🐣Rencana🐣

23.6K 2.5K 93
                                    

Tiga pasang kaki terus berlari ke arah sebuah mobil sport, dengan cepat mobil itu melaju dengan kecepatan maksimum. Dua orang di antaranya terus mendesak supir agar lebih cepat, sedangkan seorangnya lagi hanya menghela nafas saat melihat keadaan mereka yang tidak di ikuti.

Seorang pemuda mungil dengan tubuh gempal itu di pasangkan sebuah topeng silikon agar penyamaran mereka berhasil. Tidak lama mobil itu sampai di bandara, dengan cepat mereka masuk ke dalam jet pribadi yang sudah siap lepas landas sejak tadi.

Tanpa membuang waktu, benda buatan manusia yang bisa terbang itu pergi membawa ketiga pemuda. Sejenak ketiganya menghela nafas lega.

"Gila, gue cape banget"ucap pemuda berwajah tengil itu menghela nafas panjang lega

"Apalagi gue"ucap pemuda mungil itu

"Kalo kita gak mikirin lo, gak bakal kaya gini cil"ucap pemuda itu meminum air dingin yang sudah pramugari sediakan

"Walau sudah membuat rencana yang matang, kita tidak bisa menjamin Tuan Felix tidak bisa menemukanmu"ucap pemuda lainnya yang berwajah datar

"Lelah, mau turu dulu"ucap pemuda mungil itu

"Ye lo mah memang kegiatan rutin, ngebo melulu gimana gak bulat kaya buntal"ejek pemuda itu

"Dasar Sakasetan"umpat pemuda mungil itu yang di hadiahi kekehan dari Saka dan pelototan dari Bagas

Tanpa mau mendengar apa yang Saka katakan Bayi panda pergi ke alam mimpi dengan lengan bagas menjadi bantalan. Kedua pemuda itu terpaku saat mendengar suara dengkuran halus dari sela bibir semerah cerry tersebut.

Bibir mungil itu bergerak gerak seperti mencari sesuatu, seperti menyedot-nyedot. Iseng Saka memberikan jari telunjuknya di sela bibir itu yang sangat di sambut baik oleh sang empu namun dengan cepat di tepis oleh Bagas.

"Tidak steril"ucap Bagas dingin menatap sang sahabat yang saat ini menyengir tidak jelas.

Tangan kekar itu mengambil sebuat tas selempang besar yang penuh, tas bayi. Bagas memberikan kotak susu dan botol dot kepada Saka yang di terima oleh Saka dengan bingung.

"Buatkan Baby susu"ucap Bagas singkat yang di pahami oleh Saka, dengan cepat menuju sebuah dapur mini.

Tidak lama berselang, Saka kembali dengan sebotol susu. Bagas memberikan nippel silikon itu pada sela bibir mungil itu yg di sedot semangat oleh si empu.

"Sepertinya dia lelah"

"Hmmm"

Susu tersebut telah habis namun sedotan pada nipple silikon itu tetap kencang. Bagas mengambil pacifer warna biru dengan gambar awan awan mungil yang imut, lalu mengganti botol dot dengan pacifer tersebut.

Tubuh mungil nan bulat itu di angkat lalu di bawa ke sebuah kamar yang tidak besar namun tidaklah kecil. Bagas menyelimuti tubuh itu, sebelum keluar ia menyempatkan mengecup kening sempit itu dengan sayang.

Tatapan Saka yang jenaka berubah menjadi serius saat Bagas kembali. Keduanya terbenam kedalam tanggung jawab keduanya, kertas kertas seharga rumah mewah itu di tatap dengan serius oleh keduanya.

Perjalanan di isi oleh tidur panjang oleh bayi panda, entah apa yang pemuda imut itu impikan.

Bayi panda terbangun saat ia merasa perih pada perutnya, sepertinya lambung mungilnya butuh asupan. Kaki mungil berbalut kaos kaki kelinci itu berjalan menuju pintu, sambil berlari kecil ia menghampiri 2 pemuda yang saat ini tengah serius menatap kertas serta kacamata yang membuat keduanya seperti duda anak 1.

"Abang... lapar"rengeknya membuat Bagas dan Saka terlonjak terkejut

"Baby"gumam Bagas membawa bayi panda yang sudah berkaca kaca itu ke pangkuannya.

Dengan sekali lirik pramugari yang bekerja langsung mengerti akan kode yang tuan mereka berikan. Tanpa lama lama, makanan sehat yang di khususkan untuk bayi panda ada di depan mata.

"Makan"ucap Bagas memberikan sesendok penuh krim sup dengan jamur ke arah bibir yang melengkung kebawah itu. Dengan manja, Andra menyambut suapan itu.

Saka yang menatap itu hanya memutar bola matanya jengah, pada Bagas Andra akan menjadi Bayi panda yang lucu, manja dan menggemaskan. Namun saat berhadapan dengannya, Pemuda itu akan menjadi mirip sekali dengan anak monyet yang menjebalkan, suka KDPP (Kekerasan Dalam Pertemanan Persahabatan).

Selesai menghabiskan satu mangkok penuh krim sup, saat ini Andra kembali menutup mata. Kembali tertidur, perut aman mimpi berjalan.

Ketiganya sampai di sebuah pulau tepat tengah malam, dengan Andra yang di selimuti dengan selimut tebal. Ketiganya di sambut oleh 2 orang pemuda lainnya.

"Apa si tua itu aman?"tanya Saka pada dua orang itu

Bukannya apa Saka hanya takut, takut kepalanya di tebas oleh Felix. Lalu dagingnya akan digiling menjadi bola bola daging spaghetti.

"Tenang, anak buahnya juga anak buahku"ucap si pemuda dingin

Tangannya lalu mengambil tubuh gempal yang tenggelam dalam selimut tebal, kaki jenjangnya melangkah ke mobil yang telah menunggu sejak tadi menunggu.

Pulau itu adalah pulau pribadi yang terpencil, tempat persembunyian di saat mendesak seperti sekarang contohnya.

***

Di sisi lain, Daddy berusaha menghubungi kedua anaknya yang lain. Namun sejak tadi tidak ada yang membalas, membuat emosinya yang meletup letup semakin meledak.

Dimana kedua anaknya itu di saat ia membutuhkan keduanya, biasanya keduanya akan selalu aktif karena tahu bahwa adik bungsu mereka itu akan senantiasa membuat ulah. Namun sekarang, boro boro tahu di hubungi saja tidak bisa.

"Dasar dua setan"umpat Daddy melempar benda pintar itu yang ke sekian kalinya. Bima hanya bisa menutup mata, sudah 7 yang hancur yang bisa di hitung sedari tadi. Mungkin mereka akan merekomendasikan Tuannya agar membeli saham milik perusahaan benda elektronik paling penting itu nanti.

"Bima, apa ada kabar?"tanya Daddy

"Belum Tuan"

"Cepat temukan, atau kalian saya akan membuat lautan darah dengan darah kalian semua"ucap Daddy murka. Entah mengapa kekuasaannya tidak bisa menemukan si bungsu.

Anak buahnya bekerja seperti siput, ia ingin menyesal saja memberikan gaji yang besar untuk mereka.

Daddy mengambil satu benda pintar dengan logo apel itu lalu mencoba menghubungi salah satu anak buahnya yang ada di dunia bawah. Tatapannya yang awalnya penuh harap berubah seketika menjadi amarah saat mendengar hasil yang sama.

Typo bertebaran...

Jangan lupa vote dan komen guys...

Sorry belum bisa double up, tapi next time bakal double... author pamit sekitar 2 minggu dari sekarang buat gak up ya guys... author mau ujian semester... doain biar tuntas semua...

AndraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang