51. Lima Satu

72.7K 11.5K 691
                                    

Happy reading ❤️
Jangan emosi baca part ini💓

Cahya langsung turun buru-buru dari lantai dua. Senang sekali melihat Rival datang. Sebelum membuka pintu, ia mengembuskan napasnya panjang lalu merapikan dandanannya. Tangannya bergerak membuka kunci pintu lalu ia keluar rumah.

Matanya berbinar ketika melihat Rival membelakanginya. Cowok itu memakai jaket kulit serta celana jeans, style andalannya.

"Ekhem ...."

Dehaman Cahya membuat Rival berbalik menghadapnya. "Hey ...," sapa Rival. "Sini omelin."

Cahya menggigit bibirnya, tak enak hati.
"Tapi kan lo nggak salah," cicitnya.

"Apa sih yang enggak buat lo? Gue kangen diomelin." Rival lalu mendekat ke arah Cahya.

"Habis lo ngomelin gue, baru gue bakal banting lo." Raut Rival berubah datar. Enak saja cewek ini.

"ENAK AJA!"

Rival tertawa ngakak. "Abang lo ke mana?"

"Emang kenapa?" tanya Cahya penasaran. Tidak biasanya Rival mencari Abangnya.

"Mau gue ajak main game lah."

"Game terus. Selingkuhan lo nggak manusiawi banget," celetuk Cahya kesal. Rival kadang tidak ingat waktu saat bermain game.

"Daripada gue selingkuh sama cewek? Kan mending sama game?"

Cahya memutar bola matanya malas. Selalu ada jawaban yang keluar dari mulut Rival.
"Dahlah terserah."

"Yok masuk!"

Rival ingin masuk tapi dilihat-lihat rumah tampak sepi, hanya terlihat beberapa satpam dan pembantu.

"Ortu lo ada?"

Cahya merespons dengan gelengan.

"Abang lo?"

"Nggak ada juga."

Rival menghela napasnya. "Di luar aja, nggak usah masuk." Nakal-nakal begini Rival tahu batasan. Ia juga tak ingin nantinya menjadi fitnah.

Cahya mendesis kesal. Matanya turun untuk melihat baju yang dipakainya. Baju pendek berwarna putih membuat lengannya kedinginan karena tidak tertutup kain.

"Ta-tapi gue kedinginan."

"Lagian ngapain pake baju pendek?!" sentak Rival. Malah Cahya yang jadi mengomeli Rival.

Cahya berdecak kesal. Rival tetaplah Rival, orang yang suka emosian. "Lo nggak ada niatan ngelepasin jaket buat gue?" lirih Cahya memelas.

"Ya enggak lah!" sinis Rival. "Lo kira ini drama Korea? Yang cowonya makein jaketnya romantis biar cewenya nggak kedinginan. Halu."

Rival sadar penuh bahwa ia tak seperti lelaki lain yang gampang mengekspresikan rasa sayangnya.

"Lagian lo juga ngapain pake baju pendek," ucap Rival menyudutkan.

"GUE UDAH BAD MOOD TAMBAH BAD MOOD LO KE SINI!" sentak Cahya kesal. "SANA PERGI HUSH! MALES GUE LIAT LO!"

Rival menutup telinganya dengan kedua tangannya. Suara Cahya terlalu cempreng itu mengganggu pendengarannya.

"Sana pergi! Alergi gue liat lo!"

Rival hanya diam tak membalas.

"Males banget! Bisa-bisanya gue punya cowok kaya lo!"

"Gini-gini, banyak yang antri Cay buat jadi pacar gue."

"LO MELET GUE KAN? NGAKU LO?!" sentak Cahya lagi. Siapa tahu kan? Semua kemungkinan bisa terjadi. Apalagi tingkah Rival itu seperti setan. Melihat tak ada respon dari Rival, Cahya memilih diam.

RIVAL (UP BAB BARU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang