🐣Kabor untuk ke sekian kalinya🐣

46.3K 4.2K 267
                                    

Bayi panda saat ini sedang duduk diam di atas ranjang pesakitan, menonton televisi yang menayangkan mahluk biru kecil yang tinggal di desa mungil ajaib.

Di sampingnya terdapat Daddy berbaring memeluk perut mungil miliknya, Daddy tertidur mungkin karena kelelahan.

Sedangkan duo datar pergi ke kantor masing masing, ada meeting penting serta berkas yang menggunung.

Netra coklat terang milik sang bayi masih terpaku ke arah televisi, sedangkan tangannya memasukkan kukis coklat kesukaannya ke dalam mulut mungil itu.

Di rasa tenggorokannya agak seret si bayi panda itu mengambil susu dalam botol dodot miliknya, menyedotnya rakus. Bibir cerry itu mengemut nipple silikon itu, sehingga pipinya yang telah kembali bersemu kemerahan bergerak lucu.

Dengan posisi yang masih duduk diam, sembari mata yang masih fokus. Hidung mungil itu masih terpasang dengan nassal kanula, namun tidak dengan infus.

Andra tadi mengamuk ingin di lepas infusnya, jika tidak ia akan mogok makan dan berbicara pada Daddy. Daddy hanya bisa menghela nafas lalu mengangguk.

Bisa mati berdiri dia kalau si bungsu tidak berbicara padanya, terlebih lagi mogok makan yang membuat lambung si mungil akan bermasalah.

Dua pasang mata yang sejak tadi melihat dari kamera yang terpasang di ruangan itu menggigit bibir, tidak tahan dengan pemandangan imut yang adik mereka lakukan. Dengan serentak menutup sambungan kamera masing masing, sungguh pemandangan yang membuat mereka ingin cepat pulang saja.

Sudah satu jam berlalu, film yang Andra lihat sudah selesai. Mata besar penuh binar itu menatap Daddy yang tertidur pulas, lama menatap raja Amazon itu membuat sebuah ide terlintas.

Dengan lembut dan hati hati Andra membuka lilitan tangan kekar milik pria tua itu, menurut Andra tua ya. Kalau menurut Author sih, mungkin cocok kalo di jadiin sugardaddy ahay🤣

Mungkin Daddy yang kelelahan membuat ia tanpa sadar melepaskan lilitan tangan miliknya di perut mungil sang putra. Daddy hanya melenguh sedikit dan kembali tertidur.

Bayi panda penuh lemak itu berjalan menuju jas Daddy yang bergantung di tempat khusus. Dengan piyama beruang putih serta pacifier yang masih di emut, bayi panda memakaikan jas kebesaran milik Daddy.

Ia tahu udara saat ini dingin di luar, jadi memakai jas milik Daddy tidak papalah.

Tangan mungil itu mengambil dompet milik Daddy, membuka benda persegi yang berisi entah berapa jumlahnya.

Mata mungil itu berbinar melihat uang pecahan $100 yang jumlahnya mungkin cukup.

Tangan mungil itu mengambil semua, berdiam diri sebentar sambil terus mengemut pacifier. Hingga otak cerdiknya mendapatkan sebuah ide untuk terlepas dari para bodyguard Daddynya itu.

Ia memang terlepas dari si raja Amazon tadi, namun puluhan mahluk Amazon menunggu di luar. Andra jadi herman, gak capek apa mereka nunggu di luar dengan posisi berdiri tegak. Andra yang lihat aja capek.

Andra menaiki ranjang pesakitan kembali, lalu meraih nassal kanula miliknya yang ia lepas tadi. Memasangkan pada hidung Daddy, dengan cepat ia melompat turun.

Sebelum raja Amazon sadar dengan benda di hidungnya lebih baik ia cepat bertindak.

Andra melepas dulu pacifier yang melekat di mulutnya, lalu memasang wajah khawatir dan air mata buaya miliknya. Dengan cepat membuka pintu, membuat para mahluk yang ada di luar menatapnya kebingungan.

"Ada apa Tuan muda kecil?"

Andra hampir saja memberikan mereka umpatan, kenapa sebutan untuknya agak tidak enak di dengar. Sudah Tuan, lalu muda dan kecil, Andra tahu ia tinggi dan tampan namun jangan terlalu memuja dirinya. 

"Kenapa Anda di luar Tuan muda?"

"Bukankah Anda sakit Tuan kecil?"

"Kenapa Andra menangis Tuan muda?"tanya salah satu dari sekian banyak bodyguard yang bertanya membuat tangis Andra semakin menjadi

"Hiks Daddy... huaaaaa... to-long Daddy"ucap Andra tersendat sendat karena menangis

Mendengar nama sang Tuan besar di sebut oleh Tuan mudanya membuat para prajurit raja Amazon itu panik. Karena panik mereka meninggalkan benda mungil itu sendiri, dengan wajah sumbringah berjalan menuju lift.

Meninggalkan puluhan bodyguard yang mungkin saja mati mengenaskan nantinya.

"Tu-tuan"pekik mereka melihat sang Tuan besar yang terbaring di ranjang pesakitan dengan nassal kanula di hidung mancungnya.

Mereka dengan cepat berlari mencari dokter yang sebenarnya hanya menekan tombol saja sudah datang. Sebagian lagi berusaha membangunkan sang Tuan besar.

"Tuan bangun"

"Tuan"

"Jangan tinggalkan Tuan kecil sendiri... dia masih kecil"

"Eh dimana Tuan kecil?"

"Ada apa dengan kalian semua?"suara serak Daddy bangkit duduk lalu menatap nassal kanula milik bungsunya yang ia pakai saat ini.

Daddy melepas benda itu dari hidungnya, masih bingung dengan situasi yang ada.

"Kenapa kalian semua terlihat panik?"tanya Daddy

Semua babu itu melongo bingung, bahkan dokter fajar yang baru datangpun ikut bingung.

Seperti tersadar dari kebingungannya Daddy mulai mengedarkan matanya ke segala arah, dimana bungsunya.

"SIALAN"teriak Daddy membuat para manusia di ruangan itu terkejut

Daddy mengacak rambutnya frustasi, mengumpat dalam hati betapa cerdiknya si bungsu dan betapa bodohnya anak buah yang ia punya.

"Dimana Andra?"tanya Daddy dingin membuat semua pria berbadan kekar itu langsung tersadar, tuan kecilnya sudah menipu mereka. Mereka memang melihat tubuh mungil itu terbalut oleh jas milik tuan besar mereka, namun mereka tidak curiga.

"DIMANA BUNGSUKU..."teriak Daddy murka

"CEPAT KALIAN CARI... ATAU KEPALA KALIAN BAYARANNYA"teriak Daddy membuat dokter fajar mundur teratur lalu pergi

Dengan cepat mereka berlari keluar, mencari sang Tuan muda yang mungkin masih belum jauh dari kawasan Rumah Sakit.

Daddy mengambil smartphonenya, lalu melihat dompet miliknya terbuka. Daddy membuka benda itu, lalu melihat uang cas miliknya raib tak tersisa. Daddy hanya menyeringai kejam, bungsunya mungkin sudah lama tidak di hukum rupanya.

Daddy lalu menelfon akan buahnya yang lain, menatap dingin luar jendela ruangan yang sedang hujan salju.

"Amankan bandara, jangan biarkan pesawat pergi barang satupun"ucap Daddy dingin

Selesai menelfon anak buahnya Daddy lalu menelfon dua anaknya, memberitahukan keduanya.

Setelah selesai Daddy dengan santai berjalan menuju lift, sambil memperhatikan benda pintar di tangannya. Tidak sulit mencari sang bungsu, karena semua pakaian, barang yang bungsunya pakai di pasang chip GPS.

Tidak hanya di barang milik sang bungsu, miliknya dan kedua anaknya pun terpasang benda itu.

Dan benda kecil itu memang sangat berguna untuk sekarang, mungkin nanti ia akan memasangkan benda itu di tubuh sang bungsu. Itu akan menyenangkan, ah ia tidak sabar menghukum sang bungsu.

Bahkan ia sudah lama tidak melihat darah, menikmati aromanya. Mungkin akan lebih manis bila itu milik sang bungsunya yang nakal itu.

Maaf lama ya...

Typo bertebaran guys...

Jangan lupa vote n coment sebanyak banyaknya... jangan berpikir kalau author gak baca komenan kalian ya... author baca kok... tapi gak balas... soalnya banyak banget...

Author suka ketawa lihat komenan kalian yang bervariasi🤣

AndraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang