04;

212 39 1
                                    

Pernahkah Kau Bertanya Seperti apa Bentuk Air Tanpa Wadah?

"Eonnie, good meowning!"

Sapaan Seulgi mengalihkan perhatian Yongsun dan Irene yang sedang berjalan berdampingan. Yongsun ternyata sedari seminggu lalu tidak masuk karena ayah dari gadis itu memiliki acara sangat penting dan Yongsun dibawa. Untung Yongsun sudah bisa masuk tepat di hari UN dilaksanakan. Begitulah akhirnya rumor Yongsun yang pindah, berakhir menjadi berita hoax semata.

"Oh, hai Seulgi. Eh, ada Moonbyul juga. Annyeong kalian berdua."

Irene membalikkan badan, begitu pun Yongsun. Kini keempat gadis remaja itu saling tatap. Berhenti di lorong kelas yang segera akan menjadi mantan kelas Yongsun dan Irene. Meinggalkan banyak kenangan masa remaja.

"Kak Irene, aku punya sesuatu yang harus aku beritahu. Ayo, ayo!"

"Eh? Apa itu?"

"Ayo,ikutt." Seulgi menarik tangan Irene dengan lembut, seperti seorang pangeran memperlakukan putri. Kedua insan itu bergerak menjauh. Sebelum benar-benar menghilang di balik lorong, Seulgi mengedipkan sebelah mata ke arah Moonbyul.

"Good luck, bro!" bibirnya bergerak mengatakan hal tersebut tanpa suara. Moonbyul mengangguk kaku. Ini pertama kalinya ia akan mengajak sosok Yongsun keluar bersama. Biasanya Yongsun yang memaksa-maksa Moonbyul untuk berjalan-jalan bersama.

"E-eum, Kak."

"Ya?"

"I-itu, kakak ada waktu nggak sabtu sore?"

"Hm, aku sepertinya harus belajar untuk tes sbmptn beberapa minggu kedepan. Kenapa memangnya? Kau perlu bantuan?"

Sikap Yongsun tampak sangat biasa, padahal beberapa hari lalu gadis ini yang mengakui perasaannya lebih dahulu. Moonbyul jadi merasa mungkin saja ucapan yang kemarin itu hanya sekedar candaan Yongsun semata. Tangan yang tadi menggenggam dua buah tiket, perlahan turun kembali.

Moonbyul memasukkan tangan ke dalam jaketnya. Menyembunyikan kertas tersebut.

"Oke deh. nggak kok, nggak ada apa-apa cuman kepo aja."

Raut Moonbyul tidak bisa tidak memperlihatkan rasa kecewa karena ternyata Yongsun sibuk dan tidak peka sama sekali.

Yongsun terkekeh manis, mengeluarkan aura kekanakan yang khas. "W~aaaeee? Waee~?? Byullie ingin mengajakku kencan yaaa, hihihi."

Tangan si gadis yang lebih pendek mengamit lengan Moonbyul dengan erat. Mengayun-ayunkannya. Membuat si bintang memerah karena malu, tapi ia mau. Tingkah Yongsun yang begini, siapa yang bisa menolak? Tentu bukan Byul.

"Ugh, iya eonnie. Byul mu ini ingin mengajakmu dating ke konser mamamoo. Katanya keempat personel mereka sedang merayakan konser musim panas. Bagaimana?"

"Kekeke," tawa kecil Yongsun keluar bersamaan dengan pipi yang bersemu. Namun kini ia tidak ragu untuk memperlihatkan semua itu kepada Moonbyul. "Baiklah, sejarah bisa dipelajari nanti. Membuat sejarah denganmu, itu jauh lebih penting."

Oh?

Tunggu, sejak kapan kakak kelas kita yang sering bertingkah seperti anak SD ini bisa menggombal?

Ia membuat Moonbyul terkesima, lagi-lagi luluh karena rayuan Yongsun. "Yong, aku benar-benar bisa menciummu sekarang bila kau bertingkah seperti itu."

Wajah dingin Moonbyul sudah sangat merah bahkan sampai ke telinga. Terlihat lucu, terlebih karena tubuhnya sedang disandari oleh gadis cantik yang sebentar lagi akan menjadi wanita dewasa.

"Kalau begitu, lakukan."

Mereka bertatapan sangat dalam. Moonbyul sadar ini masih lingkungan sekolah. Jadi ia menahan hasrat ingin menempeli ranum Yongsun yang memerah itu. Ia ganti dengan kecupan singkat di pipi kakak kelasnya.

"Kalau kau ingin yang lebih, pastikan sudah siap di rumahmu jam 5 sore, sabtu ini. Aku jemput."

"Baiklah," ujar Yongsun lalu membalas mengecup pipi Moonbyul. Lalu menggandeng si bintang itu berjalan keluar dari perpustakaan. Sepanjang lorong kembali bersenandung dengan riang. Namun kali ini, tidak ada yang berbisik-bisik mencela. Sebab ada sosok beraura mematikan yang bisa melenyapkan mereka dalam sekejap sedang berada di sebelah Yongsun.

"Byul! Byul! Aku punya pertanyaan."

"Hm, apa itu?"

"Kau pernah bertanya tidak bentuk air kalau nggak ada wadahnya?"

Kening Moonbyul mengerut, heran akan pertanyaan random kakak kelasnya ini. Mereka sudah berada di parkiran gedung sekolah. Sudah jam pulang, sehingga banyak yang berjalan di sekitar mereka. Kepala Yongsun terangkat agar bisa menatap dengan jelas wajah indah Moonbyul.

"Tidak, aku tidak segabut itu. Tapi emangnya kenapa?"

"Hanya bertanya saja, soalnya-"

Moonbyul menunggu dengan sabar sampai Yongsun masuk ke dalam mobilnya.

"Aku penasaran bentuk cinta itu seperti apa."

"Hah?"

"Aku penasaran bentuk air tanpa wadah, sama seperti aku penasaran apa bentuk cinta. Kau bisa jawab tidak?"

Moonbyul masih diam, tangannya yang bergerak mengendalikan setir mobil. Baru kali ini ada seseorang yang mempertanyakan bentuk cinta. Membuat Moonbyul yang malas berpikir terlalu rumit, jadi berpikir keras.

"Ugh, lupakan saja Byul. Mari pulang. Eonniemu ini akan memasakkan makan malam, eottae?"

"Call!"

Lalu kedua insan itu pulang dengan selamat dan damai. Dengan Byul yang berpikir keras.

Next!

"Bentuk Cinta" [MoonSun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang