah, salah satu musuh gengnya mengajak tawuran nanti.

Andra memang memiliki teman lain selai Bagas dan Saka, tanpa Saka dan Bagas tahu tentunya. Bila mereka tahu, maka Andra akan di seret dan tidak di perbolehkan keluar dari kamar.

Bersama teman gengnya, maka Andra akan mengeluarkan semua kenakalannya. Tanpa di tutup tutupi tidak seperti ia bersama sahabatnya.

"YES... GUE TAWURAN"Teriaknya tanpa mengindahkan tatapan aneh para orang orang sekitar

"ANDRA"teriakan murka seseorang dari kejauhan membuat Andra membulatkan matanya

"Oow... kabur"gumam Andra segera menggas motornya

"ANDRA BERHENTI"teriak Saka sambil berlari mengejar Andra

Sedangkan Bagas hanya diam, lalu kembali ke arah gerbang sekolah.

"Nakal"gumam Bagas geram

Jangan lupa vote n coment...

Simpan di perpustakaan kalian ya😉...

AndraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang