Apa itu karena Wajah Flatmu?
Beberapa hari ini, Moonbyul tidak seperti biasa. Moonbyul seharusnya akan selalu merasa kesal, marah dan berbagai emosi lain yang tidak ingin ia akui tiap kali berinteraksi dengan kakak kelas itu. Khususnya tiap kali melihat tingkah yang tidak sesuai dengan usianya.
Lagipula, bagaimana ia bisa merasakan marah atau kesal, saat kakak kelas itu tidak masuk seminggu ini. Helaan napas berisi kekesalan lepas lewat bibir Moonbyul. Kepalanya ia jedukkan ke atas meja. Merutuki kebodohannya.
"Eeeh? Beneran? Ini loh udah waktunya UN. Besok senin malah UN, masa Kak Yong bisa pindah?"
"Nah, iya, tapi liat sendiri. Kak Yong udah nggak masuk sekolah dari senin lalu. Rumornya juga bilang kalau dia pindah sekolah. Jadi aku percaya aja."
Percakapan itu membuat Moonbyul semakin ingin menjedukkan lagi kepalanya. Sudah merasa bersalah karena membuat Yongsun menangis, ditambah lagi membuat Yongsun tidak masuk sekolah.
"ARGH!"
Seluruh mata menatap bingung pada gadis yang paling jarang memperlihatkan ekspresi, kini malah bernapas tergesa penuh emosi.
"B-byul? Kamu kenapa?"
"..."
Moonbyul tidak menjawab, tapi auranya terasa sangat suram. Dengan langkah penuh energi gelap, gadis itu keluar kelas bahkan sebelum jam sekolah selesai.
"Dia ke rumah Kak Yong?"
"Huh? Mwolla. Bukan urusanku."
Salah juga sih siswi yang bertanya itu, SinB tidak ada bedanya dengan Moonbyul. Sama-sama datar dan tidak peduli bila bukan urusannya.
---
Ke rumah Yongsun?
Tentu tidak. Moonbyul keluar dari sekolah dengan sembunyi-sembunyi adalah untuk menghilangkan suara-suara tentang Yongsun yang tidak masuk kelas.
Mana mau Moonbyul membuat alfa absennya bila hanya untuk pergi ke rumah kakak kelas itu. Cih, jangan harap!
Memangnya Yongsun siapa?
Bagi Moonbyul, tingkah Yongsun kali ini sangat berlebihan. Oke, Moonbyul mungkin salah telah dengan tega membuat dia sakit hati, tapi bukan berarti bisa dengan seenaknya tidak masuk sekolah dan membuat Moonbyul seolah jadi orang jahat.
"Aku melakukannya untuk kebaikannya sendiri! Bila tidak ingin dikritik, jangan bertingkah seperti itu!"
Keluhan Moonbyul bergema di udara sore, bersahutan dengan burung-burung di pohon. Desisan daun juga menambah rasa sepi di taman kompleks ini. Susu kotak di tangan Moonbyul ia biarkan menggantung, tanpa berniat ia masukkan ke perut.
"..."
Moonbyul menunduk, baiklah ia bohong. Ia sangat khawatir sekarang. Ia takut Yongsun melakukan hal-hal yang merusak diri sendiri. Ia cemas, bagaimana kabar gadis itu setelah tidak membombardirnya dengan chat selama seminggu?
Apakah gadis itu baik-baik saja?
Apakah ia tetap bernapsu makan?
Apakah ia menangis semalaman?
Semua pertanyaan itu ada dalam benak Moonbyul, tapi ia tidak mau menunjukkannya. Sifat tsundere Moonbyul lebih mendominasi.
Sejak lama juga ia sudah diberi cap sebagai gadis dengan sikap datar dan dingin, sehingga ia lebih sering berlaku seperti ini. Sering mendapatkan kesalahpahaman dari banyak orang, bahkan sekarang Yongsun.
"Ah, mwolla. Lupakan saja! Aku tidak mau pergi ke sana."
Rumah Yongsun tinggal beberapa langkah saja padahal. Yap, Moonbyul berjalan ke taman kompleks tempat Yongsun tinggal. Namun tidak berani mendekati rumah itu.
Moonbyul sudah akan beranjak setelah memikirkan matang-matang pilihannya. Namun sebuah panggilan membekukannya.
"Byul? Ngapain disini?"
"..."
"..."
Tsshh!
Ctar!!
"Aish, hujan. Ayo, berteduh!" pekik Yongsun sembari menarik tangan dingin Moonbyul dengan keras. Mereka berlari sampai teras rumah Yongsun.
"Hahh, Hah, Hah."
Melihat Yongsun ngos-ngosan begitu mereka berhenti berlari, pandangan Moonbyul terpana. Lihat bagaimana gadis bermata coklat ini tetap tampak bersinar meski sudah dibasahi hujan?
Rambut berantakan, kaki dan lengan berbekas tanah.
"Wae? Ada apa dengan wajahmu itu?'
"Hah?"
"Itu, biasanya wajahmu tidak pernah memerah. Tapi lihat, kau bahkan tersenyum."
Seketika Moonbyul sadar, bibirnya mengulas senyum tanpa ia sadar. Detik berikutnya, senyum itu kembali tersimpan. Yongsun sudah biasa melihat Moonbyul yang datar, jadi saat ia melihat Moonbyul tersenyum, ia sangat kaget sekaligus berdebar.
"Apa aku tidak boleh tersenyum?'
"Ani, hanya saja.."
"???"
"Hanya saja," kepala Yongsun menunduk. Ia menutupi wajah memerahnya.
"Hanya saja itu terlalu indah, jantungku tidak kuat."
"..."
Kini Moonbyul yang terdiam.
"Yongsun Kim, kau tahu kalau orang bisa menyerangmu hanya dengan tingkah imutmu?"
"Eh?"
"Ayo masuk."
"T-tunggu, apa? Byul! Yak! Jangan tarik tanganku! Yak, Byul! Byul!"
next

KAMU SEDANG MEMBACA
"Bentuk Cinta" [MoonSun]
FanfictionPernah bertanya apa bentuk cinta? Mungkin hanya Moonbyul yang pernah memikirkan hal random seperti itu sejak pertama kali bertabrakan dengan kakak kelasnya. Manik bulat memancarkan warna cerah yang belum pernah Moonbyul lihat pada mata siapapun. Ora...