.・。.・゜✭・.・✫・゜・。.
Jadi, ini berawal dari sebuah candaan.
Diluc selalu tahu, sejak hari-hari saat mereka masih menjadi ksatria dalam pelatihan, kalau Jean menyukainya. Tatapan berbinar saat gadis pirang itu menyodorkan botol minum padanya, wajah yang memerah namun tetap berani menatap lurus matanya ketika gadis itu memuji teknik bertarungnya, membuat Diluc yakin kalau Jean menyukainya.
Diluc tidak bodoh, hanya saja ia tidak ingin melakukan sesuatu terhadap perasaan yang dimiliki Jean. Bahkan, ketika Diluc memutuskan untuk tidak berjalan di jalan yang sama dengan Jean, perlakuan wanita itu terhadapnya tetap tidak berubah. Hanya sedikit menjaga jarak, mungkin?
Apapun itu, Diluc tidak mempermasalahkannya, kecuali keberpihakannya pada knight of favonius (yang Diluc benci sepenuh hati), Jean adalah wanita yang baik dan Diluc merasa Jean pantas mendapatkan perlakuan yang baik juga, tidak terkecuali dari dirinya. Tentu saja tanpa bermaksud memanfaatkan perasaan wanita itu ataupun memberikan harapan-harapan kecil yang tidak berarti.
Terlebih lagi, Diluc suka menggoda Kaeya. Pria itu jelas tidak memiliki perasaan pada Jean, namun, semenjak Diluc keluar dari knight of favonius dan sering melayangkan kritik pedas dihadapan Jean, pria berambut biru itu menjadi sedikit protektif kepada atasannya.
Seperti malam ini.
Jean dan Kaeya, seperti biasa menyempatkan mampir ke bar milik Diluc sebelum akhirnya pulang ke kediaman mereka ataupun kembali bekerja. Reuni kecil-kecilan, katanya.
"Kesibukanmu tidak mengurangi kecantikanmu, tapi, pertimbangkan untuk libur beberapa hari. Kau terlihat lelah." Kata Diluc sambil menggeserkan segelas dandelion wine kehadapan Jean.
"Ah- terimakasih. Akan kupertimbangkan." Jean hanya tersenyum sekedarnya, tidak sadar pipinya sedikit memerah.
Diluc hanya tersenyum. Diluc tahu, mungkin semua orang di bar ini tahu, kalau Jean pasti akan memilih berkutat dengan pekerjaannya.
Baru saja Diluc hendak mengucapkan tanggapan dari jawaban Jean, terdengar dehaman Kaeya yang mengisyaratkan agar Diluc mengikutinya ke belakang bar.
.
.
.
."Kau pasti mau mengkritik Jean lagi kan?"
Inilah yang disukai Diluc. Kaeya sepertinya juga tahu akan perasaan Jean terhadap Diluc, dan mungkin mendukung yang terbaik untuk mereka berdua dalam diam, mengingat mereka bertiga sudah lama saling mengenal.
Tapi, semenjak Diluc menjadi sangat kritis terhadap setiap keputusanyang diambil Knight of Favonius, terlebih lagi ia langsung menyatakannya langsung didepan Jean, Kaeya menjadi sering curiga terhadap semua perkataan Diluc kepada Jean dan kerap memastikan Jean tidak tersinggung dalam menghadapi semua kata-kata Diluc.
Sama halnya seperti sekarang.
"Aku hanya menawarkan beberapa saran." Diluc menyilangkan tangan dihadapan dadanya. "Apa itu terdengar seperti kritikan?"
"Y-ya, tidak sih..." Kaeya kembali mengingat-ingat apa yang Diluc ucapkan di bar. "Aku tidak keberatan untuk mengurus surat pengasinganmu kalau kau mempermainkan petinggi kami."
"Hahaha, mana mungkin" Diluc hanya mentertawakan ucapan Kaeya. "Kalau aku diasingkan, nanti siapa yang akan membereskan hilicurl-hilicurl saat kau sedang jadwal kencan malam dengan biarawati berambut merah yang sering kau temui itu?"
Kaeya hanya tersenyum kesal. Dengan begitu, Diluc akan mendapatkan kesempatan seperti ini lainnya.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Day Off || Jealuc °• Genshin Impact
RomantizmGenshin impact oneshoot. •Typing error bertebaran •CloseFriend!Jean-Diluc-Kaeya •OOC •Mentioned!KaeRosa