16. Hal lain

145 26 6
                                    


Keberadaan setiap orang memiliki arti tersendiri, memiliki ceritanya sendiri dan memiliki sebuah makna yang berarti bagi setiap kehidupan.

Satu hal yang perlu diingat,  manusia adalah Cerita. 

"Apa sebegitu sakitkah ?"

"Molla,  lukanya bisa terbuka kapanpun."

"Ah,  begitu. Baguslah, tak usah ikut !" ujar orang tersebut yang tidak lain adalah Eunha yang kini sedang berbicara pada Yuju, mengenai Yuju yang tidak mengikuti pelajaran Olahraga Bulutangkis.

"Kau sendiri,  kenapa tak ikut ?" tanya Yuju pada Eunha.

"Hanya malas,  kenapa kau sangat penasaran ?"

"Kau bahkan juga penasaran padaku. Kenapa ?" tanya Yuju balik, namun tak dibalas apapun oleh Eunha.

******

Sore harinya setelah kegiatan sekolah usai,  Yuju melangkahkan kakinya menuju ke halaman depan sekolah.  Ia menurut saja saat Ayahnya itu bersikeras mengajaknya tinggal dirumah Utama keluarga Kim.

"Ada apa sebenarnya ?" tanya Yuju dalam hati, ia masih menatap lurus Mobil yang hendak membawanya ke Rumah Keluarga Kim.

Nona,  Nyonya besar sudah menunggu dihalaman belakang,  Nona nanti akan diantarkan oleh Maid yang ada disana.

Kini setelah beberapa menit perjalanan akhirnya Yuju sampai pada kediaman Keluarga Kim yang sebenarnya juga merupakan bagian dari miliknya.

Yuju tak hentinya memandangi semua yang ia lalui, Yuju menatap semuanya itu dengan rasa kagum yang luar biasa.

"Heol,  Daebak !  Ini Rumah atau Istana  ?" tanya Yuju dalam hatinya.

"Yuju-ya !" panggil Suzy membuat Yuju tersentak kaget. Ia melihat bagaimana luasnya halaman belakang di kediaman keluarga ini,  terdapat banyak tumbuhan hijau  dan hamparan lahan yang luas,  belum lagi dengan Kolam Renang yang dibuat sangat Modern sehingga sangat memanjakan mata bagi para pengunjung yang datang.

"Eoh,  Eomma ? Apa sudah lama menunggu  ?" tanya Yuju pada Suzy.

"Ah,  tidak.  Eomma hanya menyiapkan beberapa makanan ini,  kau pasti menyukainya."

"Eomma,  ini makanan Favoritku semua.  Suzy Eomma memang yang terbaik  !" seru Yuju dengan bahagia sambil mengangkat kedua ibu jarinya.

"Ayo,  makanlah !" ujar Suzy tersenyum lembut pada Yuju, ia menatap Yuju dengan senyum lembutnya.

"Waa,  Eomma.  Ini sangat Lezat !" seru Yuju senang sambil mengunyah daging Sapi kualitas Premium yang kini ia nikmati.

Waktupun berjalan dengan cepat dimana kini hari sudah mulai malam,  Yuju terpaksa harus bermalam dirumah Ayahnya,  karena tidak mungkin baginya untuk pulang  sekarang ini.

Saat Yuju keluar dari Kamar Mandi tepat setelah ia membersihkan tubuhnya,  ia melihat saudaranya ada disana.  Murid dari Geng Pembuli yang kini telah menjadi bagian dari saudaranya.

"Oh Yuju-ya, aku menunggumu  !" ujarnya lembut walau terkesan tidak bernada.

"Yerin Eonnie ? Ada apa ?" tanya Yuju sambil mengusap-usap rambut panjangnya yang baru saja ia bersihkan tadi.

"Aniyaa,  kupikir aku harus kemari.  Hanya itu,  duduklah disini." ujar Yerin sambil menepuk bagian kosong didepannya.  Yerin mengambil handuk milik Yuju dan membantu mengeringkan rambut milik Yuju,  membuat Yuju kebingungan dibuatnya.

"Jangan takut padaku, aku sudah berjanji akan menjadi Eonnie yang baik untukmu." ujar Yerin pada Yuju.

"Ah-Gwenchana Eonnie,  a-aku hanya belum terbiasa saja. T-terima kasih." ujar Yuju gugup.

Tak terasa setelah berbincang dan berdekatan dengan Yerin,  membuat hati Yuju menghangat, ia benar-benar merasakan bagaimana memiliki seorang Kakak yang sangat menyayanginya, ia hanya berharap bahwa hal ini dapat bertahan lama.

Karena rasa lelah yang membuncah akhirnya Yuju memilih untuk beristirahat. Sayup-sayup ia mendengar ada seseorang masuk kekamarnya,  dia yang tidak lain adalah Sowon.

Yuju memutuskan unyuk berpura-pura tidur saja,  karena rasa kantuknya tiba-tiba hilang saat setelah Sowon naik keatas kasur miliknya.

Sowon tersenyum getir melihat keadaan Yuju,  ya walau ia dan saudaranya yang lain sudah tidak melakukan pembulian,  tetapi masih saja bagi Sinb dan Siswa lainnya.

Sowon tak bisa menghentikannya,  karena ia terus saja mendekam di Kelas dari awal hingga pelajaran berakhir,  ia benar-benar memiliki tekat yang kuat untuk menyelesaikan Ujian akhirnya dengan hasil yang memuaskan.

Sowon masih menatap nanar luka sayatan yang ada di lengan Yuju,  walau sudah beberapa hari,  tetapi luka itu cukup dalam,  sehingga meninggalkan bekas.

"Yuju-ya, Hwaiting !" ujar Sowon sambil mengusap surai Yuju dengan lembut.

"Kau tahu bagaimana rasanya menyayangi dengan kasih sayang palsu ? Heum,  aku berharap bisa menyayangi mereka dengan nyata. Seperti, aku menerimamu saat ini.  Dan aku benar-benar berkata jujur,  hiks.  A-aku menyayangi mereka untuk melindungi diriku,  hiks." isak Sowon kecil, ia takut jika membuat Yuju terbangun nantinya,  walau sebenarnya ia tahu berbicara dengan orang yang sudah tertidur itu tidak ada gunanya.


Sowon menatap Yuju dengan pandangan ang tak dapat diartikan lagi,  ia melakukan semua itu selama ini, karena ia juga merasakan betapa keras hidup yang ia jalani.

"Yuju-yaa,  lawanlah siapapun yang menghadangimu. Jangan biarkan mereka menyakitimu,  entah secara fisik maupun mental. Eonnie menyayangimu." ujar Sowon panjang lebar.

Kemudian Sowon menundukkan badannya sebentar dan meninggalkan kecupan singkat di dahi Yuju.

"Maafkan Eonnie,"



Tepat setelah Sowon keluar,  Yuju membuka matanya, ia tersenyum tenang.  "Aku benar-benar tahan jika saja mereka memiliki sifat itu, aku menerimanya walau kadang tidak mudah untuk dijalani."






*****



- F o r  Us -

Story by wohana406
Jumat,  18 Juni 2021




(maaf ceritanya kaya begini,  jadinya mau aku tamatin aja dengan segera.  Hiks)

FOR US [GFRIEND FF by.wyohana406]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang