3. Ikan Molly

134 35 9
                                    

Pagi ini seorang gadis dengan paras rupawan terbangun dari mimpi indahnya setelah sinar matahari masuk ke celah kamarnya. Dia adalah Lee Yuju.

Dengan perlahan ia merengganggkan otot-ototnya lalu menguap, "Hoaaammm, selamat pagi diriku tercinta !"

"Ah, sekarang hari libur. Untuk saja tidak lupa !" ujar Yuju santai, ia terbangun pukul 07.15 hari ini, atau lebih tepatnya ia akan terbangun seperti sekarang ini jika hari libur.

Dengan cepat Yuju melipat selimutnya dan merapikan kasur yang sebelumnya berserakan tak tentu arah, dengan senandung kecil kini Yuju berjalan keluar menuju kamar mandi.

*****

"Eomma ! Masak apa hari ini ?" seru Jian membuat Jieun mengusap dadanya sabar karena terkejut dengan suara Jian yang cukup memekik telinganya.

"Pancake kesukaanmu, lauk dan nasinya sudah ada dimeja." ujar Jieun membuat Jian langsung siap mengambil kursi kecil agar sampai untuk dirinya menata meja makan.

"Jian akan menatanya ya Eomma ?"

"Berhati-hatilah Jian !" seru Jieun khawatir.

"Eomma jangan khawatir !" balas Jian dengan ceria. Ia memang memiliki jiwa toleransi yang begitu tinggi sejak kecil, tentu karena Jieun lah yang mengajarinya.

"Hari ini kita akan kepasar kan Eomma ?" tanya Jian senang.

"Tentu, kita akan membeli beberapa bahan dapur yang sudah habis." jawab Jieun lembut.

"Eomma, emm...kalau Eomma tidak keberatan, apa Jian boleh meminta sesuatu ?" tanya Jian berhati-hati. Jieun sempat berfikir, ia belum pernah membelikan apapun untuk Jian selama ini, jika Jian meminta sesuatu, ia harus bisa membelikannya, tetapi uang miliknya sangat terbatas.

"Jian ingin apa ? Eonnie akan membelikannya untuk Jian," ujar Yuju yang mendengarkannya tadi saat baru saja keluar dari kamar mandi.

"Bolehkah Eonnie ?" tanya Jian dengan wajah berbinar, sambil melihat Yuju yang sibuk mengeringkan rambutnya dengan handuk.

"Yuju, simpan saja uangmu biar Eomma yang membelikannya," sahut Jieun yang merasa gagal karena tak bisa memenuhi dengan baik keinginan anak-anaknya sejak dulu.

Jian tertunduk, ia sepertinya harus mengurungkan niatnya kali ini. Ia tahu kondisi keuangan keluarganya tidak baik, mungkin ia hanya dapat berangan-angan saja.

"Aniya Eonnie, mari makan. Eomma membuat Pancake hari ini." ujar Jian senang, mencoba menutupi kesedihannya.

Yuju juga tahu bagaimana perasaan Jian, ia mengingat dulu waktu dirinya masih kecil dan memiliki banyak keinginan. Kali ini ia akan mencoba yang terbaik agar Jian juga bahagia, apapun keinginannya Yuju akan coba memenuhinya.

Setelah keluarga kecil tersebut menyelesaikan sarapan pagi, mereka berangkat dengan rapi menuju ke pasar. Yuju membawa satu ikat bunga yang sudah dipilih dan dipetik oleh Jieun baru saja, begitu juga dengan Jieun yang juga memegang satu ikat bunga. Mereka berdua tentunya tidak melupakan Jian sekarang sedang menggenggam satu tangan mereka yang menganggur, agar selalu aman.

Hanya pekerjaan ringan yang dilakukan oleh Jieun selama ini, dikarenakan ladang dibelakang rumah kosong dan menganggur, Jieun memilih untuk menanam bunga yang cocok dijual dipasar sehingga akan menghasilkan uang untuk menunjang kebutuhan keluarga.

Selain bunga, Jieun juga menanam buah dan sayur di ladang yang tersisa. Jika masa panen maka ia akan membawanya ke pasar untuk dijual, walaupun keuntungan yang diterima kecil, tapi setidaknya dengan uang tersebut, ia tidak terlalu memberatkan Yuju yang selama ini harus bekerja keras sendirian.

FOR US [GFRIEND FF by.wyohana406]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang