37. Tiga Tujuh

76.7K 12.6K 1K
                                    

Setelah lama mencari Lionel lebih dari satu jam, akhirnya Ellgar dan rombongannya bertemu. Ternyata Lionel ada di luar gedung tua yang jaraknya jauh dari pusat kota. Dari tadi Ellgar mati-matian menahan emosinya, ia ingin segera memusnahkan musuh bancinya itu.

"Banci lo!" hina Ellgar lalu tersenyum sinis menatap rombongan Lionel berjumlah tujuh orang. "Nggak sanggup ngalahin gue, ya? Makanya nargetin adek gue?"

"Bacot!" balas Lionel menggebu-gebu.

Ellgar menoleh ketika mendengar suara deruman motor. Di sana ada Rival yang datang dengan gagah menggunakan Ducatinya, di belakangnya juga ada satu mobil yang diyakini sebagai bodyguard Rival.

Jaket jeans yang melekat di tubuh Rival, ditambah aksesoris rantai di celana cowok itu menambah kesan keren sekaligus garang. Rival langsung berbaur dengan Ellgar. Ia juga tadi memberi tahu kepada bodyguardnya untuk mengawasi dari dalam mobil saja.

"Ayolah, langsung aja war kita gengs," ujar Rival yang sudah ingin menghajar Lionel.

"Dia pake senjata," sahut Genta.

Mata Rival membelalak. "Banci lo!"

"Lo aja tepar ngelawan gue," ejek Lionel. Ia mengungkit kejadian di halte.

"Lah, lo empat orang preman bangkotan, gue sendirian. Udah keliatan kan siapa yang pengecut dari jumlah lawannya aja?" balas Rival sadis.

"Cahya masih di rumah Sasa?" tanya Ellgar dengan pelan.

"Nggak. Dia udah gue suruh pulang, dijagain sama bodyguard gue kok. Tenang aja."

Ellgar mengangguk. Ia percaya dengan Rival.

"Dia pake senjata apa?" tanya Rival penasaran.

"Piso." Genta yang menjawab.

"Halah, ayo gass aja. Gue nggak sabar buat ngasih dia bogem." Rival langsung maju menghadap Lionel.

Semuanya sedikit kaget melihat tindakan Rival lalu ikut berbaur. Ellgar membantu Rival untuk menghajar Lionel. Target utama kali ini memang Lionel karena dia tersangka yang menampar Cahya.

Begitu berhadapan dengan Lionel, Rival menjadi kesetanan. Dia terus membalas serangan yang tidak diduga-duga. Benar kata orang, bahayanya orang humoris adalah ketika mereka marah. Rival begitu bernafsu membantai Lionel, bahkan pisau yang ada di tangan Lionel kini beralih di tangan Rival. Ellgar yang melihat itu memilih untuk membantu yang lain. Ia yakin Rival sanggup melawan Lionel sendiri.

Pertempuran tidak dihindari. Dua kubu saling hebat. Curangnya, kubu Lionel memakai pisau sebagai senjata. Untungnya, pasukan Ellgar sangat handal menangani itu.

Lionel yang sudah terlihat kewalahan bertengkar dengan Rival. Melihat itu Rival tak kasihan sedikit pun. Ia akan membantai siapa saja yang menyakiti belahan jiwanya.

"Kenapa harus dia bangsat?!" umpat Rival lalu menendang perut Lionel hingga terkapar. Bahkan seketika Rival lupa, bahwa ia habis dari rumah sakit. Amarahnya kali ini menguasainya.

"Musuh lo cuman gue sama Ellgar! Bukan Cahya!"  Rival menghindar ketika Lionel ingin menendang wajahnya. "Lo nyakitin dia, sama aja nyakitin gue anjengg!" umpat Rival lalu kembali meninju wajah Lionel tanpa rasa ampun.

Tanpa diduga rombongan Lionel bertambah banyak, ada sekitar tujuh orang tambahan lagi, masing-masing bahkan membawa pisau! Ellgar menyuruh rombongannya untuk mundur sesaat. Sepertinya, ini sedikit berbahaya.

"RIVAL MUNDUR BANGSAT!" seru Ellgar ketika Rival masih saja fokus bertengkar dengan Lionel.

Begitu mendengar suara Ellgar yang menggelegar, Rival langsung mundur. Napas semua orang terengah-engah.

RIVAL (UP BAB BARU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang