08;

168 24 3
                                    


Pipi chubby , kulit putih (re: pucat)

Wajah pucat Moonbyul adalah hal pertama yang Yongsun dapati begitu keluar dari kamar mandi ruang tamu. Mata coklat gadis berpipi bulat itu dipenuhi tanda tanya.

"Muntah, lagi?"

"Hng," balas Yongsun seadanya. Masuk angin memang tidak pernah menyenangkan. Salahkan kolega Moonbyul yang mengadakan rentetan pesta berturut-turut untuk merayakan suksesnya project kasus mereka. Menyebabkan Yongsun harus pasang badan setiap malam menemani Moonbyul pergi ke acara itu.

"Haish, hentikan wajah seolah aku mau mati itu, Moon Byuli." Yongsun berdecak, kemudian berjalan menghampiri meja kopi. Mengambil cangkir teh hangat buatan Moonbyul lalu meneguknya.

"Tapi aku khawatir loh kak. Ini udah lima hari setelah deretan pesta itu. Masa belum sembuh juga."

"Semua butuh waktu, Byul."

"Yong, ayo ke rumah sakit. Aku benar khawatir."

"Ck, aku-"

Kalimat penolakan Yongsun tidak jadi keluar, sebab sang dominan sudah memasang wajah kesal. Ia pun menghela napas, "baiklah-baiklah. Tapi pastikan aku tidak mencium bau rumah sakit. Mual rasanya."

***

Tahu hal apa yang paling mengejutkan Moonbyul?

Yongsun yang muntah bahkan hanya dengan melihat bangunan rumah sakit. Membuat mereka kelabakan mencari toilet.

"Sekarang, masih berpikir aku kekanakan karena tidak mau ke rumah sakit?" ujar Yongsun serak. Ia lelah muntah-muntah terus sedari lima menit lalu. Suara keran air berhenti, kini Moonbyul dilanda rasa bersalah.

"Hoek," lagi-lagi Yonsgun mengeluarkan isi perutnya. Moonbyul dengan sabar mengurut tengkuk sang kekasih. Memijat pelan bahunya.

"Baiklah, kita panggilkan dokter keluarga Moon aja."

***

"Anda hamil."

Hening.

"HAH?!" serempak Byul dan Yongsun berteriak. Ya kali tidak terkejut. Mereka kan sama-sama wanita, bagaimana caranya coba?

"Aku tidak sedang bercanda, Moon. Istrimu punya janin dalam perutnya. Selamat, ya."

"Tapi Won, kami, kau tau, kan tidak bisa-"

"Tidak bisa apanya? Bukankah beberapa bulan lalu kalian pergi ke dokter untuk proses bayi tabung?"

Hening, kedua kalinya.

Entah siapa yang pikun, yang jelas sekarang Yongsun sudah menepuk kepalanya. Bisa-bisanya mereka melupakan hal itu.

"Baiklah, aku pergi dulu. Nanti aku kirimkan resep dan beberapa tips untuk ibu hamil."

Dokter bermarga Jeon itu keluar, tapi beberapa detik kemudian masuk lagi. "Dan, oh, dia sudah ada hampir 3 minggu di sana. Jadi tolong lakukan kontrol ke dokter. Oke? Bye!"

Pintu tertutup, mengheningkan suasana antara sepasang kekasih sah itu. Mendadak Moonbyul tertawa. Betapa teledornya calon orang tua ini.

"Maafkan mami ya little moon. Kami lupa sedang menciptakanmu."

Ttak!

"Makanya, jangan bercanda waktu narik aku masuk ke dokter kandungan."

"Ih, kdrt. Tapikan aku nggak bakal ngira kalau beneran bisa kak."

"Ck, sudahlah. Little moon sedang bad mood kepada maminya. Pergi sana."

"Astaga Yong, tega sekali. Aku masih mau berbicara dengan baby."

"Ini masih janin bodoh. Sudah sana, aku mendadak mual mencium aromamu." Yongsun mendorong-dorong Moonbyul keluar dari kamar. Berakhir dengan sang dominan yang mengetuk-ngetuk pintu dengan mengenaskan dari luar.

"Hhh, welcome baby. We are waiting for you. Tumbuhlah dengan baik. Eomma dan mami akan menjagamu."

Senyum semanis madu terpatri di bibir Yongsun. Tangannya mengelus pelan perut yang masih datar itu. Seolah memberi sambutan pada bayinya.

"Hey, Yong. Little moon, selamat datang, mami mencintaimu juga."

Meski berbicara dibalik pintu, perasaan hangat yang Moonbyul bawa sampai ke hati Yongsun. Keduanya sama-sama tersenyum. Sebuah berkah datang dari sang pencipta, tentu saja mereka merasa bahagia.

"Aku mencintaimu juga Nyonya Moon. Moon Yongsun. Sekarang buka pintunya, tidak perlu merasa malu kalau kau ingin berceloteh ria kepada perutmu."

Setelahnya suara tawa membahana Moonbyul terdengar. Yongsun kadang kesal karena hal ini. Moonbyul itu selalu benar memprediksi apa isi otak Yongsun.

"Hm, aku juga mencintaimu."

Namun yah, namanya juga cinta, mana mungkin Yongsun tidak membuka pintu lalu menghambur ke pelukan Moonbyul?

"Eh, jadi kebayang sebulat apa jadinya pipimu nanti, Kak."

OMG, Yongsun tarik kembali perkataannya. Moonbyul memang sangat menyebalkan!

next

"Bentuk Cinta" [MoonSun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang