21 Januari 2089
"Selamat ulang tahun, kami ucapkan~"
Hari ini ulang tahun Koko yang ke-6. Keluarga besar mereka berkumpul mengelilingi Koko yang senang dengan pesta ulang tahun ini. Bagaimana tidak? Ulang tahun ini bertemakan kereta api, dan Koko sangat suka kereta api.
Satu per satu para tamu memberikan kado untuk Koko. Hanya kakeknya, Turangga Argo yang tidak ikut berbaris memberikan kado.
Setelah pesta selesai, Koko asyik membuka satu per satu kado yang diberikan oleh para tamu. Hadiah-hadiah yang ia terima sudah membuatnya senang. Ketika masih asyik membuka satu per satu kado, kakeknya duduk di sebelah Koko seraya memberikan sebuah pluit. "Koko, ini hadiah dari kakek. Ini memang tidak seberapa, tapi pluit ini sangat berguna nanti," terang sang kakek. Koko yang masih kecil tidak mengerti apa maksudnya, tetapi ia tetap senang menerima hadiah dari sang kakek.
**********
30 September 2105
Museum Ambarawa tampak lenggang, tak banyak wisatawan yang datang hari ini. Apalagi semenjak surat ancaman dari ARS yang membuat masyarakat resah, membuat wisatawan enggan untuk ke Museum Ambarawa. Walaupun begitu, kegaduhan terdengar di salah satu ruangan stasiun sejak pagi hari.
Ternyata, Koko dan Lilo tampak sedang mencari sesuatu di bekas ruangan kerja kakek Koko. "Aduh, Ko, harus nyari di mana lagi nih? Udah lebih dari 5 jam kita nyari tapi gak ketemu," keluh Lilo. Koko tak menggubris keluhan sahabatnya itu. Ia terus mencari dan mencari pluit yang dulu diberikan oleh kakeknya.
Koko melihat foto sang kakek di meja kerjanya. Dia memandang foto tersebut cukup lama. 'Kenapa kakek pergi begitu cepat? Sekarang perkeretaapian kita dalam bahaya, kek' batin Koko. Ia mengambil foto tersebut, namun tiba-tiba terdengar suara gemerincing di lantai. Koko melihat ke bawah, dan ia menemukan tabung besi tergeletak di depan meja kerja kakeknya.
"Lilo! Liat deh, aku menemukan sesuatu!" teriak Koko. Lilo yang masih mengorek lemari menoleh ke arahnya, dan raut mukanya tampak sebal. "Nemuin juga akhirnya, capek banget nih," keluhnya seraya merebahkan diri di lantai. Koko hanya tertawa melihat tingkah sahabatnya itu. "Jadi, apa yang kamu temuin?" tanya Lilo. Koko menunjukkan tabung besi yang ia temukan tadi.
"........."
"Ko, itu cuman tabung besi tua," kata Lilo. "Eh, bukan begitu," sergah Koko, "Tunggu sampai aku membuka isinya." Koko membuka tabung besi tersebut. Ia mengeluarkan sesuatu dari tabung tersebut. Dari dalam tabung tersebut keluar sebuah pluit kondektur. "Ko, jadi ini pluit yang dapat membantu kita?" tanya Lilo penasaran. Koko mengangguk, "Kita berhasil menemukan dua alat untuk membantu kita, tongkat eblek untuk semboyan 40, dan pluit ini untuk semboyan 41." Lilo semakin bingung akan penjelasan sahabatnya tersebut, "Bisa kau perjelas lagi?" tanyanya. Koko berpikir sejenak, "Baik, aku jelaskan sedikit. Aku mengingatnya dari catatan kakekku."
**********
"Koko, jika kamu membaca catatan ini, berarti kakek sudah tiada. Kakek hanya memberikan catatan ini kepada kamu, karena hanya kamu yang bisa menolong perkeretaapian Indonesia. Jadi, 10 tahun dari sekarang akan ada komplotan anti pemerintah yang ingin menghapus perkeretaapian kita. Mereka membuat mesin waktu untuk kembali ke masa lalu, dan menghentikan proses pembangunan perkeretaapian Indonesia. Tak perlu takut, kakek sudah menyiapkan mesin waktu juga. Kakek merahasiakan ini dari ISR, hanya Gumarang yang tahu. Tapi, untuk menyembunyikan ini dari para komplotan tersebut, kakek sudah menyembunyikannya di dimensi lain. Untuk memunculkannya kembali, kakek telah menyiapkan kuncinya: Tongkat Eblek dan Pluit Kondektur. Cara memunculkannya kembali? Kau pernah memberangkatkan kereta api, kan? Coba saja hehehe'
KAMU SEDANG MEMBACA
Stasiun Waktu
Science FictionSejarah diubah, akankah kita ikut berubah? 28 September 2105 Perayaan HUT ke-160 Indonesian State Railway diperingati dengan suasana mencekam. Kemunculan ARS(Anti-Railway State) yang mengirimkan surat ke Dirut ISR bahwa mereka akan merubah sejarah p...