Senyuman penuh semangat menghiasi wajah cantik Lani. Pagi-pagi sekali ia bangun dan menyiapkan sarapan paginya sekaligus bekal untuk ia makan siang nanti.
Ia menyisakan sedikit makanan untuk ibunya dan adiknya makan pagi ini.
Sekarang Salma sedang sibuk menyapu dan adiknya sedang mandi di kamar mandi yang hanya ada satu dirumah ini. Sedangkan dirinya bersiap-siap untuk segera berangkat ketempat kerjanya yang baru.
Selama bekerja menjadi salah satu staff selama sebulan Lani tak pernah menginjakkan kakinya ke perusahaan tempat menaungi Liam. Ia hanya menghabiskan waktunya dari pagi hingga malam di lokasi syuting saja.
Mengingat Liam membuat pikiran Lani teringat kejadian semalam. Pria itu menolongnya dari kejaran Bimo dan ia baru tahu bahwa minuman yang ia minum saat itu mengandung obat perangsang. Seperti itulah yang dikatakan Liam saat dirinya menceritakan kejadian sebelum tubuhnya terasa panas dan berkeringat.
.
"Kamu tidak apa-apa?" Tanya Liam saat melihat Lani yang sudah seperti cacing kepanasan.
Liam tahu kondisi perempuan disampingnya ini tidak dalam kondisi yang baik-baik saja. Perempuan ini butuh pertolongan agar obat perangsang didalam tubuhnya berhenti bereaksi.
Ia tak tahu harus melakukan apa selain membuat perempuan itu orgasme agar rasa panas pada tubuh Lani segera menghilang.
Perjalanan menuju rumah Lani membutuhkan waktu kurang lebih setengah jam lagi, jika Liam lihat waktu tempuh pada GPS di mobilnya. Ia sangat yakin dalam waktu itu Lani pasti akan sangat tersiksa.
Pria itu melihat-lihat kearah jalan raya. Sepertinya sebuah keajaiban ia melihat sebuah hotel yang lumayan mewah. Menurutnya.
Tanpa pikir panjang Liam mencari jalan untuk dapat menyeberang kearah hotel. Ia memarkirkan mobilnya di basemen hotel. Lalu menggunakan masker dan kacamata hitam saat keluar mobil agar identitasnya tak diketahui publik.
Selesai memesan satu kamar hotel, Liam kembali ke mobil untuk membawa Lani bersamanya.
"Saya tidak tahu harus melakukan apa. Tapi ini satu-satunya cara yang saya ketahui." Ujar Liam pada Lani yang tidak terlalu memperhatikannya.
"Kita harus cepat. Sebelum tubuh kamu menjadi lebih sakit lagi." Lanjut Liam setelah tak menerima tanggapan apapun dari wanita yang ada di mobilnya ini.
"Apapun, tolong saya tuan!"
Mendengar pertanda lampu hijau dari mulut perempuan itu, Liam langsung membuka pintu mobilnya yang tepat berada di samping wanita itu.
Digendongnya tubuh Lani untuk segera ia bawa menuju kamar pesanannya hanya untuk semalam.
Sesampainya di kamar yang ia pesan, Liam langsung membawa tubuh gadis itu ke toilet membuat Lani yang tak mengerti apa-apa hanya terdiam menuruti.
"Kamu lebih baik berendam di bathtub hingga rasa itu hilang!" Seru Liam pada Lani yang menatapnya kebingungan. Kemudian pria itu menyalakan air untuk mengisi bathub yang masih kosong. "Saya keluar," lanjutnya sebelum dia keluar dari kamar mandi dan menutup pintu itu.
Tak mau bertahan terlalu lama dengan siksaan pada tubuhnya akhirnya Lani pun menanggalkan semua kain yang melekat pada tubuhnya. Karena jika dia langsung memasuki bathtub dengan baju utuh maka Lani tidak akan memiliki baju lagi ketika keluar nanti.
Lani pun segera masuk ke dalam bathtub yang mulai terisi penuh. Dia harap ini semua segera berakhir.
Setelah setengah jam lebih berendam di air dingin akhirnya Lani keluar dari kamar mandi. Tadi dia pikir Liam akan segera meninggalkannya namun ternyata pria itu masih di sini. Pria itu tengah berbaring di atas kasur dengan mata yang terfokus pada ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Liam Si Bucin (END)
Fanfiction[LENGKAP di Karya Karsa, Dream Me, Fizzo] Liam Danugraha seorang aktor sekaligus penyanyi yang tengah populer di kalangan anak muda saat ini. Managerya yang bernama Dodit sebentar lagi akan menikah dan pria itu akan sangat sibuk mengurus pernikahann...