Sebelas

24.2K 2K 13
                                    

"Ini mas," kata Lani setelah selesai memindahkan makanan di dalam mangkuk dan menatanya di atas meja makan. Tidak lupa dia menyiapkan piring kosong untuk Liam.

Pria itu mulai mengambil nasi dan lauk dalam diam, tidak ada ucapan terima kasih atau yang lainnya untuk Lani. Sepertinya Liam sedang dalam suasana hati yang buruk setelah kejadian tadi atau mungkin karena kehadiran wanita itu. Lani tak tahu, mungkin saja karena keduanya.

"Kenapa tidak makan?" Tanya Liam ketika melihat Lani yang masih terdiam menatapnya menyantap makanan.

"Saya tunggu mas Liam selesai makan," jawab Lani dengan tatapan polos.

Sedangkan Liam menghela napasnya panjang sebelum mulai bersuara, "saya enggak minta di pandangi saat makan. Daripada kamu hanya duduk melihat saya makan, lebih baik kamu juga ikut makan."

Sebuah senyuman terukir di bibir Lani ketika mendengar perkataan bos-nya barusan. Dengan semangat yang berkobar Lani mengambil satu lagi piring untuknya lalu mengambil makanan untuk dirinya sendiri.

"Jika wanita itu datang lagi, usir saja!" Kata Liam setelah selesai dengan makanannya. Sedangkan makanan Lani masih tersisa sedikit, sebenarnya perempuan itu sudah cukup kenyang namun sayang jika makanan di piringnya jika tidak dia habiskan.

"Baik mas," balas Lani.

"Semua orang yang mengaku dekat dengan saya jangan mudah dipercaya, karena kejadian seperti itu sudah sering terjadi. Saya harap kamu tidak melupakannya." Liam menatap serius tepat di mata Lani yang masih mengunyah makanannya. Perempuan itu hanya memberikan anggukan sebagai jawaban dari perintah bos-nya.

Dari ekspresi wajah Liam, pria itu jelas tidak menyukai kehadiran wanita tadi, bahkan terkesan jijik. Lani pikir mungkin karena pria itu tidak menyukai wanita, dan mungkin ucapan Dodit waktu itu memang benar adanya. Liam itu penyuka sesama jenis alias gay.

Lani bergidik ngeri ketika memikirkannya, kenapa ada orang yang bisa menyukai sesama jenis? Itu terdengar sangat menjijikkan bagi Lani yang memiliki orientasi seksual yang masih normal.

Suara notifikasi pesan masuk menghentikan Lani dari pikiran bodohnya. Dia menatap pada Liam yang kini tengah mengambil ponsel di saku celana kemudian membaca pesan yang masuk di ponselnya.

"Setelah ini saya akan keluar karena ada urusan sebentar, mungkin kembali sore nanti. Siapkan makan malam sebelum jam enam sore!" Ujar Liam dengan terburu-buru.

"Baik mas," jawab Lani. Setelahnya Liam beranjak dari kursi makannya meninggalkan Lani yang merasa kekenyangan sehabis makan.

Namun di lain sisi Lani juga kebingungan melihat perubahan ekspresi Liam, pria itu tadinya terlihat begitu tenang. Tetapi setelah membaca pesan di ponselnya, Liam terlihat seperti menahan emosi. Entahlah Lani tidak tahu, dia hanya asal menerka saja.

.

Liam mengemudi mobilnya dengan kecepatan sedang, mulutnya sedari tadi tidak berhenti berbicara sepanjang perjalanan.

"Kumpulkan tim kreatif! Jangan lupa hubungi Siska untuk menghadiri rapat!" Perintah Liam pada orang di sebelah sana.

"Aku sudah mengumpulkan tim kreatif. Aku juga sudah menghubungi Siska, tetapi wanita itu belum mengangkat panggilan ku," balas Dodit. Orang yang sedari tadi berbicara dengan Liam.

"Sialan! Bagaimana bisa konsep foto bajingan itu mirip dengan milikku?" Maki Liam penuh emosi. Konsep foto yang telah timnya susun sedemikian rupa malah bocor dan di tiru oleh penyanyi lain.

"Aku menaruh curiga pada Siska, bisa jadi perempuan itu membocorkan konsep foto kita pada agensi Sean. Kemudian agensi yang menaungi pria itu menjiplaknya dan merilis terlebih dahulu di bandingkan kita."

Liam Si Bucin (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang