🐣Dokter gadungan🐣(Revisi)

57.7K 4.8K 240
                                    

Dokter muda itu hanya bisa menggeleng gelengkan kepala, mau marah tapi takut kepalanya pergi dari tempatnya. Mau nyubit pipinya karena gemas takut dadanya bolong, jadi serba salah kan.

Fajar Bumi Pratama, dokter muda yang jenius itu mendekat ke arah pasien setianya. Tidak sampai semenit mendekat kepalanya serasa ingin meledak karena tangis menggelegar serta jambakan dari tangan mungil itu.

"Huaaaaaaa... gue bilang jangan hiks mendekat..."tangis pemuda imut itu dengan melengkungkan bibirnya ke bawah

Linang air mata menghiasi netra coklat madunya yang memerah, tidak lupa dengan hidung serta pipi yang memerah padam.

"Daddy hiks sama abang jaat...huaaaaa Andla ga mau ke sini hiks hiks huaaaaaa"tangis Andra dengan mulut terbuka serta tangan kiri yang masih menjambak rambut sang dokter

"Karna Baby nakal"ucap Arsen dingin dengan santai

"Andla hiks gak nakal hiks ... abang na nakal huaaaaaa"ucap Andra cadel dengan mata yang berlinang air mata

"Makan bakso pedas... bukankah itu nakal sayang"ucap Arka datar

"Kan enak hiks"ucap Andra polos

"Enak karena setelah ini kamu akan di suntik"ucap Daddy kejam

"Kan cuma makan satu mangkok aja Daddy"ucap Andra polos berhenti berbicara

"Kakak membeli itu dengan kepedasan level paling pedas... dan kamu hanya bilang satu mangkok saja"ucap Arka esmoci

"Walau hanya satu sendok saja itu akan memebahayakan lambung tuan muda... tuan"ucap dokter Fajar yang di balas tatapan sengit dari Andra

"Bacot lo... dasar Dokter Gadungan"umpatnya tanpa sadar membangunkan para bangsawan hutan amazon hingga meledak ledak, sejak tadi para bangsawan itu menahan hasrat mereka untuk memakan si bayi panda

"Mengumpat hmmm... suntik dia

"No no hiks hika huaaaaaaaa"tangis bayi panda itu semakin kencang, pipi mocinya bergerak seirama dengan gerak kepalanya yang menggeleng. Sangat empuk, halus dan berisi.

Bukan karena apa bayi panda itu memiliki penyakit magh yang parah, tidak lupa dengan imunnya yang sangat rentan.

Arsen dan Arka mendekat ke arah Andra, memengangkan tangan serta kaki agar tidak bisa ke mana mana. Dokter Fajar mencoba untuk memfokuskan pandangannya, minum air putih. Lalu lanjut untuk memeriksa bayi panda yang sialnya nakal itu.

"Huaaaaaaaa gak mau hiks hiks Andla gak mau..."baru saja Dokter muda itu meletakkan stetoskop di perut penuh lemak itu, Andra sudah menangis kejer saja.

"Huaaaaaaa... gak mau... pokoknya Andla musuhan sama kalian hiks hiks"tangis Andra yang tidak Daddy mau dengarkan

Bahkan sekarang dokter Fajar sudah mendekat dengan membawa suntikan berisi vitamin. Bagi Daddy itu hanyalah benda kecil namun untuk si bayi panda itu adalah sebuah bendera perang.

"No no... no Daddy hiks... jangan... ARRRKKKKKHHHHG DASAR DOKTER GADUNGAN"teriakan sarat akan umpatan langsung bocah moci itu keluarkan saat merasakan benda tajam itu menusuk kulit mulusnya

Umpatan yang membuat ketiga pria berpengaruh itu menarap tajam sang baby panda.

"Hiks... kita musuhan... Andla ngambek"ucap Andra lalu berbalik membelakangi empat pria itu. Tanpa takut dengan tatapan maut ketiga pria tampan itu.

***

"Baby"panggil Daddy kepada bayi panda yang sama sekali sang empu hiraukan

"Sayang..."

"Kelinci nakal"

"My catty"

"Kelinci manis"

Semua panggilan tidak anak itu hiraukan, walau demikian ia tetap diam di pangkuan sang Daddy. Menutup mata namun tidak tidur, malas untuk mendengarkan suara sialan para setan itu.

Daddy hanya menghela nafasnya pasrah, Arsen yang menyetir hanya bisa diam sama halnya dengan Arka yang mengintip dari balik kursi penumpang depan. Si bungsu mengeliat karena mengantuk, Daddy yang sangat peka dengan kebutuhan sang anak mengambil botol dot yang sudah di siapkan.

Dengan cepat bibir cerry bayi panda itu melahap rakus nipple silikon itu. Tidak lama waktu yang di perlukan untuk mereka menidurkan sang Baby. Setelah susu habis, sekarang berganti dengan pacifier yang disumpalkan ke mulut bayi panda itu.

Mereka tidak menuju mansion, melainkan bandara. Ini sudah terlalu lama mereka berada di Indonesia, saatnya pulang ke negara asal mereka. Andra hanya membuka matanya sebentar saat berada di bandara, karena mendengar suara bising dari para pengunjung bandara.

Banyak pasang mata yang memandang penasaran ke arah para pria yang berjalan tegap itu. Ketiga pria itu sangat tampan, sedangkan yang pria yang lebih tua gendong sangat imut bahkan ada yang seperti mencubit walau dari jauh.

Matanya tertutup, dengan hidung memerah. Tidak lupa pipi gembul berwarna pink alami itu bergoyang naik turun karena guncangan dari si pria yang menggendong sedang berjalan. Tak hanya itu, mulutnya masih aktif menyedot nyedot pacifier mahal itu.

"Hiks hiks ngahm ntuhmmm k hiks "keluhnya karena suara bising yang sontak membuat ketiga pria itu yang memang matanya setajam pisau walau sedang menatap biasa kini semakin tajam saja.

Semua orang yang sibuk berbisik bisik langsung bungkam, semua orang diam menunduk. Siapa yang tidak kenal dengan ketiga pria itu, orang yang sangat berpengaruh di dunia atas maupun bawah. Memiliki kekayaan yang membuat para wanita haus belaian serta harta merayap dan mengantri hanya untuk ditiduri semata.

Walau mereka dalam keadaan bergairah, mereka akan menuduri gadis perawan yang sudah di pilih dengan seksama sekaligus membunuh setelah puas. Itulah yang meraka sangat sukai, membunuh. Menusuk, mencabik, memotong dan memberi makan ternak mereka.

Namun sampai sekarang tidak ada yang bisa menaklukan para Raja serta pangeran Amazon itu, namun Andra bisa. Bukan dengan selangkangan namun dengan pipinya yang bulat menggemaskan.

***

Sedangkan di sebuah mansion megah, di kota yang sama terdapat beberapa orang yang sedang berbicara serius. Seorang dari antaranya adalah seorang pengacara, serta wali untuk pemuda bernama lengkap Abraham Andra Gilberd.

"Kenapa sampai kalian lengah"ucap pria yang selalu di panggil pak Raka itu

"Kami juga tidak tahu... saya hanya tahu bahwa ia pergi balapan diam diam"ucap Saka panjang

"Apa dia di culik"ucap pak Raka

"Mungkin tidak... sebelum Andra menghilang... ada seseorang yang menelfon saya.."ucap Bagas dingin

"Aku merindukan laporan kalian karena kenakalannya"ucap pak Raka sendu

"Hiks den Andra hiks"tangis Bi Kasih sejak tadi tidak bisa di berhentikan. Kasih sayang ibu untuk sang majikan sangat besar.

"Saya akan memperluas pencarian"ucap Pak Raka

Tidak sedikit detektif yang mencari bayi gembul namun besar itu, namun hasilnya nihil. Mereka semua hanya bisa menduga-duga bahwa yang menculik Andra bukan ingin harta pemuda itu, namun kalau bukan harta apa lagi yang penculik itu inginkan.

Jangan lupa Vote n Commen...

Siapa yg kangen sama Andra

AndraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang